EVOLUSI
DALAM MANAJEMEN OPERASI:
MASA
LALU, SEKARANG DAN MASA DEPAN
I.
PENDAHULUAN
Manajemen Operasi (MO) merupakan salah satu fungsi
dalam organisasi yang membuat organisasi atau perusahaan mencapai target mereka
dengan efisiensi dan utilisasi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
(Krajewski et al, 2007; Chase et al, 2006) atau yang lebih khalayak umum mengerti adalah
pengaturan atau manajemen dalam transformasi dari bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi. Pengertian inipun masih dipakai sampai hari
ini, walaupun pada awalnya MO digunakan hanya untuk perusahaan manufaktur dalam
pengaturan proses produksi, tapi hari ini pengertian dan sudut pandang mengenai
MO telah jauh lebih luas dan melebihi pengertian MO itu sendiri. Dalam lingkup
akademis, MO berupaya memahami metodologi yang terdapat didalam disiplin ilmu
MO yang diterapkan pada perusahaan. Sebelum itu, makalah ini membahas sejarah
perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkup MO agar para pembaca lebih
memahami disiplin ilmu yang mereka pelajari.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan oleh penyusun adalah studi
literatur, yang merangkum jurnal internasional berjudul “Evolution of Operations
management: past, present and future” yang ditulis oleh:
·
Erkan
Bayraktar dari Bahcesehir
University, Istanbul, Turkey.
·
M.C.
Jothishankar dari Gammerler Corporation, Florida, USA.
·
Ekrem
Tatoglu dari Bahcesehir
University, Istanbul, Turkey.
·
Teresa
Wu dari
Arizona State University, Tempe,
Arizona, USA.
Beberapa
sumber tambahan juga dimasukkan dalam penyusunan makalah ini.
III. ISI MAKALAH
A.
Pengertian
Manajemen Operasi
MO merupakan satu disiplin ilmu dalam
ekonomi yang diterapkan perusahaan yang fungsinya sudah dijelaskan pada bagian
pendahuluan makalah ini. Pengertian MO lainnya adalah Manajemen transformasi yang tersistematis untuk merubah input menjadi
output (Knod and Schonberger, 2001; Chase et al., 2006; Russell and Taylor,
2006). Dalam perjalanannya, MO mengalami banyak perkembangan dan perubahanmetodologi
yang pada awalnya hanya digunakan untuk mengatur proses produksi secara
sederhana hingga MO berkembang pembahasannya meliputi bidang-bidang seperti
kualitas, manajemen persediaan, tenaga kerja, keragaman produksi, layout,
lokasi, penekanan biaya produksi dan lain-lain. Pada tahun 1913 fungsi MO
(walaupun istilah “MO” belum dikenal pada saat itu) telah digunakan oleh
perusahaan mobil Henry Ford ketika perusahaannya menggunakan jalur perakitan
segaris dan komponen-komponen mobil yang distandarisasi, Quality Control
(Walter shewhart, 1924), berlanjut pada masa penggunaan “komputer” untuk
memproses data dalam jumlah besar yang tidak bisa dilakukan oleh manusia pada
1938, TQM (Total Quality Management) (Deming 1947), JIT (Just In Time) (Kanban
1949-1975), Manufacturing Resources Planning (1960), MRP II (1970), CRM
(Customer Relationship Management) (1980), SCM (Supply Chain Management)
(Houlihan 1984), internet (1992), KM (Knowledge Management)(pertengahan 1990),
Virtual Organization dan Collaborative Commerce. Gambar berikut menjelaskan
urutan perkembangan pemikiran diatas.
1.
Perubahan
fokus dari “biaya” ke “kualitas”
Fungsi
MO mulai dikenal sejak 1890-1920 melalui Frederick W. Taylor (Upah pekerja
sesuai dengan kinerjanya), Frank and Lillian Gilbreth (Motion Studies) dan
Henry L. Gant (manajemen gudang senjata tentara amerika), yang kemudian masa
ini dikenal sebagai masa manajemen saintifik (menggunakan perhitungan matematis
dan logika untuk mengukur penggunaan sumber daya dan kinerja pegawai diperusahaan).
