Sunday, May 8, 2016

Manajemen Sumber Daya Manusia - Job Evaluation / Evaluasi Pekerjaan

A.    Pengeritan Evaluasi Pekerjaan
Menurut Susilo Martoyo, evaluasi pekerjaan adalah suatu usaha untuk menentukan dan membandingkan nilai suatu pekerjaan tertentu dengan nilai pekerjaan-pekerjaan yang lain dalam suatu organisasi. Ini berarti pula penentuan nilai relatif atau harga dari suatu pekerjaan guna menyusun ranking di dalam penentuan upah.
Prinsip dasarnya adalah pekerjaan yang memerlukan kualifikasi yang lebih besar, lebih banyak tanggungjawab,dan kewajiban pekerjaan yang lebih rumit harus dibayar lebih tinggi daripada pekerjaan yang persyaratannya lebih rendah. Prosedur dasarnya adalah membandingkan pekerjaan dalam hubungan satu dengan yang lain misalnya dalam hal upah yang dibutuhkan, tanggungjawab, dan keterampilan yang diminta. ( Garry Dessler : 56 )

B.     Tujuan Evaluasi Pekerjaan
Menurut Armstrong et al. (2003), evaluasi pekerjaan bertujuan untuk membangun relativitas internal dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan, menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk merancang, menjaga kesamaan dan mempertahankan struktur upah, menyediakan dasar seobyektif mungkin untuk menilai pekerjaan-pekerjaan, dan meyakinkan bahwa organisasi mempertemukan kesamaan gaji yang etis dan legal untuk pekerjaan yang memiliki nilai kewajiban yang sama. Selain itu, evaluasi ini juga bertujuan untuk mendapatkan hubungan ekstern dan intern dalam upah dan gaji. Hubungan intern berkenaan dengan konsep upah yang berhubungan satu sama lain dalam perusahaan. Kemudian, hubungan ekstern menunjukkan keadaan relatif dari struktur upah suatu organisasi yang diinginkan terhadap struktur upah dari perusahaan yang lain (Moekijat 1992).

C.    Faktor pendorong Evaluasi Pekerjaan
Dalam menerapkan evaluasi pekerjaan terdapat beberapa faktor pendorong yang perlu kita perhatikan dalam organisasi , antara lain sebagai berikut :
a.       Evaluasi pekerjaan sebagai suatu metode atau dasar pengupahan, dianggap paling cocok dalam arti memenuhi berbagai persyaratan pengupahan yang dikehendaki oleh berbagai pihak pada saat ini
b.      Metode evaluasi pekerjaan ini bagi karyawan dirasakan mampu menjamin adanya konsistensi internal maupun eksternal,sehingga dapat menjamin ketenangan kerja karyawan serta membantu meningkatkan moril/semangat kerja karyawan
c.       Bagi pimpinan perusahaan atau organisasi sendiri, penggunaan evaluasi pekerjaan akan dapat menghilangkan atau paling tidak mengurangi keluh kesah karyawan, terutama yang bersangkutan dengan sistem pengupahan yang diterapkan. Hal ini berarti akan dapat memperkokoh hubungan pimpinan dengan karyawan.
d.      Dengan adanya evaluasi pekerjaan, dapat dilaksanakan penyederhanaan sistem administrasi pengupahannya, lagipula informasi yang terkumpul dari evaluasi pekerjaan tersebut dapat dipergunakan untuk memperbaiki sistem seleksi, latihan,pemindahan, promosi karyawan dan sebagainya. Sehingga berarti dapat menghemat biaya untuk kegiatan-kegiatan tersebut.
e.       Bagi pemerintah sendiri penggunaan sistem pengupahan dengan evaluasi pekerjaan secara meluas, berarti akan mempercepat jalannya pembangunan, sebab tidak memungkinkan terkumpulnya tenaga ahli pada satu sektor saja, melainkan meluas ke semua sektor

