PROSES
DAN ORGANISASI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
Proses perencanaan dan
pengembangan produk dari produk yang berlainan akan cenderung berbeda sesuai
dengan jenis dan tingkat kompleksitas produk. Tiap proses perencanaan dan
perancangan diperlukan diperlukan sifat yang sistematis karena perencanaan
proses yang sistematis menjadikan proses itu menjadi mudah diikuti dan
dipantau. Untuk melaksanakan proses perencanaan dan pengembangan produk ini
diperlukan pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian perencanaan dan
pengembangan produk menjadi sangat penting terutama jika kondisi sumber daya
perusahaan terbatas dan waktu pengembangan yang singkat. Perencanaan dan
pengembangan produk mempunyai sifat yang multidisipliner, waktu terbatas, dan
multikompleks.
Proses Generik
Pengembangan Produk
Proses adalah urutan dari
langkah-langkah transformasi sebuah input menjadi output. Proses pengembangan
produk menjadi strategi bagi perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya. Proses pengembangan produk yang rasional harus memperhatikan hal-hal
berikut ini :
1.
Menetapkan sasaran dan rintangan perusahaan.
2.
Mengenal pasar dan pelanggan yaitu mendefinisikan apa dan bagaimana membentuk
“produk total”
3.
Memperhatikan aspek mutu di dalam memperhatikan kepuasan pelanggan.
Menurut Ulrich dan Eppinger, ada
beberapa alasan perlunya proses pengembangan produk yang baik, antara lain :
1.
Jaminan Kualitas
Proses pengembangan produk
menjelaskan tahapan yang akan dilalui dan melakukan check point selama periode
pengembangan tersebut. Pengawasan yang dilakukan terhadap proses pengembangan
produk diharapkan kualitas produk yang dihasilkan terjamin.
2. Koordinasi
Proses pengembangan dapat berlaku
sebagai masterplan yang menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana tim kecil dapat
memberi masukan terhadap usaha pengembangan ini.
3.
Rencana
Dalam proses pengembangan terdapat
hubungan antar aktivitas selama proses pengembangan berlangsung, termasuk waktu
yang diperlukan tiap aktivitas. Sehingga, dapat diketahui jadwal untuk semua
kegiatan, kapan dimulai dan berakhirnya suatu kegiatan pengembangan produk.
4.
Manajemen
Proses pengembangan produk merupakan
perbandingan keunggulan (benchmarking) terhadap produk sejenis dari perusahaan
lain. Dengan melakukan perbandingan ini, pihak manajemen dapat mengetahui letak
permasalahannya.
5. Improvisasi
Sistem dokumentasi yang baik
terhadap organisasi proses pengembangan produk akan membantu dalam mengetahui
peluang pengembangan.
Proses generik pengembangan sebuah
produk adalah salah satu proses pengembangan produk yang menempatkan faktor
pasar sebagai faktor pemicu dan penentu keberhasilan pengembangan produk.
Pengembangan produk ditentukan dan dimulai dari keinginan pasar dan setelah itu
ditentukan arah perencanaan dan pengembangan produk yang diputuskan oleh
manajemen. Perubahan keinginan konsumen menyebabkan perusahaan harus selalu
siap menanggapi keinginan itu secara kreatif dan terus menerus sehingga
didapatkan integrasi antara pasar, rancangan dan manufaktur. Menurut Ulrich dan
Eppinger terdapat 5 tahap penting pengembangan konsep, antara lain :
1.
Pengembangan konsep
Pada
tahap ini kebutuhan pasar harus diketahui dan perlu membangun serta
mengevaluasi alternatif konsep produk yang pada akhirnya terpilih satu konsep
produk yang akan dikembangkan. Konsep ini meliputi bentuk, fungsi, dan fungsi
tambahan produk ( features). Pada tahap ini juga dibentuk rangkaian tentang
spesifikasi produk, analisis produk pesaing, dan analisis ekonomi.
2.