Berkat karya mereka dalam pengenalan manajemen saintifik, tahun 1920 hingga
1960 dianggap sebagai masa kejayaan indsutri di Amerika, dimana banyak
perusahaan menggunakan jasa dan pemikiran mereka untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan.
Fokus utama MO pada masa itu adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja,
dimana time and motion studies, layout,
production control and queuing theory adalah teori yang paling populer pada
masa itu. Pada masa 1920-1960 jugalah para ahli fokus mengembangkan algoritma
dan metodologi untuk optimalisasi beberapa area fungsi di organisasi (Chopra et
al., 2004). Tahun 1960, MO mulai ditulis
dalam bentuk buku dan lingkup MO meluas mencakup perusahaan jasa. Penggunaan
komputer juga sudah menjadi hal yang biasa yang diperkenalkan oleh J. Orlicky
dan O. Wright. Berlanjut pada tahu 1970, MRP mulai dikembangkan, database dan sistem informasi muncul
sebagai alat untuk memanajemen data besar dan angka-angka yang banyak terdapat
dalam MO.
Tahun 1980 merupakan tahun dimana MO diterima
secara luas sebagai salah satu fungsi organisasi. Meningkatnya persaingan yang
dipertajam dengan suksesnya produk-produk jepang diterima di pasar dunia,
membuat MO memfokuskan diri dalam meningkatkan strategi manufaktur, jasa
operasi, pengembangan prodak baru dan mengembangkan performa yang lebih baik
untuk produksi yang kecil. Pada masa ini juga TQM, JIT dan MRP dianggap sebagai
riset baru MO (Filippini, 1997). MO juga memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi
strategis dan taktis, pada fungsi strategis MO terlibat dalam penentuan
perencanaan produk dan jasa, strategi positioning, dan manajemen proses,
sementara pada fungsi taktis MO terlibat dalam design pekerjaan, kapasitas,
lokasi, logistik, manajemen material, perencanaan produksi dan staffing, penjadwalan
produksi, persediaan dan penjadwalan operasi.
Walaupun pada era 1980 MO berfokus
pada penekanan biaya produksi, fokus ini berubah ke fokus kualitas lewat
kolaborasi sistem informasi dan kecenderungan, JIT juga mendapat perhatian
besar dari akademisi yang juga semakin mempererat jaringan antara akademisi dan
praktisi.
B.1. Lingkungan
Abad
ke 20 dikenal sebagai masa produksi massal untuk mencapai skala ekonomis untuk
menekan biaya produksi, penggunaan komputer sebagai pembuat keputusan telah
meningkatkan pengembangan sistem informasi pada era 1970 dan era 1980, komputer
mendominasi pada era ini terutama dalam hal perencanaan produksi dan kontrol
sistem termasuk juga MRP dan MRP II.
Penggunaan komputer pada era ini
telah meningkatkan kinerja perusahaan dalam penhambilan keputusan, perencanaan
dan mengolah data yang besar, walaupun data pada masa ini belum terintegrasi
dengan fungsi organisasi yang lainnya. Data yang diolah pada era ini masih
tercampur aduk dan pada masa ini, isu utama yang ada diperusahaan-perusahaan
adalah sharing antara fungsi organisasi yang berbeda didalam perusahaan karena
tidak terintegrasinya database.
Pada era 1980, perusahaan dijepang
telah menggunakan JIT, Kanban dan TQM. Banyak perusahaan yang terkejut dan
bingung dalam melihat penerapan JIT , karena banyak perusahaan pada era ini
yang menggunakan sistem komputer yang kompleks.
