Sunday, May 8, 2016

Manajemen Operasional - Evolusi Manajemen Operasional

EVOLUSI DALAM MANAJEMEN OPERASI:
MASA LALU, SEKARANG DAN MASA DEPAN

I.         PENDAHULUAN
Manajemen Operasi (MO) merupakan salah satu fungsi dalam organisasi yang membuat organisasi atau perusahaan mencapai target mereka dengan efisiensi dan utilisasi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan (Krajewski et al, 2007; Chase et al, 2006)  atau yang lebih khalayak umum mengerti adalah pengaturan atau manajemen dalam transformasi dari bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Pengertian inipun masih dipakai sampai hari ini, walaupun pada awalnya MO digunakan hanya untuk perusahaan manufaktur dalam pengaturan proses produksi, tapi hari ini pengertian dan sudut pandang mengenai MO telah jauh lebih luas dan melebihi pengertian MO itu sendiri. Dalam lingkup akademis, MO berupaya memahami metodologi yang terdapat didalam disiplin ilmu MO yang diterapkan pada perusahaan. Sebelum itu, makalah ini membahas sejarah perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkup MO agar para pembaca lebih memahami disiplin ilmu yang mereka pelajari.

II.     METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan oleh penyusun adalah studi literatur, yang merangkum jurnal internasional berjudul “Evolution of Operations management: past, present and future” yang ditulis oleh:
·         Erkan Bayraktar dari Bahcesehir University, Istanbul, Turkey.
·         M.C. Jothishankar dari Gammerler Corporation, Florida, USA.
·         Ekrem Tatoglu dari Bahcesehir University, Istanbul, Turkey.
·         Teresa Wu dari Arizona State University, Tempe, Arizona, USA.
Beberapa sumber tambahan juga dimasukkan dalam penyusunan makalah ini.

III.   ISI MAKALAH

A.    Pengertian Manajemen Operasi
MO merupakan satu disiplin ilmu dalam ekonomi yang diterapkan perusahaan yang fungsinya sudah dijelaskan pada bagian pendahuluan makalah ini. Pengertian MO lainnya adalah Manajemen transformasi yang tersistematis untuk merubah input menjadi output (Knod and Schonberger, 2001; Chase et al., 2006; Russell and Taylor, 2006). Dalam perjalanannya, MO mengalami banyak perkembangan dan perubahanmetodologi yang pada awalnya hanya digunakan untuk mengatur proses produksi secara sederhana hingga MO berkembang pembahasannya meliputi bidang-bidang seperti kualitas, manajemen persediaan, tenaga kerja, keragaman produksi, layout, lokasi, penekanan biaya produksi dan lain-lain. Pada tahun 1913 fungsi MO (walaupun istilah “MO” belum dikenal pada saat itu) telah digunakan oleh perusahaan mobil Henry Ford ketika perusahaannya menggunakan jalur perakitan segaris dan komponen-komponen mobil yang distandarisasi, Quality Control (Walter shewhart, 1924), berlanjut pada masa penggunaan “komputer” untuk memproses data dalam jumlah besar yang tidak bisa dilakukan oleh manusia pada 1938, TQM (Total Quality Management) (Deming 1947), JIT (Just In Time) (Kanban 1949-1975), Manufacturing Resources Planning (1960), MRP II (1970), CRM (Customer Relationship Management) (1980), SCM (Supply Chain Management) (Houlihan 1984), internet (1992), KM (Knowledge Management)(pertengahan 1990), Virtual Organization dan Collaborative Commerce. Gambar berikut menjelaskan urutan perkembangan pemikiran diatas.