D.    Faktor pengambat Evaluasi Pekerjaan
Beberapa faktor yang menghambat evaluasi pekerjaan sebagai berikut :
a.       Terbenturnya pada masalah biaya yang diperlukan untuk evaluasi pekerjaan, terutama di perusahaan-perusahaan di Indonesia
b.      Tidak memilikinya tenaga ahli untuk menangani pelaksaan evaluasi pekerjaan, sehingga sering dijumpai kesulitan dalam pelaksanaannya
c.       Bagi perusahaan yang berkemampuan sering dengan menggunakan bantuan tenaga konsultan, yang dijelas akan memerlukan kontrak dan kerjasama yang sebaik-baiknya dengan aparat perusahaan. Kalau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai pertentangan, sehingga mengakibatkan adanya “bias” atau penyimpangan hasil penelitian. Justru hal seperti inilah akan menimbulkan adanya “missinformation”, sehingga terjadi makin tidak jelasnya informasi yang diperlukan karyawan
d.      Faktor pendidikan karyawan yang mungkin tidak begitu tinggi atau bahkan rendah, mengakibatkan sukar menerima atau mengerti penjelasan atau informasi evaluasi pekerjaan tersebut.
Bagaimanapun juga, mengingat pentingnya evaluasi pekerjaan tersebut dalam penentuan tingkat upah atau kompensasi umumnya , maka hambatan-hambatan tersebut senantiasa diusahakan untuk diatasi.

E.     Menyiapkan evaluasi
              Evaluasi pekerjaan sebagian besar merupakan proses penilaian yang menuntut kerja sama yang dekat antar penyelia, pakar SDM, dan perwakialan karyawan dan serikat pekerja. Langkah utamanya meliputi mengenali kebutuhan akan program, mendapatkan kerja sama, dan kemudian memilih sebuah komite evaluasi. Berikutnya, pilihlah sebuah komite evaluasi pekerjaan. Ada dua alasan untuk melakukannya. Pertama, komite harus menyertakan beberapa orang yang telah mengenal pekerjaan tersebut, yang masing-masing memiliki perspektif berbeda mengenai sifat pekerjaan itu. Kedua, jika komite terdiri dari sebagian karyawan, pendekatan komite dapat membantu memastikan penerimaan yang lebih besar atas hasil evaluasi pekerjaan itu. Komite evaluasi mengemban tiga fungsi penting yaitu mereka mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan kunci,
memilih faktor-faktor kompensasi, dan mengevaluasi nilai dari setiap pekerjaan.

F.     Metode evaluasi pekerjaan : pembuatan peringkat
Metode pembuatan peringkat yang paling sederhana dengan membuat peringkat dari setiap pekerjaan relatif terhadap semua pekerjaan lainnya, yang biasanya didasarkan pada suatu faktor menyeluruh seperti “tingkat kesulitan pekerjaan” . di bawah ini adalah beberapa langkah dalam metode pembuatan peringkat.
1)      Mendapatkan informasi pekerjaan. Analisis pekerjaan merupakan kangkah pertama : deskripsi pekerjaan bagi setiap pekerjaan harus disiapkan, dan biaanya merupakan dasar untuk membuat peringkat pekerjaan. ( terkadang spesifikasi pekerjaan juga harus disiapkan, teta[i metode peringkat pekerjaan biasanya membuat peringkat pekerjaan menurut seluruh pekerjaan, bukannya sejumlah faktor kompensasi. Oleh karenanya, spesifikasi pekerjaan tidak terlalu penting dalam metode ini seperti bagi metode evaluasi pekerjaan yang lainnya.)
2)      Memilih pekerjaan. Seringkali tidaklah praktis untuk membuat peringkat tunggal bagi semua pekerjaan dalam sebuah organisasi perusahaan. Prosedur yang biasa dilakukan adalah dengan membuat peringkat pekerjaan per departemen atau dalam kelompok pekerjaan (seperti pekerja pabrik atau pekerja klerikal ). Hal inimenghilangkan kebutuhan untuk perbandingan langsung, misalnya, pekerjaan pabrik dan pekerjaan klerikal.
3)      Memilih faktor-faktor yang dapat diprbandingkan. Dalam metode pembuatan peringkat biasanya digunakan hanya satu faktor ( seperti kesulitan pekerjaan ) dan membuat peringkat pekerjaan berdasarkan pada keseluruhan pekerjaan. Pengabaian jumlah faktor yang anda pilih, disarankan untuk menjelaskan definisi dari faktor-faktor terhadap evaluator sehingga mereka mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan itu secara konsisten.
4)      Membuat peringkat pekerjaan. Sebagai conrtoh, berikan setiap penilai peringkat seperangkat kartu index, yang setiap setiap kartu tersebut mengandung sebuah penjelasan tentang sebuah pekerjaan. Kemudian mereka membuat peringkat dari kartu ini dari yang terendah hingga yang tertinggi. Beberapa manajer menggunakan “metode peringkat pergantian” untuk membuat prosedur trersebut lebih akurat. Disini anda akan dapat mengambil kartu, dengan menentukan lebih dulu yang tertinggi dan terendah, kemudian tertinggi dan terendah berikutnya, dan seterusnya hingga anda telah membuat peringkat semua kartu tersebut.
5)      Mengombinasikan peringkat. Biasanya, beberapa penilai peringkat membuat peringkat pekerjaan secara independen. Kemudian komite peringkat atau pengusaha dapat hanya membuat rata-rata pringkat tersebut.
Ini merupakan metode evaluasi yang paling sederhana, dan yang paling mudah dijelaskan. Dan biasanya membutuhkan waktu yang lebih sedikit daripada metode lainnya.
Beberapa kekurangannya lebih diturunkan dari bagaimana cara pemberian peringkat ini digunakan daripada dari metode itu sendiri. Serupa dengan itu peringkat tidak memberikan ukuran untuk mengukur nilai dari satu pekerjaan relatif terhadap pekerjaan lainnya. Peringkat biasanya lebih tepat untuk organisasi kecil yang tidak memiliki waktu atau pengeluaran untuk mengembangkan suatu sistem yang lebih rumit.