Pada akhir 1970, kustomer menjadi
fokus utama MO sebagai pemegang kepentingan utama, hal ini merubah anggapan
perusahaan yang berbunyi “jual apa yang kau produksi” menjadi “jual apa yang
kustomer inginkan”. Kualitas dibawah teori TQM dianggap sebagai senjata
kompetisi baru pada era tersebut.
MO ditinjau dari sisi organisasi
A.
Struktur
Organisasi
Organisasi pada masa lalu terdiri dari 4 are
manajerial fungsionalyaitu uang, permintaan, design dan OM (Knod and
Schonberger, 2001). Dalam bentuk struktur organisasi seperti ini, komunikasi
dan kolaborasi antar departemen dinilai sangat lemah, oleh karena itu usaha
untuk pengintegrasian area-area fungsional di organisasi pada saat itu
sangatlah diupayakan.
B.
Konsep
(ROP) Re-Order Point sistem adalah satu dari
metodologi awal untuk melengkapi persediaan bahan pada perusahaan. dengan
kemajuan komputer, MRP diperkenalkan untuk merencanakan produksi untuk barang dependen,
lalu berlanjut perkembangannya ke perencanaan kebutuhan kapasitas, kontrol
aktivitas toko, pembelian dan layanan pelanggan.
Pada konsep yang lain, Kanban sebagai teknik untuk
mengontrol persediaan yang diperkenalkan melalu filosofi JIT dimana proses pengembangan berkelanjutan dan
keterlibatan pegawai adalah faktor kunci sukses.
C.
Filosofi
Pada era 1970 – 1980 didominasi oleh aplikasi MRP
dan MRP II yang mana membantu untuk melahirkan sistem PUSH, yang dikenal
sebagai pengambilan keputusan lewat komputer dan peran manusia disini hanya
sebagai input dan bukan sebagai pengambil keputusan. Di era ini juga penggunaan
komputer lebih maksimalkan dengan menggunakannya sebagai salah satu alat
pengambilan keputusan dalam bidang manufaktur.
Begitu juga kualitas, yang dimana TQM
sebagai filosofi manajemen yang dimasukkan kedalam proses produksi. Filosofi
TQM juga mengikutsertakan pegawai dan pengembangan berkelanjutan didalam hal
kualitas. TQM juga meliputi benchmarking, design produk dan jasa, design
proses, pembelian dan pemecahan masalah (Krajewski and Ritzman, 2002; Choi and
Eboch, 1998).
JIT pada dasarnya adalah untuk
menghantarkan produk ke orang yang tepat, waktu yang tepat dan jumlah yang
tepat, yang mana hal ini mengurangi kebutuhan untuk mengurus persediaan digudang
dalam jumlah besar
2.
Manajemen
Operasi – Saat Ini : Era Kustomisasi Masal melalui Internet dan Integrasi
Dulu,
saat era manufaktur kerajinan produk
sangat terbatas sekali. Setiap barang
di produksi sedikit variasi (low
variety) dengan harga tinggi (high
price) bahkan setiap produksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Lalu dengan
munculnya revolusi industri, munculnya mesin-mesin produksi. manufaktur pindah
dari era kerajinan ke era produksi massal (Mass Production).
Produksi massal (Mass Production) membuat
produk yang macamnya terbatas
(low variety) namun harga murah (low price) serta waktu produksi yang
lebih cepat.
Kustomisasi massal (mass customization)
adalah penggunaan teknologi, seperti internet, untuk memberikan layanan yang
dikustomisasi secara massal. Hasilnya adalah memberikan setiap pelanggan sesuai yang mereka minta. Maksud dari layanan yang
dikustomisasi adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menawarkan produk atau jasa
yang dimodifikasi secara individual menggunakan sumber daya produksi yang sama
dengan produksi massal yang kemudian dihubungkan dengan masing-masing
pelanggan.
Biaya dan kualitas berdasarkan
persaingan di masa lalu telah berubah dari waktu-kewaktu seiring berkembangnya teknologi seperti system produksi yang berbasis
komputerisasi memungkinkan perusahaan untuk memenuhi semua tuntutan konsumen.
