Sunday, May 8, 2016

Pasar Modal dan Pasar Uang - Analisa Teknikal

ANALISA TEKNIKAL

Dalam belajar tentang saham, hal yang penting mengenai bagaimana memperoleh keuntungan maksimal dengan menguasai analisis saham, diantaranya analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis ini dilakukan untuk mengantisipasi perubahan harga saham untuk memantapkan keputusan dalam berinvestasi. Analisis fundamental pada dasarnya melakukan analisis historis atas keuangan, sering disebut juga analisis perusahaan, sementara analisis teknikal merupakan studi mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997).
Analisis teknikal menitikberatkan pada upaya-upaya untuk memperkirakan suatu harga saham, sehingga memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan yang lebih dari biasanya dengan mengamati tren pergerakan harga saham.
A.   Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang mengevaluasi penggerakan suatu harga baik pada saham, valas/forex, kontrak berjangka, indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya. Analisis teknikal ini merupakan kombinasi data historis berupa nilai harga pembukuan, penutupan, harga tertinggi dan harga terendah serta volume perdagangan pada waktu tertentu.
Analisis teknikal disebut dengan istilah indikator yang pada dasarnya memiliki tiga fungsi : memberi peringatan, konfirmasi, dan digunakan sebagai alat prediksi. Suatu indikator dapat bertindak sebagai pemberi peringatan dalam pengkajian pergerakan harga secara lebih dekat, karena indikator bisa memberikan informasi pergerakan pasar forex yang sedang terjadi, sehingga memudahkan dalam menentukan keputusan untuk melakukan transaksi.
B.   Analisis Teknikal Untuk Trader
Analisis teknikal cocok digunakan untuk investor jangka waktu pendek atau biasa disebut dengan trader atau spekulan. Trader memegang saham/forex/komoditi dengan time frame yang cukup singkat, memantau harga mulai dari perjam, perhari, perminggu, dan perbulan.


Jenis trader:
Ø  Day Trader      Trader yang menggunakan rentang waktu paling cepat. Ia membuka dan menutup transaksinya dalam hitungan menit hingga beberapa jam. Para day trader menggunakan grafik  rentang waktu kecil, yaitu grafik 3 menitan, hingga grafik 4 jam.

Ø  Swing Trader  Trader yang menggunakan grafik harian (daily chart). Mereka membuka dan menutup transaksi dalam rentang waktu satu hari hingga beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu. Grafik utama yang digunakan adalah grafik harian, namun swing trader juga seringkali menggunakan grafik 4 jam-an.

Ø  Position TraderPosition trader membuka dan menutup transaksi dalam rentang waktu satu hingga enam bulan. Grafik yang digunakan oleh para position trader adalah grafik mingguan ( weekly chart).

C.    Prinsip Dasar Analisis Teknikal
            Ada tiga prinsip dasar yang digunakan dalam melakukan analisis teknikal, yaitu:
1.      Market Price Discounts Everything
Yaitu segala kejadian yang dapat mengakibatkan gejolak pada bursa secara keseluruhan atau harga mata uang suatu negara, seperti faktor ekonomi, politik fundamental, termasuk juga kejadian yang tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti adanya peperangan, gempa bumi dan lainnya akan tercermin pada harga saham.
2.      Price Moves in Trend
Yaitu harga akan tetap bergerak dalam satu trend. Harga mulai bergerak ke satu arah, turun atau naik. Trend akan berkelanjutan sampai pergerakan harga melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik bergerak ke arah yang berlawanan.
3.      History Repeat It Self
Analisis teknikal menggambarkan faktor psikologis para pelaku pasar, maka pergerakan historis dapat dijadikan acuan untuk memprediksi pergerakan harga masa yang akan datang. Pola historis dapat terlihat dari waktu ke waktu di grafik. Pola-pola ini mempunyai makna yang dapat diinterpretasikan untuk memprediksi pergerakan harga. Pola tersebut mengikuti pola peak-trough (puncak dan lembah) yang amat sederhana tetapi efektif mengidentifikasikan pergerakan saham.
D.   Klasifikasi Analisis Teknikal
1.      Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini disebut sebagai chartist. Penggunanya percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham. Bentuk lain dari analisis ini adalah penggunaan garis-garis penganalisis yang diaplikasikan pada grafik harga menurut opini individual masing-masing pengguna. Oleh karena iti dasar pengambilan keputusan transaksi biasanya juga ditentukan berdasarkan judgment dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik. Mengingat sifatnya yang sangat subjektif, maka analisis ini banyak mengandung art / seni daripada unsur ilmiahnya. Kelompok analisis ini digolongkan dalam penganalisis garis gerak harga dan penganalisis pola.