Rancangan tingkatan sistem produk
Tahapan
ini meliputi pendefinisian arsitektur produk dan pembagian produk atas
komponen-komponennya, dan pendefinisian skema perakitan terakhir untuk produk
itu. outputnya adalah komponen dan penyusun produk, spesifikasi tiap komponen
produk dan precedence diagram yang menggambarkan keterkaitan aktivitas pada
lini perakitan.
3.
Rancangan Detail
Tahap
ini meliputi spesifikasi lengkap tentang bentuk geometri produk dan
komponennya, bahan yang digunakan, ukuran dan toleransi dari seluruh komponen
dan produknya, serta standar ukuran komponen yang dibeli atau dipesan, termasuk
proses pengerjaan dan peralatan maupun mesin yang digunakan, rencana proses
produksi untuk lini produksi maupun perakitan.
4.
Uji coba dan evaluasi
Pembuatan
prototype untuk dievaluasi sebelum dilakukan proses produksi,
5.
Uji coba proses produksi
Tahapan
ini bertujuan melatih para pekerja untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
saat produk itu dicoba untuk dibuat.
Technology Push
Products VS Generic Process
Pada proses generik pengembangan
produk semua proses sangat tergantung dari situasi dan kondisi pasar.
Pengembangan produk dimulai setelah melihat peluang pasar lalu menggunakan
teknologi yang tepat untuk memberi kepuasan pada pelanggan yang membutuhkan.
Proses peluang pasar lebih diutamakan baru melihat pemanfaatan teknologi yang
digunakan. Sedangkan technology push products lebih mengutamakan teknolgi
sebagai dasar pengembanga produk baru lalu diciptakan pasar. Konsumen baru
diciptakan setelah barang dihasilkan, yang umumnya produk yang dihasilkan
adalah produk berbasis pengembangan teknologi seperti komputer. Cara kerja dari
tim pada metode technology push products adalah tim membuat asumsi sederhana
dari produk lalu dikembangkan lewat teknologi yang telah ada dengan konsep
produk yang telah dipertimbangkan oleh tim itu sendiri. Kedua proses
perancangan itu, jika berjalan bersama akan saling melengkapi dan menghasilkan
hasil yang baik atau lebih kompetitif.
Pengembangan Konsep
Pengembangan
konsep merupakan fase terpenting dalam pengembangan produk, sebab beberapa
fungsi didefinisikan untuk menyatukan berbagai permasalahan seputar
pengembangan produk yang merupakan proses terdepan dan terbelakang dari sebuah
proses pengembangan produk. Pengembangan konsep terdiri dari :
ü Mengidentifikasi kebutuhan konsumen
Tujuannya untuk mengerti kebutuhan
konsumen dan mengkomunikasikan secara efektif kepada tim. Output dari
identifikasi kebutuhan konsumen ini adalah merancang kebutuhan
pernyataan-pernyataan kebutuhan konsumen untuk ditransformasikan dalam pembuatan
produk. Pernyataan – pernyataan itu tersusun efektif dalam daftar yang
hierarkis dengan pembobotan.
ü
Analisa kompetitif produk
Kompetitif produk adalah usaha
bagaimana produk baru dapat dibuat berdasar kekayaan ide dari tim dengan
mempertimbangkan persaingan pasarsehingga akan dapat membetu di dalam
pengembangan dan rancangan proses produksinya. Analisa ini disebut juga dengan
competitif benchmarkingyaitu dengan mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan
produk pesaing. Competitif benchmarking dibentuk dalam dukungan dari
spesifikasi kegiatan seperti kegiatan pendukung dari pembangkitan konsep dan
pemilihan konsep.
ü Menetukan spesifikasi target
Spesifikasi adalah gambaran yang
teliti dari apa yang suatu produk harus lakukan. Tujuannya untuk mentransformasikandari
seluruh kebutuhan konsumen ke istilah teknis dengan memperhatikan persaingan
pasar. Hasil dari tahap ini adalah daftar spesifikasi dan target yang harus
dicapai.