Tuntutan konsumen mengakibatkan berubahnya system produksi massal menjadi
system produksi
kustomisasi massal.
Kustomisasi
massal menawarkan keuntungan baik bagi pelanggan maupun pabrik. Pelanggan tidak
harus berkompromi. Mereka dapat memperoleh produk yang mereka inginkan,
disesuaikan dengan masing – masing selera dan kebutuhan. Bagi pabrik, mereka
menciptakan lebih banyak kepuasan pelanggan, pada saat yang sama, meningkatkan
efisiensi produksi. Kustomisasi massal mengakibatkan sedikit atau tidak adanya
sediaan barang jadi atau setengah jadi ; tidak ada produk yang kadaluarsa yang
penuh debu pada rak atau ruang pamer ; serta menuntut modal kerja yang lebih
sedikit.
A. Strategi Manajemen Operasi
Strategi yang digunakan dalam Manajem
operasi antara lain :
1.
Differentiation
2.
Cost
Leadership
3. Response
B.
Keunggulan Bersaing Melalui Operasi
Kompetensi
Inti merupakan Kekuatan dan keunikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Hal
ini sangat perlu diperhatikan manajemen pada saat memformulasikan startegi.
Sumber kompetensi Inti, antara lain :
1. Sumber Daya Manusia (work force)
2. Fasilitas (facilities)
3. Sistem dan Teknologi
C. 10 KEPUTUSAN
STRATEGIS DALAM MANAJEMEN OPERASI
1.
Desain barang dan jasa
2.
Kualitas
3.
Desain proses dan kapasitas
4.
Pemilihan Lokasi
5.
Desain Layout
6.
Desain kerja dan SDM
7.
Manajemen Rantai Pasokan (SCM)
8.
Persediaan
9.
Skeduling
10.
Pemeliharaan
3. Operations management – future:
the post-information era
Saat
ini, globalisasi telah mempengaruhi besar pada dunia bisnis. Selama dekade
sejak pembentukannya, bidang OM telah mengalami perubahan terus-menerus dan
sudah termasuk bidang studi memperluas batas-batas fungsi operasi. Tantangan
mendefinisikan batas-batas OM OM masih tetap menjadi masalah. Upaya untuk
mengintegrasikan fungsi bisnis organisasi dan organisasi rantai pasokan selama
dekade terakhir dapat diperluas ke dalam aplikasi e-bisnis yang terintegrasi
melalui implementasi teknologi baru. Hal ini dipertimbangkan bahwa model OM
akan memainkan peran utama di bidang manufaktur dan industri jasa bersama
dengan aplikasi e-bisnis.
3.1
Environment
Kemajuan
teknologi yang cepat memberikan manajer operasi dengan peluang luar biasa untuk
perbaikan. Tekanan persaingan yang ketat mengharuskan organisasi untuk mencari
alat-alat baru untuk menangani proses mereka saat ini dan juga mendapatkan
akses ke pasar baru. Globalisasi membuka cakrawala baru bagi bisnis melalui
model bisnis baru (misalnya B2B e-commerce berbasis dan hubungan B2C).
Lingkungan bisnis yang berubah cepat membutuhkan dekat dan cepat interaksi
antara para pemangku kepentingan organisasi untuk lebih memahami pasar. Sarana
komunikasi yang berbeda dan standar untuk meningkatkan saling menguntungkan
stakeholder akan menjadi karakteristik yang mendasari lingkungan di masa depan.
Kemajuan serupa juga mungkin terjadi di fasilitas manufaktur. Mesin lebih
fungsional dengan fitur cerdas seperti self-penjadwalan dan selfmaintenance
dapat mengkarakterisasi sel manufaktur masa depan. Dengan siklus hidup produk
yang lebih pendek dan kebutuhan yang berkembang untuk kustomisasi massal,
manajemen proyek yang lebih baik skillsare mungkin aset penting bagi sumber
daya manusia di masa depan.