1.                  Perubahan fokus dari “biaya” ke “kualitas”
            Fungsi MO mulai dikenal sejak 1890-1920 melalui Frederick W. Taylor (Upah pekerja sesuai dengan kinerjanya), Frank and Lillian Gilbreth (Motion Studies) dan Henry L. Gant (manajemen gudang senjata tentara amerika), yang kemudian masa ini dikenal sebagai masa manajemen saintifik (menggunakan perhitungan matematis dan logika untuk mengukur penggunaan sumber daya dan kinerja pegawai diperusahaan). Berkat karya mereka dalam pengenalan manajemen saintifik, tahun 1920 hingga 1960 dianggap sebagai masa kejayaan indsutri di Amerika, dimana banyak perusahaan menggunakan jasa dan pemikiran mereka untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
            Fokus utama MO pada masa itu adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja, dimana time and  motion studies, layout, production control and queuing theory adalah teori yang paling populer pada masa itu. Pada masa 1920-1960 jugalah para ahli fokus mengembangkan algoritma dan metodologi untuk optimalisasi beberapa area fungsi di organisasi (Chopra et al., 2004).  Tahun 1960, MO mulai ditulis dalam bentuk buku dan lingkup MO meluas mencakup perusahaan jasa. Penggunaan komputer juga sudah menjadi hal yang biasa yang diperkenalkan oleh J. Orlicky dan O. Wright. Berlanjut pada tahu 1970, MRP mulai dikembangkan, database dan sistem informasi muncul sebagai alat untuk memanajemen data besar dan angka-angka yang banyak terdapat dalam MO.
             Tahun 1980 merupakan tahun dimana MO diterima secara luas sebagai salah satu fungsi organisasi. Meningkatnya persaingan yang dipertajam dengan suksesnya produk-produk jepang diterima di pasar dunia, membuat MO memfokuskan diri dalam meningkatkan strategi manufaktur, jasa operasi, pengembangan prodak baru dan mengembangkan performa yang lebih baik untuk produksi yang kecil. Pada masa ini juga TQM, JIT dan MRP dianggap sebagai riset baru MO (Filippini, 1997). MO juga memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi strategis dan taktis, pada fungsi strategis MO terlibat dalam penentuan perencanaan produk dan jasa, strategi positioning, dan manajemen proses, sementara pada fungsi taktis MO terlibat dalam design pekerjaan, kapasitas, lokasi, logistik, manajemen material, perencanaan produksi dan staffing, penjadwalan produksi, persediaan dan penjadwalan operasi.
            Walaupun pada era 1980 MO berfokus pada penekanan biaya produksi, fokus ini berubah ke fokus kualitas lewat kolaborasi sistem informasi dan kecenderungan, JIT juga mendapat perhatian besar dari akademisi yang juga semakin mempererat jaringan antara akademisi dan praktisi.
B.1. Lingkungan
            Abad ke 20 dikenal sebagai masa produksi massal untuk mencapai skala ekonomis untuk menekan biaya produksi, penggunaan komputer sebagai pembuat keputusan telah meningkatkan pengembangan sistem informasi pada era 1970 dan era 1980, komputer mendominasi pada era ini terutama dalam hal perencanaan produksi dan kontrol sistem termasuk juga MRP dan MRP II.
            Penggunaan komputer pada era ini telah meningkatkan kinerja perusahaan dalam penhambilan keputusan, perencanaan dan mengolah data yang besar, walaupun data pada masa ini belum terintegrasi dengan fungsi organisasi yang lainnya. Data yang diolah pada era ini masih tercampur aduk dan pada masa ini, isu utama yang ada diperusahaan-perusahaan adalah sharing antara fungsi organisasi yang berbeda didalam perusahaan karena tidak terintegrasinya database.
            Pada era 1980, perusahaan dijepang telah menggunakan JIT, Kanban dan TQM. Banyak perusahaan yang terkejut dan bingung dalam melihat penerapan JIT , karena banyak perusahaan pada era ini yang menggunakan sistem komputer yang kompleks.
            Pada akhir 1970, kustomer menjadi fokus utama MO sebagai pemegang kepentingan utama, hal ini merubah anggapan perusahaan yang berbunyi “jual apa yang kau produksi” menjadi “jual apa yang kustomer inginkan”. Kualitas dibawah teori TQM dianggap sebagai senjata kompetisi baru pada era tersebut.


