Sunday, May 8, 2016

Manajemen Operasional - Quality Function Development

Quality Function Development
Pengertian QFD
Ialah sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai produk itu ke tangan konsumen, dimana produknya sesuai keinginan konsumen. Ada tiga aspek penting :
³  Customer Needs
³  QFD didasari proyek dan kegunaan fungsi silang dari semua tim
³  Cocok jika diimplementasikan dengan Concurent Engeneering, artinya semua aktivitas pengembangan produk dilakukan dalam waktu bersamaan
Sejarah Singkat QFD
Dikembangkan oleh Yoji Akao tahun 1972. Dia mendefinisikan ini sebagai ‘a system for translating customer requirements into aproriate techincal requirements at every stage of product’s life cycle from product conception to sale to service’.
Ada filosofi dibawa oleh Yoji, yaitu Hin Shitsu Ki No Ten Kai, dengan penjelasan sebagai berikut :
Hin dan Shitsu                        = Quality Features Atibutes Qualities
Ki dan No                   = Function Mechanization
Ten dan Kai                = Deployment Diffusion Development Evolution
Selain dari filosofi di atas, QFD juga dikenal sebagai Customer Driven Engeneering dan Matrix Product Planning.
Sehinnga, bisa kita simpulkan QFD ialah tindakan untuk mengetahui suara konsumen kemudian akan diterjemahkan melalui pengembangan produk ke lantai produksi dan dipasarkan kembali ke konsumen.
·         Kompetisi Dalam Pengembangan Produk
Pengembangan produk saat ini diikuti oleh isu kualitas, biaya, dan waktu pengembangan produk yang akan berpengaruh pada market share dan keuntungan.
Rounded Rectangle: Quality, Cost
Timeliness
]

Rounded Rectangle: Market Share
Rounded Rectangle: Producitivity
Profitability
 





                                                                                                        

Konsumen akan menjadi lebih sadar akan biaya dan nilai. Mereka mudah berpindah ke produk alternatif. Strategi harga dapat juga meningkatkan market share, tetapi kualitas juga penting. Time to market akan membuat produsen lebih cepat ke masyarakat, sehingga bisa menciptakan keunggulan bersaing.
Akan tetapi, market share juga tidak bisa menjamin pendapatan akan selalu tinggi, jika perusahaan tidak bisa menjaga tingkat produktivitasnya.
·         Kualitas, Biaya dan Waktu Trade Off
Konsumen akan selalu menginginkan kualitas barang yang tinggi, dengan biaya yang lebih rendah. Jika perusahaan hanya bisa mencapai harga rendah saja, tetapi tidak bisa mencapai kualitas yang baik, maka perusahaan tidak akan bisa bertahan lama.
Kualitas tinggi dengan biaya tinggi adalah sebuah kewajaran, tapi jika dicapai dengan biaya yang rendah, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan mampu mengefisiensikan dari proses operasinya.
·         Peningkatan Kualitas dengan Metode QFD
QFD dikatakan sebagai terobosan baru dalam pengendalian kualitas manufaktur tradisional sederhana ke pengendalian kualitas produk. Penggunaan QFD juga mengganti orientasi dari ‘what to do?’ menjadi ‘how to do?’ sehingga bisa didapatkan kinerja yang memuaskan konsumen.
Secara garis besar pendekatan QFD seperti ini :
Pertama, bagaimana bisa mengonversi keinginan konsumen, yang diwujudkan dalam sebuah desain perusahaan, selanjutnya di realisasikan dalam bentuk part-part, dan kemudian baru benar-benar diproduksi.
·         Struktur Pengembangan Produk
Kelemahan metode tradisional adalah kebutuhan akan prosedur formal pada pengembangan produk, karena banyak pengorganisasian proses pengembangan produk tidak diketahui secara baik oleh semua partisipan yang terlibat.
Sehingga, dalam zaman seperti sekaran, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengembangan produk :
v  Trade Offs
v  Pembagian Tanggung Jawab
v  Pemahaman
v  Prioritas
v  Pengetahuan Teknis
v  Kerangka Waktu yang Lama
v  Perubahan Sumber Daya
v  Komunikasi
Manfaat QFD
-          Mengurangi dan mempercepat terjadinya perubahan
Keuntungannya ialah tindakan pencegahan lebih baik ketimbang reaksi dalam pengembangan produk, yang menyebabkan kinerja organisasi bergerak naik sehingga akan bekerja pada tingkat kualitas yang tinggi.
-          Pengurangan waktu pengembangan
Waktu siklus pengenalan produk dapat dipercepat dari sepertiga menjadi setengah dengan penggunaan QFD mellaui perencanaan produk.
-          Pengurangan masalah saat produk dimulai
Pendekatan pencegahan dibantu perkembangannya oleh hasil QFD didalam mengurangi permasalahan arus bawah, terutama saat awal produksi dimulai.
-          Biaya produksi lebih rendah
TOYOTA ketika belum menerapkan QFD,  indeks biayanya mencapai 100. Tetapi, ketika sudah menerapkan QFD biaya produksi awal berkurang sebesar 61%
-          Pengurangan permasalahan dasar
Penguraangan ini sebagai bentuk dari pengurangan permasalahan dari konsumen dan dampaknya ada pengurangan biaya jaminan. Sebagai contoh, mobil TOYOTA pernah dikatakan mudah berkarat, sehinggan TOYOTA memberi garansi akan mobil mereka tidak mudah berkarat.