3.2
Organizational structure
Kemungkinan struktur organisasi masa depan dan
lingkungan kerja yang yang digambarkan pada Gambar 8. Sebuah organisasi di masa
depan akan lebih fokus pada kompetensi inti mereka. Outsourcing dan kemitraan
akan menjadi praktik umum bagi banyak kegiatan di-rumah tradisional.
Kemungkinan besar, sebuah organisasi masa depan perlu fokus pada beberapa
proses seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Banyak proses akan dilakukan
oleh khusus'' pasokan jaringan'' members.While tren ini telah banyak diamati di
beberapa daerah seperti sumber daya manusia, auditing, akuntansi dan logistik,
hal itu juga dapat diperluas ke daerah-daerah non-tradisional, termasuk
pemasaran, penjualan dan R & D.
3.3
Challenges
Menurut Russell dan Taylor ( 2006 ) , tantangan yang
dihadapi organisasi saat ini yang luas dan meliputi: persaingan yang ketat ,
pasar global , sourcing global, pembiayaan global , strategi global , berbagai
produk yang disempurnakan, kustomisasi massal , bisnis jasa , peningkatan
kualitas , fleksibilitas , kemajuan teknologi , keterlibatan karyawan ,
lingkungan dan isu-isu etis . Oleh karena itu , organisasi harus menggunakan
strategi dan teknologi untuk membentuk sebuah organisasi virtual.
Sebagai organisasi virtual yang dianggap sebagai
bentuk dominan organisasi di masa mendatang , tema penelitian berikut ini dapat
diusulkan terkait dengan pembentukannya :
1. Mengembangkan
rantai pasokan pengetahuan fleksibel untuk memungkinkan kustomisasi massal
produk dan jasa
2. Membentuk
aliansi lintas - perbatasan dengan perusahaan untuk memperluas lini produk atau
mengisi kesenjangan produk - line
3. Mengembangkan
benchmarking untuk bisnis kewirausahaan yang lebih kecil untuk bergabung dengan
jaringan pasokan
4. Memungkinkan
integrasi multiple , entitas bisnis yang berbeda dengan menggunakan teknologi
informasi modern
5. Integrasi
model manusia 3 - D untuk mensimulasikan keselamatan kerja , kelincahan
akanjuga berperan dalam layout pabrik , desain produk , produksi dan
pemeliharaan .
3.4
Agility and built-to-order supply chains
Dalam ekonomi berkembang, sebuah menjamurnya
e-organisasi dan kelincahan, telah menjadi strategi kompetitif baru (Dove,
1999).Seperti yang terlihat pada Gambar 8, KM merupakan salah satu teknologi
yang memungkinkan kelincahan, tetapi bukan satu-satunya. Organisasi harus cukup
ramping dan mampu beradaptasi dengan perubahan cepat. Seiring dengan prioritas
kompetitif saat ini seperti biaya, kualitas, waktu pengiriman dan fleksibilitas
(Ward et al., 1998), kelincahan dengan beberapa langkah-langkah yang solid
tampaknya menjadi tambahan baru ke dalam daftar.Supply chain built-to-order
(Bosc) konsep diperkenalkan untuk meningkatkan derajat fleksibilitas dan
responsif terhadap perubahan kebutuhan pasar / pelanggan (Gunasekaran, 2005).
Dalam lingkungan built-to-order, suku cadang dan komponen siap dirakit untuk
order dan tidak ada persediaan barang jadi (Gunasekaran dan Ngai, 2005).
Teknologi informasi melalui internet dan kemitraan pemasok dekat adalah penting
untuk respon yang cepat dan fleksibel kepada pelanggan secara real-time berbagi
informasi.