MO ditinjau dari sisi organisasi
A.    Struktur Organisasi
Organisasi pada masa lalu terdiri dari 4 are manajerial fungsionalyaitu uang, permintaan, design dan OM (Knod and Schonberger, 2001). Dalam bentuk struktur organisasi seperti ini, komunikasi dan kolaborasi antar departemen dinilai sangat lemah, oleh karena itu usaha untuk pengintegrasian area-area fungsional di organisasi pada saat itu sangatlah diupayakan.
B.     Konsep
(ROP) Re-Order Point sistem adalah satu dari metodologi awal untuk melengkapi persediaan bahan pada perusahaan. dengan kemajuan komputer, MRP diperkenalkan untuk merencanakan produksi untuk barang dependen, lalu berlanjut perkembangannya ke perencanaan kebutuhan kapasitas, kontrol aktivitas toko, pembelian dan layanan pelanggan.
Pada konsep yang lain, Kanban sebagai teknik untuk mengontrol persediaan yang diperkenalkan melalu filosofi JIT  dimana proses pengembangan berkelanjutan dan keterlibatan pegawai adalah faktor kunci sukses.
C.    Filosofi
Pada era 1970 – 1980 didominasi oleh aplikasi MRP dan MRP II yang mana membantu untuk melahirkan sistem PUSH, yang dikenal sebagai pengambilan keputusan lewat komputer dan peran manusia disini hanya sebagai input dan bukan sebagai pengambil keputusan. Di era ini juga penggunaan komputer lebih maksimalkan dengan menggunakannya sebagai salah satu alat pengambilan keputusan dalam bidang manufaktur.
Begitu juga kualitas, yang dimana TQM sebagai filosofi manajemen yang dimasukkan kedalam proses produksi. Filosofi TQM juga mengikutsertakan pegawai dan pengembangan berkelanjutan didalam hal kualitas. TQM juga meliputi benchmarking, design produk dan jasa, design proses, pembelian dan pemecahan masalah (Krajewski and Ritzman, 2002; Choi and Eboch, 1998).

JIT pada dasarnya adalah untuk menghantarkan produk ke orang yang tepat, waktu yang tepat dan jumlah yang tepat, yang mana hal ini mengurangi kebutuhan untuk mengurus persediaan digudang dalam jumlah besar

2.        Manajemen Operasi – Saat Ini : Era Kustomisasi Masal melalui Internet dan Integrasi
            Dulu, saat era manufaktur kerajinan produk sangat terbatas sekali. Setiap barang di produksi sedikit variasi (low variety) dengan harga tinggi (high price) bahkan setiap produksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Lalu dengan munculnya revolusi industri, munculnya mesin-mesin produksi. manufaktur pindah dari era kerajinan ke era produksi massal (Mass Production). Produksi massal (Mass Production) membuat produk yang macamnya terbatas (low variety) namun harga murah (low price) serta waktu produksi yang lebih cepat.
            Kustomisasi massal (mass customization) adalah penggunaan teknologi, seperti internet, untuk memberikan layanan yang dikustomisasi secara massal. Hasilnya adalah memberikan setiap pelanggan sesuai yang mereka minta. Maksud dari layanan yang dikustomisasi adalah  kemampuan suatu perusahaan untuk menawarkan produk atau jasa yang dimodifikasi secara individual menggunakan sumber daya produksi yang sama dengan produksi massal yang kemudian dihubungkan dengan masing-masing pelanggan. 
            Biaya dan kualitas berdasarkan persaingan di masa lalu telah berubah dari waktu-kewaktu seiring berkembangnya teknologi seperti system produksi yang berbasis komputerisasi memungkinkan perusahaan untuk memenuhi semua tuntutan konsumen. Tuntutan konsumen mengakibatkan berubahnya system produksi massal menjadi system produksi kustomisasi massal. 
Kustomisasi massal menawarkan keuntungan baik bagi pelanggan maupun pabrik. Pelanggan tidak harus berkompromi.  Mereka dapat memperoleh produk yang mereka inginkan, disesuaikan dengan masing – masing selera dan kebutuhan. Bagi pabrik, mereka menciptakan lebih banyak kepuasan pelanggan, pada saat yang sama, meningkatkan efisiensi produksi. Kustomisasi massal mengakibatkan sedikit atau tidak adanya sediaan barang jadi atau setengah jadi ; tidak ada produk yang kadaluarsa yang penuh debu pada rak atau ruang pamer ; serta menuntut modal kerja yang lebih sedikit.