ü Pembangkitan Konsep
Tujuannya adalah menggali sepenuhnya
ruang lingkup konsep produk yang diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Pembangkitan konsep meliputi kreatifitas pemecahan masalah dalam tim,
pencarian eksternal, dan pencarian sistematis dari berbagai solusi oleh tim
pembangkit. Hasil tahap ini adalah 10-20 konsep berupa sketsa dan pernyataan
singkat gambaran produk.
ü Pemilihan Konsep
Menentukan konsep yang paling
diminati dalam pengembangan produksetelah analisa dan urut-urutan penghilanagn
kegiatan yang tidak penting untuk menentukan 1 konsep terpilih.
ü Perbaikan spesifikasi
Berdasarkan nilai-niali khusus yang
mencerminkan keterbatasan yang melekat pada konsep produk yang diidentifikasi
lewat permodelan teknis dan trade off antara biaya dan performance.
ü Analisa Ekonomi
Memberikan model ekonomi dari produk
baru yang dipakai untuk menentukan kelanjutan dari program penyelesaian seluruh
pengembangan produk baru dan untuk menyelesaikan trade off yang ada. Contoh :
biaya pengembangan dan biaya manufaktur.
ü Perencanaan proyek
Kegiatan akhir pengembangan konsep
yaitu tim membuat jadwal pengembangan, mengatur strategi waktu pengembangan
yang singkat dan identifikasi sumber daya- sumber daya yang dibutuhkan untuk
melengkapi proyek.
Organisasi Pengembangan
Produk
Pengembangan produk membutuhkan
sebuah keterkaitan dan saling kerjasama agar produk itu sukses di pasar. Bagian
marketing, produksi dan perancangan akan menjadi bagian yang menentukan proses
perancangan produk, ditambah didukung oleh bagian keuangan, bagian SDM, dll. Membuat struktur tim dalam pengembangan
produk baru harus penuh dengan manipulasi dan strategi dengan mengumpulkan
sumber daya yang tepat :
1.
Untuk melakukan pekerjaan yang paling bermutu
2.
Dalam waktu sesingkat mungkin
3.
Dengan anggaran yang wajar
Terdapat beberapa faktor yang bisa
diperhatikan untuk menentukan struktur yang mungkin dipergunakan dalam
pengembangan produk, antara lain :
a.
Tingkat pembagian tugas dalam proyek
b.
Ukuran proyek
c.
Seberapa inovatif proyek
d.
Tersedianya staf yang cakap
e.
Kerumitan teknik dan proyek
f.
Kepribadian dan gaya pemimpin tim
g.
Karakteristik anggota tim
Bentuk Struktur
Organisasi
Pendekatan pemakaian struktur
organisasi sangat tergantung dari situasi dan kondisi yang ada pada perusahaan.
Kebutuhan akan bentuk struktur organisasi adalah untuk antisipasi persaingan
dan mengefisienkan tingkat kerja tim. Penggunaan bentuk struktur trpilih akan
ditentukan oleh besar kecilnya proyek dan lamanya waktu pengerjaan. Berikut
bentuk organisasinya :
1. Organisasi fungsional
Organisasi
ini meletakkan pekerjaan tergantung dari fungsi dan tugas masing-masing.
Tingkat pemgembang diletakkan di bawah departemen tertentu sehingga organisasi
memiliki kelemahan antara lain : kurang terdapat penekanan kepentingan proyek,
arus kerja horizontal akan sulit terlaksana, lambat menanggapi perubahan
apalagi di luar perencanaan, tidak efektif untuk proyek komplek, tapi mungkin
bisa dipakai untuk proyek kecil dan sederhana.
Seorang
kordinator yang bertugas mengkoordinasikan proses perancangan yang berhubungan
dengan dekomponenment lain dapat megatasi masalah dalam koordinasi horizontal,
koordinator juga bertanggungjawab melaporkan semua proses yang dilakukan ke
manajer dekomponenment fungsional. Model ini punya kelemahan yaitu koordinator
masih belum punya cukup wewenang untuk mengambil keputusan.