3.5
Extensions to ERP and SCM: ERP II
Blackburn (
1991) berpendapat bahwa pesaing berbasis waktu harus fokus pada gambaran yang
lebih besar , yaitu sistem pengiriman nilai keseluruhan , dalam rangka untuk
mengubah seluruh rantai nilai menjadi satu organisasi menekankan total waktu
yang dibutuhkan untuk memberikan produk atau jasa . Selain integrasi intra -
organisasi melalui paket ERP , integrasi antar organisasi dengan menggunakan
model SCM juga telah dilaksanakan . Integrasi ini dapat meningkatkan usaha
untuk bertindak berdasarkan informasi pada waktu yang tepat .Sebagai perusahaan
besar akan berkembang untuk beradaptasi dengan perubahan global , menengah dan
ukuran yang lebih kecil akan terus mendorong untuk menjadi bagian dari
perusahaan global ini . Di bawah keharusan dari '' ekonomi baru '' , internet
sebagai media bisnis akan membutuhkan perpanjangan ERP menjadi ERP II untuk
mengintegrasikan proses bisnis internal organisasi dengan orang-orang dari
pelanggan dan pemasok ( Beheshti , 2006) .
Manfaat dasar sistem ERP berasal dari kemampuan pemrosesan transaksi
yang efisien melalui terorganisir pencatatan struktur selain kemampuan
perencanaan mereka (Jacobs dan Bendoly, 2003). Sistem ERP saat memberikan
infrastruktur informasi sebagai tulang punggung bagi perusahaan untuk
menerapkan banyak teknik-teknik baru, konsep dan strategi.
3.6
Globalization
Visi masa depan
bagi banyak organisasi melibatkan merancang lini produksi yang mulus dapat
beralih ke model-model produk baru di mana saja di dunia, sementara pertemuan
perubahan selera konsumen. Organisasi dengan rantai pasokan global yang
terstruktur dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif atas saingan
mereka. Merancang, memproduksi dan manufaktur di berbagai negara, sementara
mendistribusikan dan melayani di seluruh dunia menciptakan dimensi baru untuk
model OM.
3.7
New product/service development
Pemendekan siklus hidup produk dan proliferasi
kebutuhan pelanggan dan preferensi membuat produk baru dan pengembangan layanan
(NPD-NSD) faktor kunci keberhasilan saat ini sebagian besar perusahaan. Secara
tradisional dikenal sebagai proses kreatif dan sangat inovatif, NPD-NSD dapat
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dimulai dengan merespon peluang
pasar dan berakhir dengan pengiriman produk atau jasa (Krishnan dan Loch 2005).
3.8
Outsourcing and extended leanness
Outsourcing
telah disebut salah satu ide manajemen yang paling penting dan praktek 75 tahun
( Sibbet et al . , 1997) lalu. Lebih banyak perusahaan kini mengandalkan
outsourcing proses bisnis non - inti dan beberapa operasi back office untuk
pihak ketiga dalam rangka untuk fokus pada bisnis inti mereka .. Munculnya
model OM baru dan model ramping diperpanjang juga akan mengatasi ketidakpastian
yang berkaitan dengan pasokan interupsi melalui politik, ekonomi dan alam
skenario bencana .
3.9
Open vs closed loop
OM telah terutama ditangani dengan
sistem terbuka di mana informasi dan materi diasumsikan memiliki aliran satu
arah. Namun, fungsi perusahaan yang terintegrasi dengan sistem ERP yang
terhubung ke beberapa perusahaan dengan sistem SCM, dan sistem informasi
keseluruhan kini telah menjadi sebuah loop tertutup. Model OM masa depan harus
menjawab model loop tertutup.Dengan interkoneksi dari beberapa perusahaan,
maksudnya adalah bukan untuk memecahkan model-model kombinasi tetapi untuk
mengembangkan keseimbangan sistem berdasarkan kebijakan pra-ditentukan.
3.10
Real options analysis
Nyata pilihan
analisis (Business Week, 1999) adalah alat yang muncul dari keuangan. OM dapat
memanfaatkan konsep opsi dalam model masa depan untuk memprediksi berbagai
dinamika organisasi.