A.    Strategi Manajemen Operasi
Strategi yang digunakan dalam Manajem operasi antara lain :
1.      Differentiation
2.      Cost Leadership
3.      Response
B.     Keunggulan Bersaing Melalui Operasi
Kompetensi Inti merupakan Kekuatan dan keunikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Hal ini sangat perlu diperhatikan manajemen pada saat memformulasikan startegi. Sumber kompetensi Inti, antara lain :
1.      Sumber Daya Manusia (work force)
2.      Fasilitas (facilities)
3.      Sistem dan Teknologi

C. 10 KEPUTUSAN STRATEGIS DALAM MANAJEMEN OPERASI
1. Desain barang dan jasa
2. Kualitas
3. Desain proses dan kapasitas
4. Pemilihan Lokasi
5. Desain Layout
6. Desain kerja dan SDM
7. Manajemen Rantai Pasokan (SCM)
8. Persediaan
9. Skeduling
10. Pemeliharaan

3. Operations management – future: the post-information era
Saat ini, globalisasi telah mempengaruhi besar pada dunia bisnis. Selama dekade sejak pembentukannya, bidang OM telah mengalami perubahan terus-menerus dan sudah termasuk bidang studi memperluas batas-batas fungsi operasi. Tantangan mendefinisikan batas-batas OM OM masih tetap menjadi masalah. Upaya untuk mengintegrasikan fungsi bisnis organisasi dan organisasi rantai pasokan selama dekade terakhir dapat diperluas ke dalam aplikasi e-bisnis yang terintegrasi melalui implementasi teknologi baru. Hal ini dipertimbangkan bahwa model OM akan memainkan peran utama di bidang manufaktur dan industri jasa bersama dengan aplikasi e-bisnis.
3.1 Environment
            Kemajuan teknologi yang cepat memberikan manajer operasi dengan peluang luar biasa untuk perbaikan. Tekanan persaingan yang ketat mengharuskan organisasi untuk mencari alat-alat baru untuk menangani proses mereka saat ini dan juga mendapatkan akses ke pasar baru. Globalisasi membuka cakrawala baru bagi bisnis melalui model bisnis baru (misalnya B2B e-commerce berbasis dan hubungan B2C). Lingkungan bisnis yang berubah cepat membutuhkan dekat dan cepat interaksi antara para pemangku kepentingan organisasi untuk lebih memahami pasar. Sarana komunikasi yang berbeda dan standar untuk meningkatkan saling menguntungkan stakeholder akan menjadi karakteristik yang mendasari lingkungan di masa depan. Kemajuan serupa juga mungkin terjadi di fasilitas manufaktur. Mesin lebih fungsional dengan fitur cerdas seperti self-penjadwalan dan selfmaintenance dapat mengkarakterisasi sel manufaktur masa depan. Dengan siklus hidup produk yang lebih pendek dan kebutuhan yang berkembang untuk kustomisasi massal, manajemen proyek yang lebih baik skillsare mungkin aset penting bagi sumber daya manusia di masa depan.
3.2 Organizational structure