G.    Metode Evaluasi Pekerjaan: Klasifikasi Pekerjaan
Klasifikasi pekerjaan (penyusunan kelas pekerjaan) adalah sebuah metode sederhana, dan banyak digunakan di mana para pemberi peringkat menggolongkan setiap pekerjaan ke dalam kelompok-kelompok; di mana seluruh pekerjaan yang berada di dalam setiap kelompok secara kasar memiliki nilai yang sama dalam sudut pandang keperluan penggajiannya. Kelompok-kelompok tersebut disebut kelas-kelas apabila mereka berisi pekerjaan yang serupa, atau tingkatan jika mereka berisi pekerjaan yang serupa kesulitannya, tetapi berbeda pekerjaannya.
            Ada beberapa cara untuk menggolongkan pekerjaan. Salah satunya adalah membuat gambaran kelas atau tingkatan (serupa dengan gambaran pekerjaan) dan memasukkan pekerjaan ke dalam kelas atau tingkatan berdasarkan pada bagaimana baiknya mereka cocok dengan gambaran tersebut. Lainnya adalah membuat sekumpulan aturan untuk setiap kelas (misalnya, berapa banyak penilaian independen, keterampilan, upaya fisik, dan lainnya, yang diminta kelas pekerjaan tersebut?). Kemudian golongkan pekerjaan itu menurut aturan ini.
Mungkin prosedur yang paling umum adalah memilih d=faktor-faktor kompensasi dan kemudian mengembangkan gambaran kelas atau tingkatan untuk setiap kelas dalam hal jumlah atau level faktor kompensasi dari pekerjaan tersebut.
Metode klasifikasi memiliki beberapa keuntungan. Satu keuntungan yang utama adalah bahwa sebagian besar pengusaha biasanya memang menggolongkan pekerjaan, apapun metode evaluasi yang mereka gunakan. Mereka melakukan ini untuk menghindari bekerja dan memberi harga sejumlah pekerjaan yang tidak dapat dikelola. \tentu saja klasifikasi pekerjaan secara otomatis mengelompokkan semua pekerjaan ke dalam kelas-kelas. Kerugiannya adalah sulitnya menuliskan gambaran kelas atau tingkatan, dan penilaian yang cukup besar untuk menerapkannya. Namun, banyak pengusaha (termasuk pemerintah AS) berhasil menggunakan metode ini.

H.    Metode Evaluasi Pekerjaan: Metode Poin
Metode poin adalah sebuah teknik yang lebih kuantitatif. Metode ini melibatkan identifikasi dari (1) beberapa faktor kompensasi yang masing-masing memiliki beberapa tingkatan, (2) tingkatan di mana masing-masing faktor tadi terdapat dalam pekerjaan yang dinilai. Asumsikan bahwa terdapat lima tingkatan “tanggung jawab” yang dapat dikandung oleh sebuah pekerjaan. Asumsikan juga bahwa Anda memberikan sejumlah poin berbeda kepada setiap tingkatan dari setiap faktor. Saat komite evaluasi menentukan tingkatan di mana setiap faktor kompensasi (seperti “tanggung jawab”) itu ada dalam pekerjaan tersebut, mereka dapat menghitung total nilai poin untuk pekerjaan tadi dengan menambahkan poin yang sesuai bagi setiap faktor. Hasilnya adalah peringkat poin kuantitatif untuk setiap pekerjaan. Metode poin kelihatannya merupakan metode evaluasi pekerjaan yang paling banyak digunakan.