3.11
Green supply chain management: environmentally conscious policies and ethical
Issues
Isu lingkungan
menjadi lebih dan lebih ketat bagi produsen. Beberapa tantangan yang dihadapi
perusahaan saat ini menggunakan bahan daur ulang, daur ulang produk akhir,
pembuangan limbah industri, pengelolaan reverse logistics mengalir,
konsumerisme hijau dan pengembangan produk hijau. Dari pemasaran dan manufaktur
untuk sumber daya manusia dan teknologi informasi, hampir semua fungsi
organisasi berada di bawah tekanan untuk menjadi ramah lingkungan (Sarkis,
1999; Zhu dan Sarkis, 2004).Manajemen rantai pasokan hijau dapat dipengaruhi
oleh siklus hidup produk, rantai nilai organisasi (termasuk hijau pembelian /
pengadaan, produksi, distribusi, logistik reverse dan kemasan), praktek bisnis
yang sadar lingkungan (seperti leanness, kembali penggunaan, re-manufaktur,
daur ulang dan pembuangan) dan kinerja organisasi langkah-langkah (Sarkis,
2003).
3.12
Contemporary performance measurement systems
Pengukuran kinerja adalah proses
mengukur efisiensi dan efektivitas tindakan (Neely et al., 2005). Dari sudut
pandang sistem pemikiran, sistem pengukuran kinerja mendefinisikan satu set
metrik yang digunakan untuk pengukuran kinerja, yang merupakan esensi dari OM,
memberikan survei yang sangat baik dari studi tentang pengukuran kinerja dengan
pertengahan 1990-an. Pengukuran kinerja tradisional digunakan oleh produsen
yang tidak pantas, sebagai langkah-langkah ini mendorong short-termism, optimasi
lokal dan pengurangan varians ketimbang perbaikan, dan mereka juga fokus
lackstrategic dan gagal untuk memberikan informasi tentang kebutuhan pelanggan
(Neely et al., 2005). Selama dekade terakhir bidang pengukuran kinerja
didominasi oleh balanced scorecard (Kaplan dan Norton, 1992).
3.13
Collaborative commerce and advanced information technology
Perdagangan kolaboratif menentukan
seperangkat teknik yang memungkinkan perusahaan untuk lebih baik mengelola
organisasi besar mereka . Strategi dalam perdagangan kolaboratif tidak hanya
melibatkan koordinasi personil multi-disiplin , tetapi juga manajemen informasi
di setiap tahap proses . Selama dua dekade terakhir , alat manajemen informasi
berbasis komputer telah diperkenalkan untuk memfasilitasi komunikasi antara
organisasi diperpanjang .
Sebagai proses bisnis , aplikasi e
- bisnis sangat bergantung pada Internet untuk transaksi bisnis yang lengkap .
Internet mempengaruhi penggunaan rantai pasokan dengan memfasilitasi
implementasi ERP dan alat-alat perencanaan lanjutan , mampu mencapai informasi
real-time , dan mengintegrasikan informasi di seluruh unit bisnis fungsional (
Swaminathan dan Tayur , 2003 ).
3.14
Forecasting
Peramalan permintaan sangat penting
untuk proses pemenuhan pesanan yang membutuhkan pelaksanaan kebijakan
persediaan yang tepat , sistem perencanaan yang memadai dan kapasitas fasilitas
yang tepat .
3.15
Operations strategies
Sejarah perkembangan di bidang
strategi operasi bergerak terutama dari '' bagaimana untuk menghasilkan ''
melalui '' bagaimana menjual '' ke '' bagaimana dituntut '' . Berdasarkan
pendekatan yang berorientasi proses yang terkait dengan inovasi teknologi ,
tidak mengherankan untuk strategi operasi masa depan untuk lebih fokus pada ''
bagaimana merancang kreatif dari konsep penjualan secara terpadu '' .