Kemungkinan struktur organisasi masa depan dan lingkungan kerja yang yang digambarkan pada Gambar 8. Sebuah organisasi di masa depan akan lebih fokus pada kompetensi inti mereka. Outsourcing dan kemitraan akan menjadi praktik umum bagi banyak kegiatan di-rumah tradisional. Kemungkinan besar, sebuah organisasi masa depan perlu fokus pada beberapa proses seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Banyak proses akan dilakukan oleh khusus'' pasokan jaringan'' members.While tren ini telah banyak diamati di beberapa daerah seperti sumber daya manusia, auditing, akuntansi dan logistik, hal itu juga dapat diperluas ke daerah-daerah non-tradisional, termasuk pemasaran, penjualan dan R & D.
3.3 Challenges
Menurut Russell dan Taylor ( 2006 ) , tantangan yang dihadapi organisasi saat ini yang luas dan meliputi: persaingan yang ketat , pasar global , sourcing global, pembiayaan global , strategi global , berbagai produk yang disempurnakan, kustomisasi massal , bisnis jasa , peningkatan kualitas , fleksibilitas , kemajuan teknologi , keterlibatan karyawan , lingkungan dan isu-isu etis . Oleh karena itu , organisasi harus menggunakan strategi dan teknologi untuk membentuk sebuah organisasi virtual.
Sebagai organisasi virtual yang dianggap sebagai bentuk dominan organisasi di masa mendatang , tema penelitian berikut ini dapat diusulkan terkait dengan pembentukannya :
1.      Mengembangkan rantai pasokan pengetahuan fleksibel untuk memungkinkan kustomisasi massal produk dan jasa
2.      Membentuk aliansi lintas - perbatasan dengan perusahaan untuk memperluas lini produk atau mengisi kesenjangan produk - line
3.      Mengembangkan benchmarking untuk bisnis kewirausahaan yang lebih kecil untuk bergabung dengan jaringan pasokan
4.      Memungkinkan integrasi multiple , entitas bisnis yang berbeda dengan menggunakan teknologi informasi modern
5.      Integrasi model manusia 3 - D untuk mensimulasikan keselamatan kerja , kelincahan akanjuga berperan dalam layout pabrik , desain produk , produksi dan pemeliharaan .
3.4 Agility and built-to-order supply chains
Dalam ekonomi berkembang, sebuah menjamurnya e-organisasi dan kelincahan, telah menjadi strategi kompetitif baru (Dove, 1999).Seperti yang terlihat pada Gambar 8, KM merupakan salah satu teknologi yang memungkinkan kelincahan, tetapi bukan satu-satunya. Organisasi harus cukup ramping dan mampu beradaptasi dengan perubahan cepat. Seiring dengan prioritas kompetitif saat ini seperti biaya, kualitas, waktu pengiriman dan fleksibilitas (Ward et al., 1998), kelincahan dengan beberapa langkah-langkah yang solid tampaknya menjadi tambahan baru ke dalam daftar.Supply chain built-to-order (Bosc) konsep diperkenalkan untuk meningkatkan derajat fleksibilitas dan responsif terhadap perubahan kebutuhan pasar / pelanggan (Gunasekaran, 2005). Dalam lingkungan built-to-order, suku cadang dan komponen siap dirakit untuk order dan tidak ada persediaan barang jadi (Gunasekaran dan Ngai, 2005). Teknologi informasi melalui internet dan kemitraan pemasok dekat adalah penting untuk respon yang cepat dan fleksibel kepada pelanggan secara real-time berbagi informasi.
3.5 Extensions to ERP and SCM: ERP II
            Blackburn ( 1991) berpendapat bahwa pesaing berbasis waktu harus fokus pada gambaran yang lebih besar , yaitu sistem pengiriman nilai keseluruhan , dalam rangka untuk mengubah seluruh rantai nilai menjadi satu organisasi menekankan total waktu yang dibutuhkan untuk memberikan produk atau jasa . Selain integrasi intra - organisasi melalui paket ERP , integrasi antar organisasi dengan menggunakan model SCM juga telah dilaksanakan . Integrasi ini dapat meningkatkan usaha untuk bertindak berdasarkan informasi pada waktu yang tepat .Sebagai perusahaan besar akan berkembang untuk beradaptasi dengan perubahan global , menengah dan ukuran yang lebih kecil akan terus mendorong untuk menjadi bagian dari perusahaan global ini . Di bawah keharusan dari '' ekonomi baru '' , internet sebagai media bisnis akan membutuhkan perpanjangan ERP menjadi ERP II untuk mengintegrasikan proses bisnis internal organisasi dengan orang-orang dari pelanggan dan pemasok ( Beheshti , 2006) .  Manfaat dasar sistem ERP berasal dari kemampuan pemrosesan transaksi yang efisien melalui terorganisir pencatatan struktur selain kemampuan perencanaan mereka (Jacobs dan Bendoly, 2003). Sistem ERP saat memberikan infrastruktur informasi sebagai tulang punggung bagi perusahaan untuk menerapkan banyak teknik-teknik baru, konsep dan strategi.
3.6 Globalization
            Visi masa depan bagi banyak organisasi melibatkan merancang lini produksi yang mulus dapat beralih ke model-model produk baru di mana saja di dunia, sementara pertemuan perubahan selera konsumen. Organisasi dengan rantai pasokan global yang terstruktur dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif atas saingan mereka. Merancang, memproduksi dan manufaktur di berbagai negara, sementara mendistribusikan dan melayani di seluruh dunia menciptakan dimensi baru untuk model OM.
3.7 New product/service development
Pemendekan siklus hidup produk dan proliferasi kebutuhan pelanggan dan preferensi membuat produk baru dan pengembangan layanan (NPD-NSD) faktor kunci keberhasilan saat ini sebagian besar perusahaan. Secara tradisional dikenal sebagai proses kreatif dan sangat inovatif, NPD-NSD dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dimulai dengan merespon peluang pasar dan berakhir dengan pengiriman produk atau jasa (Krishnan dan Loch 2005).
3.8 Outsourcing and extended leanness
            Outsourcing telah disebut salah satu ide manajemen yang paling penting dan praktek 75 tahun ( Sibbet et al . , 1997) lalu. Lebih banyak perusahaan kini mengandalkan outsourcing proses bisnis non - inti dan beberapa operasi back office untuk pihak ketiga dalam rangka untuk fokus pada bisnis inti mereka .. Munculnya model OM baru dan model ramping diperpanjang juga akan mengatasi ketidakpastian yang berkaitan dengan pasokan interupsi melalui politik, ekonomi dan alam skenario bencana .
3.9 Open vs closed loop
OM telah terutama ditangani dengan sistem terbuka di mana informasi dan materi diasumsikan memiliki aliran satu arah. Namun, fungsi perusahaan yang terintegrasi dengan sistem ERP yang terhubung ke beberapa perusahaan dengan sistem SCM, dan sistem informasi keseluruhan kini telah menjadi sebuah loop tertutup. Model OM masa depan harus menjawab model loop tertutup.Dengan interkoneksi dari beberapa perusahaan, maksudnya adalah bukan untuk memecahkan model-model kombinasi tetapi untuk mengembangkan keseimbangan sistem berdasarkan kebijakan pra-ditentukan.
3.10 Real options analysis
            Nyata pilihan analisis (Business Week, 1999) adalah alat yang muncul dari keuangan. OM dapat memanfaatkan konsep opsi dalam model masa depan untuk memprediksi berbagai dinamika organisasi.
3.11 Green supply chain management: environmentally conscious policies and ethical
Issues
            Isu lingkungan menjadi lebih dan lebih ketat bagi produsen. Beberapa tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini menggunakan bahan daur ulang, daur ulang produk akhir, pembuangan limbah industri, pengelolaan reverse logistics mengalir, konsumerisme hijau dan pengembangan produk hijau. Dari pemasaran dan manufaktur untuk sumber daya manusia dan teknologi informasi, hampir semua fungsi organisasi berada di bawah tekanan untuk menjadi ramah lingkungan (Sarkis, 1999; Zhu dan Sarkis, 2004).Manajemen rantai pasokan hijau dapat dipengaruhi oleh siklus hidup produk, rantai nilai organisasi (termasuk hijau pembelian / pengadaan, produksi, distribusi, logistik reverse dan kemasan), praktek bisnis yang sadar lingkungan (seperti leanness, kembali penggunaan, re-manufaktur, daur ulang dan pembuangan) dan kinerja organisasi langkah-langkah (Sarkis, 2003).
3.12 Contemporary performance measurement systems
Pengukuran kinerja adalah proses mengukur efisiensi dan efektivitas tindakan (Neely et al., 2005). Dari sudut pandang sistem pemikiran, sistem pengukuran kinerja mendefinisikan satu set metrik yang digunakan untuk pengukuran kinerja, yang merupakan esensi dari OM, memberikan survei yang sangat baik dari studi tentang pengukuran kinerja dengan pertengahan 1990-an. Pengukuran kinerja tradisional digunakan oleh produsen yang tidak pantas, sebagai langkah-langkah ini mendorong short-termism, optimasi lokal dan pengurangan varians ketimbang perbaikan, dan mereka juga fokus lackstrategic dan gagal untuk memberikan informasi tentang kebutuhan pelanggan (Neely et al., 2005). Selama dekade terakhir bidang pengukuran kinerja didominasi oleh balanced scorecard (Kaplan dan Norton, 1992).
3.13 Collaborative commerce and advanced information technology
Perdagangan kolaboratif menentukan seperangkat teknik yang memungkinkan perusahaan untuk lebih baik mengelola organisasi besar mereka . Strategi dalam perdagangan kolaboratif tidak hanya melibatkan koordinasi personil multi-disiplin , tetapi juga manajemen informasi di setiap tahap proses . Selama dua dekade terakhir , alat manajemen informasi berbasis komputer telah diperkenalkan untuk memfasilitasi komunikasi antara organisasi diperpanjang .
Sebagai proses bisnis , aplikasi e - bisnis sangat bergantung pada Internet untuk transaksi bisnis yang lengkap . Internet mempengaruhi penggunaan rantai pasokan dengan memfasilitasi implementasi ERP dan alat-alat perencanaan lanjutan , mampu mencapai informasi real-time , dan mengintegrasikan informasi di seluruh unit bisnis fungsional ( Swaminathan dan Tayur , 2003 ).