-          Peningkatan kepuasan konsumen
Karena lebih aware terhadap aspirasi dari konsumen, maka aspirasi-aspirasi dari konsumen akan selalu diterjemahkan dalam produknya, sehingga kepuasan konsumen meningkat.
-          Transfer ilmu pengetahuan
Proses QFD melibatkan partisipan melalui sejumlah proses yang rumit, dan pendekatan dokumentasi yang terarah. Selain itu, juga membantu transfer ilmu pengetahuan kepada pekerja baru, memberi kerja awal kepada mereka lebih tinggi dari learning curve. Mungkin pekerja lama membuat kesalahan dan perlu belajar dari pekerja baru, karena diharapkan kesalahan yang dilakukan tidak terulang kembali.
·         Metodologi QFD
Menurut Cohen, ada beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu :
Ø  Matriks perencanaan produk   = Menjelaskan tentang customer needs, technical requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assement dan targets
Ø  Matriks perencanaan part        =  Mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang critical terhadap pengembangan produk
Ø  Matriks perencanaan prose      =   Mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk.
Ø  Matriks perencanaan produksi = Memaparkan tindakan yang perlu diambil dalam perbaikan proses dari suatu produksi
Ø  Gambar QFD
Gambar 4.8 menjelaskan bahwa QFD seperti sebuah rumah. Kemudian rumah itu dibagi menjadi ruangan yang lebih kompleks, yang berisi atribut serta satu sama lain saling mempengaruhi.
·         Voice of Customers
QFD dimulai dengan menggaris bawahi sejumlah kebutuhan penting atau apa yang ingin diselesaikan atau disempurnakan. Dalam hal ini sering disebut kebutuhan konsumen atau voice of customers. Kadang kebutuhan dari konsumen membutuhkan definisi yang lebih jelas, sehingga tidak bisa langsung dieksekusi. Ketika sudah jelas kebutuhannya seperti apa, kemudian akan dijelaskan bagaimana cara mengerjakannya, serta akan dirancang menjadi desain yang akan menjadi sebuah produk.
·         Kebutuhan Teknis
Kebutuhan teknis ada untuk lebih menspesifikasi sebuah desain yang telah ada. Sehingga, kebutuhan teknis tidak lain merupakan bahasa teknis yang akan kemudian dikembangkan. Salah satu cirinya adalah terukur, artinya setiap bahasa teknis mempunyai suatu ukuran.