3.16
Service operations management
Layanan adalah waktu yang tahan
lama , pengalaman tidak berwujud atau kegiatan yang dilakukan untuk akting
pelanggan dalam peran co - produser ( Fitzsimmons dan Fitzsimmons , 2006) .
Layanan ( SOM ) mewakili mayoritas dari produksi ekonomi tetapi mereka telah
melihat penelitian OM relatif sedikit ( Machuca et al . , 2007) .
Manajemen operasi jasa ( SOM )
telah dikutip sebagai salah satu topik penelitian yang populer masa depan sejak
1980-an . Studi empiris menunjukkan beberapa kemajuan tetapi dengan banyak
ruang untuk secara signifikan moreemphasis . '' Baru ekonomi '' aplikasi dapat
membantu penelitian SOM untuk mendapatkan beberapa tanah .
Selain layanan B2B , organisasi non
-profit menempatkan kesempatan yang luar biasa untuk SOM dan OM ( Johnston ,
2005). Daerah penelitian utama meliputi : kinerja menghubungkan operasi untuk
driver bisnis , pengukuran kinerja dan peningkatan operasi , jaminan , keluhan
dan pemulihan layanan - alat untuk perbaikan , manajemen orang , desain
layanan, layanan teknologi , desain jaringan internal, pertemuan layanan ,
mengelola layanan kapasitas ( Johnston , 1999) .
3.17
Supply chain risk management
Mengelola risiko telah menjadi
komponen penting dari SCM karena krisis yang parah . Selain itu, risiko dapat
mahal dan menyebabkan penundaan yang signifikan dalam rantai pasokan . Karena
sifat kompleks dan dinamis dari rantai suplai dan ketidakpastian yang melekat
dalam sistem tersebut , manajemen risiko rantai pasokan dapat berfungsi untuk
menjadi tugas yang menantang .
Ketidakpastian ada dalam
persyaratan permintaan, kapasitas , waktu pengiriman , waktu manufaktur dan
biaya ( Taylor dan Brunt , 2001) . Efek merugikan dari ketidakpastian dapat
diperparah oleh operasi yang tidak efisien dalam sistem manufaktur , kebijakan
produksi dan perubahan proses yang tidak fleksibel.
Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk
mengembangkan sistem klasifikasi risiko yang komprehensif , yang berisi daftar
risiko berdasarkan tinjauan ekstensif dari literatur dan wawancara dengan
praktisi industri . Sebuah metodologi yang ketat kemudian diminta untuk
mengevaluasi faktor-faktor risiko yang disediakan oleh sistem klasifikasi risiko.
6.
Kesimpulan
Bidang
Manajemen Operasional harus terus memantau basis penelitian terhadap realitas
industri berkembang. Bagaimanapun, Inti dari Manajemen Operasional akan tetap
dengan desain dan pengelolaan proses transformasi yang menciptakan nilai bagi
organisasi dan masyarakat. Manajemen operasi masih akan menjadi fungsi
organisasi yang akan mengubah ide-ide untuk produk menjadi kenyataan dari bahan
daur ulang ataupun bahan baru. Bentuk dan identitas perusahaan akan berubah
secara radikal untuk mencakup struktur virtual yang akan bergabung dan
menghilang sebagai respon terhadap dinamika pasar.
Model
OM dikembangkan untuk organisasi masa depan yang diharapkan dapat mengatasi
masalah-masalah yang meliputi synthesis dan arsitektur untuk mengubah informasi
menjadi pengetahuan, metode komunikasi terpadu dan protokol untuk pertukaran
informasi, beradaptasi dan manufaktur proses dan sistem. Hal ini
dipertimbangkan bahwa fokus pada isu-isu utama untuk Manajemen Operasional akan
segera mendorong kedua peneliti dan praktisi industri di luar teknologi yang
ada dan memberikan percepatan untuk mengembangkan sesuatu yang baru.
No comments:
Post a Comment