3.14 Forecasting
Peramalan permintaan sangat penting untuk proses pemenuhan pesanan yang membutuhkan pelaksanaan kebijakan persediaan yang tepat , sistem perencanaan yang memadai dan kapasitas fasilitas yang tepat .
3.15 Operations strategies
Sejarah perkembangan di bidang strategi operasi bergerak terutama dari '' bagaimana untuk menghasilkan '' melalui '' bagaimana menjual '' ke '' bagaimana dituntut '' . Berdasarkan pendekatan yang berorientasi proses yang terkait dengan inovasi teknologi , tidak mengherankan untuk strategi operasi masa depan untuk lebih fokus pada '' bagaimana merancang kreatif dari konsep penjualan secara terpadu '' .
3.16 Service operations management
Layanan adalah waktu yang tahan lama , pengalaman tidak berwujud atau kegiatan yang dilakukan untuk akting pelanggan dalam peran co - produser ( Fitzsimmons dan Fitzsimmons , 2006) . Layanan ( SOM ) mewakili mayoritas dari produksi ekonomi tetapi mereka telah melihat penelitian OM relatif sedikit ( Machuca et al . , 2007) .
Manajemen operasi jasa ( SOM ) telah dikutip sebagai salah satu topik penelitian yang populer masa depan sejak 1980-an . Studi empiris menunjukkan beberapa kemajuan tetapi dengan banyak ruang untuk secara signifikan moreemphasis . '' Baru ekonomi '' aplikasi dapat membantu penelitian SOM untuk mendapatkan beberapa tanah .
Selain layanan B2B , organisasi non -profit menempatkan kesempatan yang luar biasa untuk SOM dan OM ( Johnston , 2005). Daerah penelitian utama meliputi : kinerja menghubungkan operasi untuk driver bisnis , pengukuran kinerja dan peningkatan operasi , jaminan , keluhan dan pemulihan layanan - alat untuk perbaikan , manajemen orang , desain layanan, layanan teknologi , desain jaringan internal, pertemuan layanan , mengelola layanan kapasitas ( Johnston , 1999) .