2.      Analisis Teknikal Modern
Pengguna analisis ini disebut dengan technician. Penggunanya percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan pola grafik yang ditentukan atau diindikasikan dari perhitungan kuantitatif, bukan interpretasi subyektif terhadap suatu bentuk dan pola grafik. Mengingat sifatnya kuantitatif, maka ini secara ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya dalam menghasilkan keuntungan bagi investor. Secara garis besar indikator teknikal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam indikator pengikut tren (trend following indicator) dan indikator oscilator.
Jenis Chart :
Agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan mudah, maka data harga digambarkan dalam bentuk grafik. Jenis grafiknya antara lain ;
1.     

Line Chart (Garis), grafik ini dibuat dengan menggunakan harga saham penutupan (closing price) pada periode (tanggal) tertentu, lalu akan dihubungkan dengan harga penutupan saham (yang sama) pada periode-periode yang lainnya.
2.      Bar Chart (Batang), grafik ini disusun dengan menggunakan harga saham historis yang mencakup open price, high, low dan close price.Grafik bar dalam tampilannya juga dilengkapi degan warna grafik, umumya dua warna yaitu merah dan hijau. Warna merah menunjukkan harga  saham  turun, dan warna hijau ada dua kemungkian yaitu naik atau tetap (stagnan).
 


















3.      Candle Chart atau Candlestick Chart (Lilin),grafik ini mirip dengan bar-chart karena menggunakan empat jenis data harga saham historis (open, close, low, high).Sesuai dengan  namanyacandle atau lilin yang mempunyai sumbu, hanya saja sumbunya dua yakni di bawah dan di atas. Sumbu atas menunjukkan harga tertinggi (high), sumbu bawah menunjukkan harga terendah (low). Batang lilin menggambarkan pergerakan harga dari open ke close. Semakin besar perbedaannya jarak open dan close maka semakin tinggi batang lilin. 

Trend
      Di semua instrumen finansial, harga bisa bergerak secara trending atau trading.
·         Trending, harga bergerak menurut kecenderungan (trend) tertentu. Bisa berupa uptrend, dimana harga memiliki kecenderungan untuk naik, atau downtrend, cenderung untuk terus turun.
·        

Trading, harga berak bolak balik dalam range sempit (sideways). Bila dilihat di grafik, terlihat datar (flat).

Untuk mengidentifikasi trend dengan mudah, dapat menggambar menggunakan tool gambar yang tersedia di platform tranding, yaitu TrendLine. Uptrend dibuat dengan menghubungkan dua buah titik support (batas bawah), sedangkan downtrenddibuat dengan menghubungkan dua buah titik resistance (batas atas). Bila harga menembus trendline, maka dapat diindikasikan harga akan membentuk trend baru.


Trend bisa berbeda kalau dilihat dari timeframe yang berbeda. Seperti yang dijelaskan dalam Dow Theory: harga bisa memiliki Primary Trend, Secondary Trend, dan Minor Trend. Misalnya sekarang harga terlihat sudah murah, dan terlihat ada tanda-tanda pasar mulai naik.