2. Organisasi Gugus Tugas
Organisasi
ini memindahkan tenaga pelaksana/ahli sebagai prioritas untuk mengerjakan
kegiatan dalam proyek perancangan produk yang dilaksanakan. Struktur organisasi
ini sangat tepat untuk proyek yang sangat penting, seperti pengembangan produk
yang besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kelebihan dan kelemahan organisasi
ini antara lain :
KELEBIHAN
|
KELEMAHAN
|
1. Sedikit memerlukan dukungan dari
bidang fungsional lain
|
1. Kurang efisien dalam penggunaan
sumber daya
|
2. Susunan komando tunggal dan
komunikasi pendek sehingga cepat dalam merespons perubahan (efektif)
|
2.
Penggunaannya terbatas
|
|
3. Berstatus ,mandiri, sehingga
mengurangi fleksibilitas tenaga kerja
|
c. Organisasi Matriks
Struktur
organisasi ini merupakan struktur organisasi ideal untuk proyek karena
menggabungkan semua keunggulan di struktur organisasi sebelumnya, khususnya
untuk multiproyek. Kelebihan dan kelemahan dari struktur ini antara lain :
KELEBIHAN
|
KELEMAHAN
|
1. Penanggung jawab tunggal, maka
kepentingan proyek dapat dijaga dan diperjuangkan.
|
1. Struktur sangat kompleks karena
banyak organisasi yang terlibat.
|
2. Adanya sharing sumebr daya termasuk
tenaga spesialis.
|
2.
Mudah konfliks antara organisasi dan antar individukarena adanya 2 jalur
pelaporan dan mungkin juga sering disalahgunakan.
|
3.
Mampu merespons perubahan dengan cepat
|
3. Tanggungjawab pencapaian sasaran
proyek da pada pimpinan proyek dan tim inti, tapi pelaksanaan pekerjaan oleh
organisasi bukan di bawah komandonya.
|
4.
Profesi spesialis terjaga karena tetap terikat dengan induk organisasi
masing-masing.
|
|
5.
Petugas proyek punya tempat bernaung, bila proyek tak memerlukan lagi.
|
|
Beberapa
unsur yang harus dipenuhi dalam menjalankan organisasi matrik :
1.
Manajemen proyek dan tim inti
Memiliki
arus kegiatan 3 arah :
G
Ke atas (pimpinan perusahaan atau
koordinator proyek) melapor kemajuan dan situasi umum pelaksanaan proyek
A
Mendatar (kepada bidang fungsional) untuk masalah integrasi dan koordinasi
bagian proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
B Ke bawah, manajer proyek membagi dan
memimpin kegiatan kepada tim inti.
2.
Dekomponenemen fungsional
Contohnya
dekomponenemen engineering, konstruksi dan logistik pemasaran.
- Mengerjakan paket pekerjaan, menyediakan tenaga spesialis dan keahlian, petunjuk prosedur dan peraturan yang berlaku, sumber referensi data dan info
3.
Koordinator proyek-proyek
*
Menggariskan pokok kebijakan pelaksanaan proyek
*
mengevakuasi secara umum laporan kemajuan proyek dan memberi keputusan pada
masalah kritis seperti perubahan jadwal dan biaya yang substansial.
*
Mengkoordinasikan dan mengalokasikan penggunaan sumber daya diantara berbagai
proyek
Identifikasi
Keinginan Konsumen
Konsumen adalah target dan sumber inspirasi pengembangan
produk karena konsumen tidak saja memanfaatkan dan menggunakan produk akan
tetapi sekaligus mereka akan menentukan apakah produk tersebut baik atau buruk
dari kacamata industri. Dari sudut pandang tersebut, menentukan pemahaman akan
keinginan konsumen menjadi sangat menentukan kesuksesan dari setiap produk di
pasar. Dalam teori pemasaran kemudian dikenal dengan segmentasi pasar.
Pemahaman calon konsumen ini akan menentukan siapa yang akan menjadi target
survey yang dilakukan untuk mengidentifikasi “keinginan konsumen”.