·         Hubungan Whats dan Hows
Dalam hubungan yang komplek antara whats dan hows dapat dijelaskan bahwa sebuah what dapat dijelaskan lebih dari satu makna pada how. Usaha untuk menghubungkan whats dan hows sering menjadi  lebih membingungkan sehingga dibutuhkan jalan terbaik untuk menterjemahkan dan menghubungkan whats dan hows, salah satu jalanya adalah dengan hubungan langsung menjadi sebuah matriks.
Description: C:\Users\arnaldo\Desktop\New folder\20140520_111035.jpg
Hubungan kuat jika keinginan teknis tertentu merupakan inteorestasi langsung suatu keinginan konsumen. Sedangkan hubungan lemah dan sedang umumnya dari hubungan konsumen dengan kebutuhan teknis yang bukan dari inteprestasi langsungnya
Description: C:\Users\arnaldo\Desktop\New folder\20140520_111053.jpg



·         Menentukan How Much
Bagian ini merupakan bagian terukur dari hows yang berisi nilai target yang akan dicapai. Target merupakan bagian dari kualifikasi teknis, sehingga semua target harus terukur. Ada beberapa alasan mengapa how much didefinisikan antara lain:
1.      Untuk menyediakan makna tujuan dari jaminan bahwa kebutuhan bisa di temukan
2.      Untuk menyediakan target bagi pengembangan produk lebih lanjut
How much menyediakan tujuan yang spesifik yang menjaga bahwa apa yang menjadi tujuan dalam pemuasan konsumen tercapai.
Description: C:\Users\arnaldo\Desktop\New folder\20140520_111109.jpg
·         Matrik korelasi
Description: C:\Users\arnaldo\Desktop\New folder\20140520_111152.jpgMatrik korelasi adalah sebuah tabel segitiga yang sering di padukan dengan Hows, dalam arti bahwa matrik korelasi menjelaskan hubungan antar item HOW

O positive
X Negative
# strong negative
 
 









Hubungan positif adalah sebuah HOW bisa mendukung HOW yang lainya
Hubungan negatif adalah antara sebuah HOW dengan HOW lainya menimbulkan akibat yang saling merugikan atau salah satu yang dirugikan
·         Competitive assessment
Competitive assessment adalah sebuah grafik yang menggambarkan perbandingan penilaian terhadap produk perusahaan dan pesaingnya untuk setiap keinginan konsumen (whats) dan kebutuhan teknis (Hows).
Description: C:\Users\arnaldo\Desktop\New folder\20140520_111221.jpg
·         Importance Rating dan bobot kolom
Importance rating digunakan untuk usaha prioritas dan membuat keputusan trade-off. Importance rating diekspresikan sebagai sebuah skala relatif, atau dengan angka yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan konsumen dan biasanya di ekspresikan dengan skala relatif (misal 1-5)
BKj = ói (Bti x Hij)
Dimana :
Bkj= bobot kolom untuk kolom j
IRi= importance rating untuk keinginan konsumen (i)
Hij = nilai hubungan untuk keinginan konsumen (i) dengan keinginan teknis (j). Berupa simbol hubungan kuat, menengah, lemah.
Description: C:\Users\arnaldo\Desktop\New folder\20140520_165324.jpg
·         Organisasi QFD
Didalam menyusun sebuah QFD tidak luput dari penyusunan sebuah tim yang akan mengerjakan proyek pengembangan produk baru. Sebab QFD merupakan proses fungsi silang sebuah tim dan juga merupakan aktifitas awal dari:
ü  Seleksi anggota tim
ü  Pengembangan proyek
ü  Identifikasi kepentingan - kepentingan konsumen dan stakeholder
ü  Perencanaan proyek
ü  Membuat waktu pengerjaan proyek
 