Saat dilihat dalam time frame yang lebih panjang, dapat dilihat market berada dalam situasi konsolidasi ( datar ).

Tapi dengan melihat dalam time frame yang lebih panjang lagi, dapat dilihat market masih bearish dan bisa turun lagi.

            Dalam contoh di atas, primary trend yang terjadi adalah bearish (downtrend). Sedangkan secondary trend adalah datar (sideways). Dan minor trend yang terjadi adalah bullish (uptrend). Hal ini berkaitan dengan periode waktu dalam chart yang dipakai. Umumnya di dalam setiap platform trading, dapat melihat chart dalam periode 1 menit (M1), 5 menit (M2) 15 menit (M15) , 30 menit (M30), 1jam (H1), 4jam (H4), 1 hari (daily),1 minggu (W1) atau monthly (MN).
Support dan Resistance
Support adalah tingkat harga dimana seakan-akan tingkat harga ini menjaga supaya harga tidak jatuh lebih dalam. Saat menyentuh support ini, harga seperti “membal” kembali. Jika support ini tidak tembus (breakdown), maka harga akan turun ke bawah sampai menemukan titik support baru.
Sedangkan, Resistance adalah kebalikan dari support. Resistance adalah level dimana aksi jual cukup besar sehingga menghambat harga bergerak naik lagi. Jika resistance tembus (breakout) harga akan mencari resistance berikutnya.

Support dan resistane sangat penting terutama untuk menemukan titik take profit dan stop loss. Support dan resistance adalah level-level kritis yang merupakan level psikologis para pelaku pasar dalam mengambil keputusan untuk membeli ataupun menjual instrument finansial mereka.Biasanya support dan resistance terbentuk dari harga terendah dan tertinggi harga mata uang sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar berikut :

Pada garis dibagian tengah diatas, terbentuk resistance, namun setelah resistance tembus, garis tersebut kemudian berubah menjadi level support baru. Demikian juga kalau terdapat level support. Jika tembus, garis tersebut akan menjadi level resistance yang baru

Support dan resistance tidak melulu harus berupa garis mendatar. Bisa juga berupa garis miring seperti trend line. Didalam contoh diatas, trend line berperan sebagai level support (lihat dua lingkaran bawah). Perubahan trend ditunjukan oleh harga yang menembus trend line. Kemudian trend line menjadi level resistance (ditunjukan di lingkaran atas)
Pola-Pola Khusus
Beberapa kategori dalam pergerakan harga :
1.      Pola Kontinuitas
Harga bergerak menurut trend yang cukup jelas dalam waktu cukup lama.
a)      Price Channel
Pola ini terjadi apabila harga bergerak di dalam batas trend line atas dan bawah. Trend line ini sejajar satu sama lain. Sesuai arahnya, ada tiga macam price channel :
1.      Uptrend Channel
2.      Downtrend Channel
3.      Sideways Channel
1.png
Ketika harga menyentuh garis atas dapat digunakan sebagi sinyal jual dan garis bawah sebagai sinyal beli.

b)      Wedge
2.png

Pola kontinuitas mirip dengan price channel, bedanya trend line tidak sejajar, tetapi meruncing. Tergantung arahnya bila bullish (ke atas) dinamakan Rising Wedge sedangkan bila bearish (ke bawah) dinamakan Falling Wedge.
2.      Pola Konsildasi
Harga bergerak dalam range sempit dan cenderung dalam waktu tidak terlalu lama sebelum memutuskan melanjutkan trend yang sudah terjadi sebelumnya.
a)      Flag
Pola pergerakan harga yang bergerak di kisaran sempit, menunjukkan pola konsolidasi sebelum trend yang terjadi berlanjut.
Ciri khas Pola Flag ini adalah :
1.Harga bergerak diantara price channel
2.Pergerakannya melawan trend yang terjadi sebelumnya
3.
3.png