I.       Metode Evaluasi Pekerjaan: Perbandingan Faktor
              Sebenarnya, metode perbandingan faktor adalah sebuah perbaikan dari metode ranking. Dengan metode ranking, secara umum Anda melihat kepada setiap pekerjaan sebagai sebuah entitas dan membuat peringkat pekerjaan-pekerjaan tersebut berdasarkan pada beberapa buah faktor seperti tingkst kesulitan pekerjaan. Dengan metode perbandingan faktor, Anda membuat peringkat setiap pekerjaan beberapa kali? Satu kali untuk setiap faktor kompensasi. Sebagai contoh, pertama Anda dapat membuat peringkat pekerjaan dalam hal faktor kompensasi yaitu “keterampilan”. Setelah itu, berikan peringkat menurut “persyaratan mental” mereka, dan seterusnya. Kemudian kombinasikan peringkat untuk setiap pekerjaan ke dalam sebuah peringkat numerik keseluruhan untuk pekerjaan itu. Hal ini juga merupakan metode yang sering digunakan.

J.      Evaluasi pekerjaan terkomputerisasi
              Menggunakan metode-metode evaluasi pekerjaan secara kuantitatif seperti nilai atau rencana-rencana perbandingan faktor bisa memakan waktu mengakumulasikan informasi tentang “berapa banyak” dari masin g-masing faktor kompensasi yang dimiliki oleh suatu pekerjaan biasanya melibatkan proses yang membosankan dimana komite evaluasi akan berdebat tentang tingkat dari setiap faktor kompensasi dalam pekerjaan tersebut. Kemudian mereka menuliskan penilaian konsensus mereka dan secara manual menghitung nilai poin tiap  pekerjaan. CAJE -Computer  aided job evaluation atau evaluasi pekrjaan dengan bantuan komputer- dapat merampingkan proses ini. Hal ini menzinkan kepada program komputer untuk memberi harga pekerjaan kurang lebih secara otomatis , berdasarkan pada informasi atas hal-hal  seperti jumlah karyawan yang melapor untuk posisi tersebut, meberi harga pekerjaan tolak ukur, pembayaran saat ini, dan titik pertengahan tingkatan pembayaran saat ini
.
K.    Faktor yang dapat dikompensasikan
              Anda dapat menggunakan dua pendekatan dasar untuk membandingkan beberapa pekerjaan. Pertama, anda dapat mengambil pendekatan intuitif. Anda dapat memutuskan bahwa satu pekerjaan adalah lebih penting daripada yang lainnya dan tidak menggali lebih dalam mengenai penyebabnya. Sebagai alternatifnya, anda dapat membandingkan  pekerjaan tersebut dengan memperhatikan beberapa faktor dasar tertentu yang sama-sama dimiliki pekerjaan itu. Pakar manjemen kompensasi menyebutnya faktor-faktor yang dapat dikompensasikan (faktor kompensasi). Terdapat beberapa faktor yang menetapkan bagaimana pekerjaan dibandingkan satu sama lain dan yang menetapkan pembayaran untuk setiap pekerjaan.
              Beberapa pengusaha mengembangkan faktor-faktor kompensasinya sendiri. Namun, kebanyakan dari perusahaan tersebut menggunakan faktor-faktor yang dipopulerkan oleh paket sistem evaluasi pekerjaan, atau oleh peraturan federal. Sebagai contoh, UU pembayaran yang sama memerhatikan empat faktor kompensasi yaitu keterampilan, upaya, tanggung jawab, dan kondisi-kondisi kerja. Metode-metode yang dipopulerkan oleh konsultan Hay memberi perhatian kepada tiga faktor, yaitu : pengetahuan-tentang-cara (know-how), pemecahan masalah, dan akuntabilitas.
Identifikasi faktor-faktor kompensasi memainkan sebuah peran utama dalam evaluasi pekerjaan. Biasanya anda membandingkan setiap pekerjaan dengan semua pekerjaan yang dapat dibandingkan menggunakan faktor-faktor yang sama. Namun, faktor-faktor yang dapat dibandingkan yang anda gunakan bergantung pada pekerjaan dan metode evaluasi pekerjaan. Sebagai contoh, anda dapat memilih menyertakan “pembuatan keputusan” untuk pekerjaan seorang manajer, walaupun mungkin hal ini tidak tepat bagi pekerjaan bagian kebersihan.





























DAFTAR PUSTAKA

Desler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia (Terj) Paramita Rahayu. Jakarta : Indeks

Martoyo, Susilo.1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE

No comments:

Post a Comment