Produk
tidak hanya dituntut untuk memiliki kriteria mutu yang baik, cepat pemenuhannya
dan servis (pelayanan) yang memuaskan, tetapi juga dituntut untuk bersifat customized., dengan kondisi ini maka
penentuan segmentasi pasar akan cenderung untuk lebih kecil (sampai relung atau
niche). Akibatnya, identifikasi
keinginan konsumen menjadi lebih rumit dan produk yang dihasilkan harus lebih
bervariasi.
Contoh
nyata yang terjadi adalah kisah dari kesuksesan A-mild yang mengakomodasi
keinginan perokok yang sadar kesehatan. Keputusan Sampoerna untuk mengembangkan
rokok rendah tar dan nikotin ini pada tahun 1992/1993 merupakan keputusan yang
sangat tepat yang hingga saat ini A-mild masih menguasai pangsa pasar produk
ini.
Klasifikasi
Keinginan Konsumen
Salah
atu strategi ketika mengidentifikasi keinginan konsumen agar dapat
diimplementasikan didalam pengembangan produk baru adalah “model kano”. Pertama
kali dikembangkan oleh Noriaki Kano, merupakan model yang bertujuan untuk
mengkategorikan atribut-atribut dari produk ataupun jasa berdasarkan seberapa
baik produk/jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan (Kano, dkk.,
1984). Dalam model kano ini kategori suatu atribut dapat dibedakan menjadi:
-
Basic Needs. Merupakan
keinginan konsumen yang diasumsikan pasti ada dalam suatu produk. Kehadiran
sebuah atribut didalam produk tersebut tidak menambah kepuasan kepada konsumen
dan jika atribut tersebut dihilangkan maka akan mengecewakan konsumen. Basic needs merupakan keinginan yang
tidak terucapkan dari konsumen tentang suatu produk yang diinginkan.
-
Performance Needs.
Pada kategori ini tingkat kepuasan konsumen berhubungan dengan kerja atribut
yang tinggi yang berakibat pada kepuasan konsumen yang semakin tinggi pula. Performance needs merupakan keinginan
yang terucapkan dari konsumen dimana jika suatu atribut tidak ada di dalam
sebuah produk akan mengecewakan dan jika ada akan menambah kepuasan. Kategori
ini merupakan tempat layak produk dikembangkan secara baik.
Kano Model
-
Excitement Needs. Pada
kategori ini, konsumen tidak menyadari adanya atribut (suatu atribut tambahan)
yang ditawarkan oleh produk, sehingga tingkat kepuasan pelanggan terhadap
keberadaan atribut tersebut akan mencapai tingkat tertinggi dan sebaliknya jika
atribut tersebut tidak ada maka tidak mengurangi kepuasan konsumen atas produk
tersebut. Excitement needs merupakan
salah satu keinginan yang tidak terucapkan dari konsumen tentang suatu produk
Kategori
konsumen tersebut tidak akan statis sepanjang masa tetapi bersifat dinamis.
Bisa saja sekarang sebuah produk dikatakan berada dalam level Excitement needs, namun di kemudian hari
akan berubah menjadi Performance needs atau
Basic needs.
Dengan memperhatikan
model kano maka dapat ditemukan beberapa cara mendapatkan ide dalam
pengembangan produk yang didasarkan pada keinginan konsumen (customer driven):
1.
Perhatikan konsumen untuk mendapatkan
peluang. Salah satu cara untuk mendapatkan ide pengembangan produk adalah
dengen cara melihat (non verbal) bagaimana konsumen berinteraksi dengan
lingkungan lainnya. Kesulitan dan ketidaknyamanan konsumen dalam menggunakan
produk menjadi feedback dalam
perbaikan rancangan.
2.
Perningkatan dramatik performance need/quality. Dalam hal ini peluang pengembangan produk
dapat dilakukan dengan menanyakan keinginan konsumen. Keinginan konsumen
tersebut kemudian direalisasikan dengan memperhatikan posisi pesaing, sehingga
loncatan yang besar dalam perbaikan produk sering harus dilakukan untuk
mengejar ketinggalan dari pesaing.
3.