Volume transaksi menurun drastis

b)      Triangle
4.png

Pola harga sideway yang berbentuk segitiga, dimana kedua trend bergerak saling mendekati dan diikuti oleh harga yang sederetan lower high atau high low. Triangle memiliki banyak diantaranya symetris, ascending dan descending yang berbeda dari sisi klasifikasinya.
Pada pola ini terdapat 3 bagian :
1.      Symetrical Triangle
Merupakan formasi yang sifatnya netral atau tidak memiliki kecondongan terhadap keberlanjutan suatu trend yang ada
2.      Ascending Triangle (segitiga mendaki)
5.png

Pola ini terjadi apabila harga sulit sekali menmbus level resistance sehingga pergerakan harga memusat ke level resistance

3.      Descending Triangles (segitiga menurun)
6.png

Pola ini terjadi dipengaruhi sinyal bearish tanpa pernah dipengaruhi oleh tren yang
mengiringinya.

3.      Bentuk Candlestick
Selain grafik garis untuk menunjukan harga, para trader juga banyak yang menggunakan Candlestick chart (grafik lilin). Jenis chart ini ditemukan pedagang beras di jepang pada abad 18. Candlestik umumnya digunakan untuk trading jangka pendek, sehingga lebi cocok digunakan oleh trader. Kelebihan candlestick ini adalah mampu menampilkan psikolog pasar.
Chandlestick chart ini mampu menampilkan harga pembukuan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah. Bentuk candlestick seperti sebuah bar dengan bentuk khusus (lihat gambar dibawah ini). Ada dua warna yang digunakan. Misalnya biru dan merah atau putih dan hitam.
Candlestick berwarna putih / hijau menunjukan harga penutupan lebih tinggi dan harga pembukuan (positif), sedangkan warna hitam/merah adalah sebaliknya (negatif)
a)      Pola Netral
Candlestick yang membentuk pola netral, artinya adalah bila candlestick ini muncul, trend yang terjadi sulit dierkirakan, apakah bulish atau bearish
1.      Spinning Tops
Pola ini terbentuk bila body pendek di tengah shadow yang tidak terlalu panjang. Bentuk ini menunjukkan terjadi fluktuasi dalam kisaran sempit. Pasar sedang berusaha melakukan konsolidasi
8.png

Bila terjadi spinning top terus menerus, sebaiknya anda melakukan trading jangka pendek atau wait and see.

b)      Pola Kontinuitas
Candlestick yang membentuk pola kontinuitas artinya adalah bila candlestick ini muncul, trend yang terjadi di perkiraanakan terus berlanjut.
1.      White Candle and Black Candle
Bentuk candle seperti gambar dibawah ini (Black Candle and White Candle) juga bisa dilihat sebagi pola kontinuitas bullish atau bearish, walaupun karakternya tidak sekuat Marubozu.
Untitled.png

2.      Marubozu

Bentuk candle ini terjadi bila ada body penuh tanpa shaow, Bentuk ini mengindikasikan pasar yang sangat yakin (confident). Biasanya trend yang terjadi akan berlanjut (bullish atau bearish)

Ada dua hal yang memperkuat trend yang sedang terjadi, yaitu apabila Marubozu, Black and White diikuti oleh :
1.      Body yang panjang.
Semakin panjang body, menunjukkan bahwa trader sangat yakin pada tindakannya.
2.      Volume yang besar.
Volume yang tinggi juga menunjukkan bahwa trader sangat yakin tindakannya, sehingga melakukan transaksi dengan jumlah yang massif