Core Team
Merupakan pusat didalam pengembangan QFD dan merupakan langkah awal di dalam proyek QFD untuk menyeleksi anggota tim. Komposisi dari core team QFD memiliki kebebasan dalam menentukan proyek sesuai tujuan pengembangan produk. Biasanya anggota berasal dari:
ü  Marketing
ü  Product design
ü  Manufacturing
ü  Lini produksi
Champion
Sponsor yang meyakinkan tim akan menerima sejumlah sumber daya, pengakuan, dan komitmen dari perusahaan didalam usaha pengembangan produk baru.
Facilitator
Fasilitator dalam pengembangan proyek QFD harus berpengalaman dalam proses pengembangan proyek QFD dan fasilitator juga sebagai pedoman, perencanaan, dan pelaku pengembangan produk dari sebuah tim
Leader
Adalah pemimpin dari pelaksanaan proyek. Leader juga bertanggung jawab penuh atas keberhasilan atau kegagalan pengembangan proyek QFD.
Recorder
Adalah pencatat agenda-agenda penting selama proses QFD berlangsung.
·         Empat fase pengembangan QFD
House of quality
Urutan pembuatan HOQ:
1.      Identifikasi konsumen, Hal ini ini harus diperhatikan segmen pengembangan produk yang diinginkan perusahaan
2.      Menentukan customer needsnya(WHATs),  item ini mengandung hal hal yang dibutuhkan oleh konsumendan masih bersifat umum, sehingga sulit untuk langsung diimplementasikan.
3.      Menentukan importance rating, merupakan tingkat kepentingan dari VOC dan diperoleh dari hasil perhitungan kuesioner yang disebarkan pada pelanggan.
4.      Analisis customer competitive evaluation, dibuat berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh dari konsumen tentang penyebaran produk di pasar dibandingkan dengan pesaing produk sejenis dan segmen pasar yang sama.
5.      Menentukan technical requirements (HOWs), merupakan pengembangan dari customer needs atau merupakan penerjemahan kebutuhan konsumen dalam bentuk teknis agar sebuah produk dapat di bentuk secara langsung.
6.      Menentukan relationship, menentukan nilai bobot yang ditentukan oleh 3 nilai kunci utama yaitu:
·         È Strong relationship dengan bobot 9
·         Ï medium relationship dengan bobot 3
·         “ weak relationship dengan bobot 1
7.      Menentukan target (HOW MUCH), merupakan perhitungan spesifikasi dari HOWs. Nilai target di representasikan untuk memenuhi keinginan konsumen
8.      Membuat matrik korelasi, menjelaskan tipe dari beberapa hubungan antara lain
·         Positive berarti bahwa satu How akan mendukung How yang lainya
·         Negative berarti bagaimana sebuah How mempengaruhi How lainya
9.      Membuat analisis tentang Competitive technical assesment, dengan membandingkan produk sejenis dari perusahaan lain pada produk dan segmen pasar yang sejenis.
10.  Menentukan BOBOT
BKj = ói (Bti x Hij)
Dimana :
Bkj= bobot kolom untuk kolom j
IRi= importance rating untuk keinginan konsumen (i)
Hij = nilai hubungan untuk keinginan konsumen (i) dengan keinginan teknis (j). Berupa simbol hubungan kuat, menengah, lemah
11.  Menentukan aksi terhadap pengembangan produk baru.
Analisis HOQ
Perlu dikembangkan strategi analisa yang detail dan mendalam pada saat membuat QFD. Pengembangan strategi analisis terdiri dari beberapa fae, antara lain:
Fase 1: Informasi Konsumen
Fase ini megurut customer needs dari keinginan konsumen yang memiliki importance rating tertinggi sampai yang terendah. Ada dua criteria untuk menilai dan menentukan aksi perbaikan yaitu :
1.      Evaluasi kompetitif konsumen, yang dibedakan menjadi
·         Posisi kuat jika produk memimpin pasar.
·         Tidak ada produk yang baik dalam suatu atribut, maka kondisi ini merupakan suatu kesempatan (competitive opportunity) untuk unggul.