Menghilangkan trade off pada kunci produk. Trade
off dari dua atau beberapa atribut
produk akan membatasi pengembangan dari atribut-atribut tersebut karena mereka
saling bertolak belakang atau menghambat. Dalam beberapa kasus trade off terjadi karena keterbatasan
kemampuan teknologi, sehingga suatu pengembangan baru (breakthrough) merupakan hal yang sering dilakukan dalam
menghilangkan trade off tersebut.
4.
Meningkatkan kualifikasi produk dimana
pesaing lemah. Kelemahan pesaing dalam suatu atribut tertentu adalah merupakan
peluang untuk berkompetisi dengan pesaing tersebut. Dengan keunggulan yang
signifikan terhadap pesaing di titik kelemahan pesaing akan menjadikan produk
yang dirancang memiliki nilai (value)
khusus dimata konsumen.
5.
Melihat keunggulan saingan. Pesaing
adalah teman yang baik, karena pesaing dapat menunjukkan kelemahan perusahaan.
Hal ini yang menjadi filosofi peluang. Memperhatikan keunggulan pesaing akan
membuat tim pengembang produk mendapat peluang inovasi atas produknya.
Langkah-langkah
Pemenuhan Kebutuhan Konsumen
Komunikasi
antara konsumen dan orang-orang yang terlibat didalam pengembangan produk baru
sangat penting.terkadang kegagalan komunikasi menghambat kinerja didalam
pengembangan produk. Beberapa langkah efektif dalam menjalin komunikasi antara
lain:
1.
mendefinisikan misi usaha pengembangan terdiri
dari :
a.
Gambaranb singkat produk: meliputi
keuntungan utama yang akan didapat oleh konsumen apabila mengkonsumsi produk
tersebut dan menghindari penunjukkan suatu konsep produk tertentu.
b.
Tujuan: meliputi waktu produk akan
diperkenalkan, “market share” yang
diinginkan, dan performance keuangan
yang diharapkan.
c.
Pasar yang ditargetkan.
d.
Asumsi-asumsi yang menghambat usaha
pengembangan.
e.
Stakeholders: semua orang berpengaruh didalam
usaha mendukung pengembangan produk. Sebab tanggung jawab sukses atau tidaknya
pengembangan produk bukan hanya tergantung pada tim pengembang tetapi semua
lini perusahaan.
Sebelum
mempertimbangkan Voice of Customers untuk
matrik perencanaan produk, terlebih dahulu diidentifikasi siapa yang merupakan
pengguna produk tersebut. Andrew Tiede dalam
sebuah Workshop yang berjudul “Can QFD
SMEs Devise Winning Strategies?”, menjelaskan
ada delapan pertanyaan yang dapat membantu menjawab pertanyaan mengenai “Siapa
Konsumen Produk Anda?”:
o
Yang akan menggunakan produk?
o
Siapa yang dapat mempengaruhi pembelian
produk?
o
Dimana produk dapat digunakan atau
dijual?
o
Kapan produk akan digunakan?
o
Siapa yang dipengaruhi langsung oleh
produk?
o
Adakah batasan strategi pemasaran?
o
Konsumen yang mana, yang paling penting?
o
Adakah pengelompokkan konsumen dalam
group-group?
Ada berbagai metode
dalam menentukan prioritas konsumen yang dipilih ataupun kebutuhan konsumen. Salah satunya adalah metode Brainstorming.
Adapun langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:
1.
Brainstorming: bertujuan untuk
membangkitkan sebanyak mungkin ide yang berasal dari anggota tim pengembang
produk baru dan tidak ada diskusi, analisis dan kritik didalam melakukan
brainstorming. Jika digunakan untuk menentukan prioritas konsumen maka ide
tersebut adalah siapa konsumen yang diharapkan.
2.
Afinity diagram: mengelompokkan ide-ide
yang didapat pada brainstorming dan memberi label pada tiap-tiap group.
3.
Perbandingan paired comparison analisis:
dengan memberikan skor untuk setiap konsumen yang didasarkan pada penilaian
dari tiap anggota tim.
4.