c)      Pola Reversal
Candlestick yang membentuk pola reversal artinya bila candlestick ini muncul, trend yang terjadi diperkirakan akan berbalik.
1.      Doji
Bentuk candle ini adalah pola reversal yang paling sering dan paling gampang ditemui, yaitu tipe candlestick dimana harga pembukuan sama atau hampir sama dengan harga penutupan, sehingga hanya terlihat garis tipis di tengah shadow. Ada beberapa bentuk Doji :
·         Doji Berkaki Panjang
Doji berkaki panjang memiliki bayangan atas dan bawah yang panjang dengan ukuran yang kuranglebih sama. Doji ini merefleksikan besarnya keragu-raguan pasar. Doji berkaki panjang mengindikasikan bahwa harga ditransaksikan bebas diatas dan dibawah level sesi pembukaan, tetapi ditutup secara jelas sama dengan pembukaannya. Setelah sejumlah besar sorakan dan teriakan, hasil akhirnya menunjukan adanya pergantian trend, baik bullish atau bearish. Jadi perlu waspada jika mendapati adanya Doji.

·         Doji Capung dan Nisan
Doji capung terbentuk ketika harga pembukaan, tertinggi dan harga penutupan sama. Sedangan harga terendah membentuk bayangan bawah panjang. Candlestick yang dihasilkan terlihat seperti huruf “T” dengan bayangan bawah panjang dan tanpa bayangan atas. Doji capung mengindikasikan bahwa penjual mendominasi perdagan dan menarik haraga lebih rendah selama sesi. Pada akhir sesi, pembeli kembali muncul dan mendorong harga balik ke aas kearah lebel pembukaan dan sesi tinggi.

Waspada muncul didahului oleh body penuh (Marubozu). Hal ini menunjukkan tekanan jual atau beli sudah jauh berkurang dan kini adalah saatnya pembalikan arah. Konfirmasi jadi tidaknyapola pembalikan trend harus dilihat pada bentuk candlestick selanjutnya.Contoh Doji :

Adanya candle Doji memberikan kemungkinan adanya pembalikan arah. Semakin panjang ekor doji, kemungkinan pembalikan arah semakin kuat.

2.      Hammer, Inverted Hammer, Hanging Man dan Shotting Star
Semuanya bisa digunakan sebagi indikasi reversal (pembalikan arah trend). Masing-masing bentuk candle tersebut terlihat pada gambar dibawah ini. Ciri khasnya adalah shadow cuma satu.
·         Hammer Hanging Man (palu dan orang menggantung)

Palu dan Orang menggantung secara pasti nampak sama, tetapi memiliki implikasi yang berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Keduanya memiliki body riil kecil (hitam atau putih). Bayangan bawah panjang dan bayangan atas pendek atau tanpa bayangan atas.
Palu adalah suatu pola pembalikan bullish yang terbentuk setelah penurunan. Sebagai tambahan pada potensi pembalikan tren, palu dapat menandai dasar atau level support. Setelah penurunan, palu memberi sinyal kebangkitan bullish. Titik rendah dari bayangan bawah panjang mengimplikasikan bahwa penjual menarik harga-harga lebih rendah selama sesi. Namun demikian, akhir yang kuat mengindikasikan bahwa para pembeli mendapatkan kembali pijakannya untuk mengakhiri sesi dengan catatan kuat. Meskipun hal ini nampak sudah cukup untuk melakukakn aksi, palu memerlukan konfirmasi bullish lebih lanjut. Titik rendah palu menunjukkan bahwa banyak sekali penjual yang tersisa.
Tekanan beli lebih lanjut (dan lebih disukai pada volume yang meningkat) diperlukan sebelum beraksi. Informasi semacam ini dapat berasal dari adanya gap ke atas atau candlestick putih panjang. Palu serupa dengan klimaks penjualan dan volume yang besar dapat bertindak sebagai pendukung validitas pembalikan.
Orang Menggantung adalah pola pembalikan bearish yang juga dapat menandai puncak atau level resistence. Terbentuk setelah suatu knaikan. Orang menggantung memberi sinyal bahwa tekanan jual mulai meningkat. Titik rendah dari bayangan bawah panjang mengkonfirmasi bahwa para penjual telah menekan harga-harga lebih rendah selama sesi. Meski bullish mendapatkan  kembali pijakannya dan menarik harga-harga lebih tinggi ke titik akhir, penampakan dari tekanan jual menaikkan bendera kuning. Seperti halnya dengan Palu, Suatu Orang Menggantung memerlukan konfirmasi bearish sebelum tindakan. Konfirmasi semacam ini dapat berasal dari adanya gap ke bawah atau candlestick hitam panjang di atas volume yang besar