·         Pesaing lebih unggul, maka aksi yang dilakukan adalah melihat kompetisi (examine competition) jika pesaing unggul mencolok dan menguji konsep (examine concept) jika tertinggal tidak jauh.
2.      Customer complaints, yaitu keluhan yang disampaikan oleh konsumen tentang produk yang akan dibuat atau yang telah ada selama ini.
Fase 2: Prioritas Aksi Tertentu
Dari tiga jenis aksi pada fase 1, yaitu examine competition, examine concept dan competitive opportunity, diberikan kode huruf A, B, dan C yang menunjukan tingkat kesulitan dan kebutuhan sumberdaya pengembangan produk tersebut. Penjelesannya adalah:
A.    Pengembangan produk baru tidak begitu sulit dilakukan, dengan penggabungan ide saingan didepan.
B.     Memerlukan lebih banyak sumber daya, di mana pada konsep ini harus dikembangkan dan dievaluasi dari konsep terbaik dalam QFD.
C.     Merupakan tingkat tersulit dari pengembangan produk baru, Karena perlu pencarian konsep baru.
Fase 3: Pengukuran Kuantitatif untuk Identifikasi Prioritas
Fase ini merupakan tambahan dalam informasi yang diperoleh dari konsumen, antara lain:
1.      Tujuan (Goal)
Merupakan target peningkatan dari penilaian kompetitif konsumen.
2.      Sales Point
Adalah keinginan konsumen yang berpengaruh pada kompetisi yang dapat dipergunakan untuk pemasaran.
3.      Improvement rasio
Diperoleh dari hasil pembagian goal dengan kondisi di mana produk perusahaan sekarang berada.
4.      Berat bobot baris
Berat bobot baris diperoleh dari perkalian importance rating, sales point dan improvement rasio.
Fase 4 : Prioritas Keputusan
Informasi yang didapat dalam fase sebelumnya, dapat diambil keputusan dengan mempertimbangkan bobot baris dan tingkat kesulitan aksi yang diambil.
Fase 5: Tentukan Kebutuhan Teknis yang dibawa ke Part planning Matrix dengan Mempertimbangkan Sumber Daya yang Tersedia
Prioritas keputusan yang diambil makan kemudian ditentukan keinginan teknis yang akan dikembangkan. Kebutuhan teknis yang berhubungan kuat dengan keinginan konsumen terpilih dapat dibawa kerumah selanjutnya.
Matrik Part Deployment
Kebutuhan teknis yang terpilih untuk dikembangkan ditransformasikan pada rancangan konsep yang lebih teknis disebut part kritis. Dalam penentuan part kritis, perlu dibuat suatu analisis konsep terlebih dahulu. Dalam abalisis konsep terdapat kriteria-kriteria yang merupakan rumusan rincian kebutuhan pokok produk yaitu:
1.      Kebutuhan konsumen dari QFD, berdasarkan HOQ maka ditentukan faktor teknik yang memungkinkan untuk diperbaiki.
2.      Kebutuhan dari sisi manufacturing.
3.      Kebutuhan akan karakteristik umum produk yang dibutuhkan konsumen.
Matrik Part Deployment dalam gambar, Technical Requirement and Targets berisi tentang kebutuhan teknis dan target dari part kritis yang didapat dari fault tree analysis yang dikembangkan. Part specification berisi spesifikasi dari part yang akan dikembangkan. Part yang berasal dari keinginan teknis yang terpilih dari rumah pertama. Colum Weights merupakan perkalian antara importance rating dengan hubungan antara Technical Requirement dan Critical Part Requirement yang jika hubungannya kuat bernilai 9, jika sedang bernilai 3 dan lemah bernilai 1.
Fault Tree Analysis
Fault tree analysis yaitu menganalisis elemen-elemen yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya ketidaksesuaian target dengan technical requirements. Fault Tree Analysis mempunyai symbol standar seperti terlihat gambar berikut.
Matrik Perencanaan Proses
Sebelum menentukan matrik proses, harus diperhatikan tahap-tahap proses yang dilalui oleh bahan baku sampai menjadi produk jadi dan siap dipasarkan. Dalam perencanaan proses digunakan simbol-simbol dasar seperti:
 