Diagram pareto: dapat dilakukan dengan
membuat gambar urut-urutan nilai/skor dari setiap konsumen dalam histogram,
kemudian mengurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah, lalu memilih
konsumen terpenting (biasanya diambil ± 20% konsumen yang tinggi skornya).
2.
Mengumpulkan data mentah
Survey
ini harus dapat menjaring responden yang representatif terhadap target konsumen
yang diharapkan. Penentuan metode sampling seperti simple random sampling, statified random sampling, cluster atau
gabungan dari konsep-konsep tersebut perlu untuk dilakukan dengan memperhatikan
keunggulan dan kelemahan setiap metode sampling tersebut terhadap produk yang
dikembangkan.
Aturan
dasar untuk memilih tipe konsumen untuk dimasukkan ke dalam group survey,
antara lain:
-
Untuk sebuah produk baru atau versi
terkini dari sebuah produk yang kelihatan, maka yang dilihat keberadaan produk
pada konsumen yang ada dari sebuah produk.
-
Jika ekspansi pasar maka perhatikan
konsumen potensial dari produk.
-
Masukkan konsumen pesaing untuk melihat
perbedaan ekspektasi antara konsumen pesaing dan konsumen perusahaan.
-
Contoh harus memperlihatkan sebuah cross-section demografi yang baik dari
harapan konsumen. Seperti umur, pendapatan, status perkawinan, perbedaan tempat atas penggunaan
produk, dan lain-lain.
-
Lokasi geografis mungkin berpengaruh
terhadap konsumen atas sebuah produk (tropis, bergunung, padang pasir, atau
pesisir).
Adapun
pemilihan metode pengambilan data juga harus disesuaikan dengan kondisi
konsumen dan peusahaan. Secara umum ada 5 (lima) metode pengambilan data:
a.
Interview:
seorang
atau lebih anggota tim akan mencari konsumen satu per satu untuk ditanyakan
tentang seputar karakteristik produk yang diinginkan oleh konsumen
b.
Focus
Group: seorang moderator memandu diskusi yang diikuti oleh
antara 8 sampai 12 orang konsumen, sedangkan anggota tim mengamati diskusi
tersebut.
c.
Observasi:
konsumen diamati dalam menggunakan produk yang telah ada selama ini. Observasi
yang dilakukan oelh tim bisa dilakukan di sejumlah tempat tergantung dari
situasi dan kondisi konsumen. Observasi yang dilakukan oleh tim pengembang
produk setidaknya melibatkan banyak elemen seperti marketing, psikolog, dan
ahli desain pengembangan produk.
d.
Produk
Clinics: perusahaan mengundang sehumlah konsumen untuk
menggunakan sebuah produk dan kemudian mencatat pendapat-pendapat mereka dengan
kuisioner yang telah tersedia.
e.
Kuisioner:
merupakan
daftar pertanyaan tertulis mengenai sebuah produk. Pada kuisioner seorang
konsumen daoat mengisi sesuai dengan pendapatnya tentang sebuah produk yang
berkaitan dengan permintaan isi kuisioner.
3.
Interpretasi data mentah
Dari
hasil pengumpulan data maka dilanjutkan dengan penerjemahan dan meringkas data
yang didapat dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a.
Ekspresikan kebutuhan dengan apa produk
harus dapat lakukan bukan bagaimana produk mungkin melakukannya. Contoh:
Responden:
“seharusnya kompor minyak menggunakan kapasitas minyak yang sedikit”
Menjadi:
kompor hemat bahan bakar
b.
Ekspresikan kebutuhan sedetail data
mentahnya
c.
Gunakan kelompok kata (frasa) positif. Contoh:
Responden:
“saya tidak ingin memasak memerlukan waktu yang lama”
Menjadi:
“kompor berapi biru”
d.
Tidak memiliki banyak arti. Contoh:
Responden:
“kompor minyak seharusnya kuat dan tahan lama”
Interpretasi:
“kompor minyak yang kokoh”
e.
Ekpresikan kebutuhan dalam sebagai
atribut dari produk.