3.17 Supply chain risk management
Mengelola risiko telah menjadi komponen penting dari SCM karena krisis yang parah . Selain itu, risiko dapat mahal dan menyebabkan penundaan yang signifikan dalam rantai pasokan . Karena sifat kompleks dan dinamis dari rantai suplai dan ketidakpastian yang melekat dalam sistem tersebut , manajemen risiko rantai pasokan dapat berfungsi untuk menjadi tugas yang menantang .
Ketidakpastian ada dalam persyaratan permintaan, kapasitas , waktu pengiriman , waktu manufaktur dan biaya ( Taylor dan Brunt , 2001) . Efek merugikan dari ketidakpastian dapat diperparah oleh operasi yang tidak efisien dalam sistem manufaktur , kebijakan produksi dan perubahan proses yang tidak fleksibel.
Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mengembangkan sistem klasifikasi risiko yang komprehensif , yang berisi daftar risiko berdasarkan tinjauan ekstensif dari literatur dan wawancara dengan praktisi industri . Sebuah metodologi yang ketat kemudian diminta untuk mengevaluasi faktor-faktor risiko yang disediakan oleh sistem klasifikasi risiko.

6.        Kesimpulan

Bidang Manajemen Operasional harus terus memantau basis penelitian terhadap realitas industri berkembang. Bagaimanapun, Inti dari Manajemen Operasional akan tetap dengan desain dan pengelolaan proses transformasi yang menciptakan nilai bagi organisasi dan masyarakat. Manajemen operasi masih akan menjadi fungsi organisasi yang akan mengubah ide-ide untuk produk menjadi kenyataan dari bahan daur ulang ataupun bahan baru. Bentuk dan identitas perusahaan akan berubah secara radikal untuk mencakup struktur virtual yang akan bergabung dan menghilang sebagai respon terhadap dinamika pasar.
Model OM dikembangkan untuk organisasi masa depan yang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang meliputi synthesis dan arsitektur untuk mengubah informasi menjadi pengetahuan, metode komunikasi terpadu dan protokol untuk pertukaran informasi, beradaptasi dan manufaktur proses dan sistem. Hal ini dipertimbangkan bahwa fokus pada isu-isu utama untuk Manajemen Operasional akan segera mendorong kedua peneliti dan praktisi industri di luar teknologi yang ada dan memberikan percepatan untuk mengembangkan sesuatu yang baru.


No comments:

Post a Comment