            : Operation (operasi)
            : Storage (penyimpanan)
            : Inspection (pemeriksaan)
            : Transportasi

Matrik Perencanaan Manufakturing/ Produksi
Setelah melalui tahap perencanaan part dan proses maka untuk tahap terakhir dapat diketahui tindakan yang perlu diambil untuk perbaikan kualitas. Matrik perencanaan produksi dapat dilihat gambar sebagai berikut.
Notes
Planning Needs
Key Proses
Requirements
Proses
step
Quality
Assuance
Manufacturing
Tolling



















Contoh Kasus
Untuk memudahkan dalam memahami proses pembuatan dan analisis QFD diberikan contoh kasus yaitu perancangan produk kompor minyak tanah.
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Identifikasi kebutuhan pelanggan meliputi penentuan misi, pengumpulan data, interpretasi data dan penentuan tingkat relatif dari setiap kebutuhan.
            Misi kasus pengembangan produk kompor tersebut adalah sebagai berikut:
·         Gambaran singkat produk : produk berupa kompor minyak kemampuan sedang
·         Tujuan :
Ø  Mengembangkan 2 alternatif kompor minyak yang memiliki keunggulan kualitas dengan harga terjangkau.
Ø  Rancangan diselesaikan pada 30 juli 2004
Ø  Rancangan dapat dipasarkan pada 1 januari 2005
·         Target pasar: rancangan yang dikembangkan dapat diterima 20% dari masyarakat tingkat menengah
·         Batasan/hambatan : harga produk tidak lebih dari Rp. 100.000,00
·         Stakeholder:
Ø  Pengguna
Ø  Pedagang
Ø  Karyawan perusahaan
Ø  Pemilik perusahaan
Identifikasi keinginan konsumen dilakukan dengan dua tahap survey, yaitu:
·         Survey pertama menanyakan tentang keinginan konsumen akan produk.
·         Survey kedua menanyakan imprtance rating di mana konsumen diminta untuk mengisikan importance rate dari setiap prase kunci, atas skala 1 sampai 9. Angka 1 merupakan low importance dan 9 merupakan high importance kemudian dirata-ratakan untuk setiap prase kunci guna memberikan rating.
Contoh hasil dari prase kunci kebutuhan importance rating produk kompor sebagai berikut:

Skor
Deskripsipemilihanskor
9

6

1
Kemampuankomporuntukdapatmemasakdengancepatsangatpenting

Kemampuankomporuntukdapatmemasakdengancepatpenting

Kemampuankomporuntukdapatmemasakdengancepattidakpenting

            Customer Competitive Evaluation digunakan untuk mengetahui sejauh mana produk perusahaan telah memuaskan konsumen jika dibanding produk pesaing. Konsumen diminta untuk mengisi performansi produk perusahaan maupun pesaing. Survey terhadap competitive Evaluation sebaiknya menggunakan responden yang pernah memakai produk perusahaan dan pesaing. Skala yang digunakan dapat 1 sampai 5. Contoh hasil dari Customer Competitive Evaluation sebagai berikut:
Skor
Deskripsipemilihanskor
5

3

1
Kekokohanprodukkomportelahmemuaskan

Kekokohanprodukkomporcukupmemuaskan

Kekokohanprodukkomportidakmemuaskan

            Hasil setiap prase kunci untuk produk perusahaan dan pesaing dirata-ratakan dan diplotkan pada grafik dari setiap rata-rata produk perusahaan dan pesaing. Hasil dari prase kunci kebutuhan importance rating dan Customer Competitive Evaluation ditunjukan sebagai berikut.