Dari
hasil interpretasi tersebut kemudian data dikelompokkan dengan langkah sebagai
berikut:
a.
Organisasikan kebutuhan konsumen dalam
suatu hierarki, yang memuat dari kebutuhan yang termudah dipenuhi sampai yang
tersulit dipenuhi.
b.
Daftarkan keinginan/kebutuhan yang
terdiri dari keinginan/kebutuhan utama, dimana masing-masing kebutuhan
diterangkan dengan kebutuhan tingkat kedua. Jika produk cukup rumit/kompleks,
mungkin dibutuhkan daftar kebutuhan/keinginan tingkat ketiga. Prosedur nya
adalah sebagai berikut:
i.
Tulis setiap keinginan dalam kartu yang
terpisah. Buang statement yang berulang.
ii.
Kelompokkan kartu-kartu berdasarkan
kesamaan/kemiripan dari tema keinginan-keinginan yang ada.
iii.
Beri label untuk setiap group. Label
dapat berupa generalisasi dari keinginan-keinginan dalam kelompok tersebut.
iv.
Buat kelompok super yang terdiri dari 2-5
kelompok. jika jumlah kelompok < 20 orang, hirarki dan tingkat dapat
di-gunakan, jika jumlah kelompok > 20 orang perlu dipertimbangkan
pembentukan kelompok super, dan pembentukan dilakukan dengan mengelompokkan
yang memiliki kemiripan super kuat.
v.
Perbaikan dan editing.
4.
Menentukan tingkat relatif kepentingan.
Hasil dari langkah ini adalah pembobotan untuk setiap sub set dari keinginan.
Ada dua cara dalam menentukan pembobotan:
-
Konsensus anggota tim yang didasarkan
oleh pengalaman mereka selama berhubungan dengan konsumen.
-
Survey konsumen melalui analisa pasar,
wawancara dan kuisioner.
Trade
off yang
ada untuk keduanya yaitu biaya dan ketelitian. Jika pembobotan dengan survey
dapat dilakukan dengan menanyakan ke responden untuk menilai featur-featur
tersebut dapat dilakukan dengan pembobotan, misal:
1.
“featur tidak diingini saya tidak
mempertimbangkan deatur tersebut dalam produk”.
3.
“featur tidak penting, tetapi saya tidak
keberatan mempunyai featur dalam produk tersebut”.
5. “featur
akan menambah/menjadikan produk lebih menarik, tetapi tidak harus ada”.
7.
“featur sangat diinginkan, tetapi saya
akan memperhitungkan produk tanpanya”.
9.
“featur sangat kritis, saya tidak akan
mempertimbangkan”.
Peluang
Pengembangan Produk
Tidaklah
cukup bagi perusahaan untuk memuaskan planggan hanya dengan memenuhi kebutuhan basic needs dan performance needs. Salah satualasan utama mengapa hal ini terjadi
adalah pada saat ini banyak beredar produk sejenis yang dapat dipilih oleh
konsumen, sehingga hanya produk inovatif saja yang dapat menarik perhatian
konsumen (Pawitra, 2001).
Perusahaan
harus memahami bagaimana strategi merancang produk yang dapat melampaui
keinginan pelanggan, hal ini dapat dilakukan jika perusahaan dapat melakukan
pengembangan produk baru berdasarkan excitement
needs, yaitu suatu kebutuhan yang
tidak terucapkan oleh konsumen dimana jika tidak ada tidak akan mengecewakan,
dan jika ada akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi pihak konsumen.
Seiring
dengan perubahan waktu produk-produk yang dianggap berada pada klasifikasi excitement needs dapat berubah menjadi basic needs atau performance
needs. Dengan kata lain, produk inovatif sekarang tidak akan menjadi produk
inovatif lagi dimasa mendatang, sehingga perusahaan tidak akan bisa memuaskan
konsumennya lagi. Diharapkan dengan menggunakan kano model, terbuka lebar
usaha-usaha pengembangan produk inovatif sehingga produk dapat membantu
perusahaan bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
ReplyDelete1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000