Mengembangkan Keinginan Konsumen
           Sebuah kolom tambahan dimungkinkan untuk menjelaskan tentang Customer Complaints. Keluhan atau protes konsumen merupakan indikasi bahwa konsumen kecewa pada atribut yang dikeluhkan sehingga perusahaan perlu memberi perhatian lebih. Sebagai contoh kompor minyak ini ada 5 komplain tentang kekokohan produk yang dibuat perusahaan.
Pengembangan Bagian Teknis dari Matrik     
a.      Menerjemahkan kebutuhan konsumen kedalam kebutuhan teknis
Setiap keinginan konsumen diterjemahkan langsung ke keinginan teknis yang ditandakan dengan sifat atribut yang dapat diukur. Setiap keinginan konsumen paling sedikit memiliki satu hubungan dengan keinginan teknis. Sehingga interpretasi customer requirements ke technical requirements dapat dilihat berikut :

Hemat bahan bakar                                                     Kualitas bahan
                                                                                    Komposisi sumbu
                                                                                    Tinggi sumbu atas
                                                                                    Panjang sumbu
                                                                                    Proses penyerapan minyak
                                                                                    Sistem sirkulasi udara
Dapat memasak waktu singkat                                   Komposisi sumbu       
                                                                                    Tinggi sumbu atas
                                                                                    Panjang sumbu
                                                                                    Proses penyerapan minyak
Berapi biru                                                                  proses penyerapan minyak
                                                                                    Sistem sirkulasi udara
Tidak berasap                                                             proses penyerapan minyak
                                                                                    Sistem sirkulasi udara
Bentuk beragam                                                         desain bentuk
Ukuran ergonomis                                                      desain ukuran

b.    Hubungan antara customer dan technical requirements
Setiap keinginan konsumen akan berhubungan kuat dengan keinginan teknis yang merupakan interpretasinya. Sedang keinginan teknis yang bukan interpretasi dari keinginan konsumen dapat berhubungan kuat, sedang lemah atau bahkan tidak berhubungan sama sekali.
Sebagai contoh dalam melakukan hubungan antara customer requirements dan technical requirements
·         Tim memilih sebuah customer requirements pada “berapi biru”.
·         Tim menghubungkan “berapi biru” dengan “proses penyerapan minyak” dan “sistem sirkulasi udara” dengan tingkat hubungan kuat karena terjemahan langsungnya yang ditandai leh lingkaran dobel dan diberi nilai 9.
·         “Berapi biru” juga berhubungan lemah dengan “panjang sumbu” yang ditandai oleh segitiga yang bernilai 3.

c.      Competitive Technical Assesment
Competitive technical assesment adalah hasil performansi yang dihasilkan dari produk perusahaan dan pesaing utama untuk setiap kebutuhan teknis yang ditujukan untuk menguji perbandingan kemampuan teknis untuk pengembangan produk. Contoh hasil uji coba dapat dilihat sebagai berikut.
Customer Requirements
Technical Requirements
Hasilujicobauntukproduk A,B, dan C
Unit
A
B
C
Hematbahanbakar

Tahan lama
Komposisisumbu

Kualitasbahan
1,5


1
2


2
2,5


3
Liter/jam


Tahun

d.    Target Technical Requirements
Target technical requirements ditentukan oleh tim proyek QFD karena merupakan tugas mereka. Target yang hendak dicapai mempertimbangkan competitive technical assesment dan kemampuan perusahaan untuk merealisasikannya. Kebutuhan teknis dapat memiliki hubungan lebih dari satu keinginan konsumen. Fokus penentuan target dihubungkan kebutuhan teknis yang berhubungan kuat dengan keinginan konsumen yang memiliki importance rating tinggi. Terlihat seperti gambar berikut.

e.      Hubungan Technical Requirements
Technical requirements akan saling berhubungan satu sama lain baik hubungan yang saling mendukung (positif) maupun yang saling melemahkan (negatif). Untuk memudahkan analisis maka kemudian dalam rumah kualitas dimasukan hubungan ini di bagian atas rumah dengan simbol sebagai berikut:
Ο Positif
× Negatif
Adapun dalam kasus kompo minyak hubungan tersebut dapat dilihat gambar berikut.

f.      Bobot kolom
Pemanfaatan penjumlahan dilakukan untuk menemukan importance relatif dari technical requirements atau bobot kolom. Nilai importance observasi sebagai berikut:
·         Simbol relationship diberikan nilai berturut-turut, 9 untuk simbol kuat, 3 menengah, dan 1 untuk lemah.
·         Untuk memberikan nilai dari technical requirements, nilai setiap simbol dikaitkan dengan nilai importance rating yang berkorespondensi dengan customer requirements.
·         Jumlahkan nilai-nilai ini untuk sebuah kolom dan ditulis dibagian terbawah yaitu kolom berat.
Analisis dan pemilihan item prioritas dalam matrik
Analisi item prioritas merupakan usaha untuk menentukan pengembangan konsep dalam QFD dari sebuah produk yang akan dikembangkan. Pemilihan konsep dari item-item tersebut sangat berguna agar diperoleh nilai yang objektif dari beberapa tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa strategi analisis:
Fase 1 : Informasi Konsumen
Analisis matrik perencanaan produk dengan informsi konsumen secara horisontal. Dalam hal ini dapat diperhatikan beberapa pertimbangan dalam pengembangan produk terutama posisi produk perusahaan dan posisi produk pesaing.
1)      Tidak ada produk yang baik dalam semua atribut,kondisi ini merupakan kesempatan untuk lebih unggul
2)      Pesaing lebih unggul, maka aksi yang dilakukan adalah dengan menjadikan keunggulan pesaing menjadi sumber perbaikan.
3)      Produk memimpin pasar atau posisi kuat, jika sudah unggul jauh tidak perlu dilakukan perbaikan.

Fase 2 : Prioritas tindakan khusus
Informasi item tindakan dapat diolah untuk merefleksikan kesulitan dan sumber daya yang mereka butuhkan sebagai implementasi.
Kategori A
            Pesaing sangat jauh didepan, memiliki tingkat kesulitan yang rendah karena bisa dilakukan dengan mengimitasikan produk pesaing.
Kategori B
            Item membutuhkan sumber daya yang lebih. Komsep harus dikembangkan dan dievaluasi untuk menemukan konsep terbaik. Produk pesaing bisa digunakan sebagai referansi, karena produk pesaing lebih ideal dibandingkan produk perusahaan.
Kategori C
            Item sangat sulit: Ada kesamaan dengan kategori B kecuali perusahaan tidak mempunyai performansi dan perusahaan mencari alternatif konsep.

Fase 3 : Perhitungan kuantitatif untuk identifikasi prioritas

Fase 4 : Keputusan Prioritas

Matrik Part Deployment
Persyaratan teknis yang terpilih dari matrik House of Quality, pada matrik Part of Deployment akan berubah menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada bagian kiri rumah. Sedangkan kolom yang merupakan bagian atap rumah adalah identifikasi part/komponen kritis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan teknis ini.
Sebelum penentuan part kritis perlu dibuat dulu analisis konsep. Dalam analisis konsep terdapat kriteria-kriteria yang merupakan rincian kebutuhan dari contoh kompor minyak, yaitu:
1.      Kebutuhan konsumen, berdasarkan pada House of Quality maka dapat ditentukan faktor teknik yang memungkinkan untuk diperbaiki, yaitu:
a.      Kualitas bahan
b.      Komposisi sumbu
c.       Tinggi sumbu atas
d.      Panjang sumbu
e.      Sistem sirkulasi udara
f.        Proses penyerapan minyak
g.      Jenis bahan
h.      Desain ukuran
2.      Kebutuhan dari sisi manufakturing, dalam proses pembuatan kompor minyak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.      Perlu dirancang alat pemasangan sumbu sehingga akan dihasilkan kompor minyak yang lebih ekonomis
b.      Mengoptimalkan pembuatan rancangan
c.       Keamanan tenaga kerja dalam proses pemotongan bahan untuk menghindari adanya kecelakaan kerja.

3.      Kebutuhan umum produk kompor minyak yang diinginkan oleh konsumen adalah yang memiliki karkteristik: hemat bahan bakar dan tidak cepat mengotori wadah memasak, serta mampu memasak dalam waktu yang singkat.

No comments:

Post a Comment