·         Inverted Hammer and Shooting Star atau palu terbalik dan Shooting star
Inverted Hammer dan Shooting star nampak persis sama tetapi mempunyai implikasi yang berbeda berdasarkan pada gerak harga sebelumnya. Kedua candlestick memiliki body riil kecil (hitam atau putih), bayangan atas panjang dan bayangan bawah kecil atau tanpa bayangan bawah. Candlestick ini menandai potensi pembalikan tren, tetapi memerlukan konfirmasi sebelum tindakan.
·         Inverted Hammer – Shooting Star
Shooting Star adalah pola pembalikan bearish yang terbentuk setelah suatu kenaikan dan berda dalam posisi bintang. Shooting star dapat menandai pembalikan tren potensial atau level resistance. Candlestick ini terbentuk ketika harga membuat gap lebih tinggi pada pembukaan. Candlestick yang dihasilkan memiliki bayagnan atas panjang dan body hitam atau putih yang kecil. Konfirmasi bearish dibutuhkan setelah adanya Shooting Star dan dapat mengambil entuk gap ke bawah atau candle-stick hitam panjagn di atas volume yang besar.

Inverted Hammer terlihat sama persis seperti Shooting Star, namun terbentuk setelah suatu penurunan atau tren turun. Palu Terbalik mencerminkan potensi pembalikan tren atau level support. Setelah suatu penurunan, byagnan atas panjang mengindikasikan tekanan beli selama sesi.
d)     Pola Lainnya
Pola khusus candlestick yang perlu diperhatikan adalah Gap atau yang sering disebut juga sebagai Window. Gap terjadi bila harga membuat jarak (gap) dibandingkan penutupan sebelumnya. Singkatnya harga melakukan lompat kodok. Biasanya gap terjadi pada awal trading baru setelah pasar tutup. Misal sebuah perusahaan dirumorkan mencatat kenaikan pendapatan signifikan, keesokan harinya harga sahamnya langsung melompat karena inverstor mengantisipasinya.


Adanya gap menunjukkan bahwa tidak ada transaksi di dalam area harga tersebut. Ada sisi psikolog di dalam gap tersebut :
1.      Pasar sangat optimis sehingga menimbulkan gap. Contohnya di dalam kasus Gap Up, trader nekat membeli di harga yang jauh lebih tinggi
2.      Bila transaksi terjadi dalam jumlah transaksi yang besar, gap bisa menjadi level support atau resistance yang kuat
3.      Bila level support atau resistance ini tembus, maka harga akan cenderugn berusaha menutupi area kosong ( fill the gap )
4.      Kecenderungan lain yang terjadi adalah setelah are kosong terisi, hingga biasanya membal kembali dan melnjutkan rally searah dengan gap yang semula terbuka

Indikator
Adalah formula matematiks yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan trading . Indikator sangat berguna untuk memberikan informasi  mengenai trend, volume , dan sebagainya termasuk memeberi sinyal  jual atau beli.
Penggolongan Sederhana Indikator
1)      Indikator untuk mengetahui trend


§  ADX Bollinger Bands
§  CCI
§  Moving Average
§  Parabolic SAR
§  Standard Deviation



2)      Indikator yang bersifat Oscilator


§  ATR
§  Bears Power
§  Bulls Power
§  DeMarket
§  Enveopes
§  Force Index
§  Ichimku Kinkyo Hyo
§  MACD
§  Momentum
§  MA Of Oscillators
§  RSI
§  Relative Vigor Index
§  Stochastic Oscillators
§  William % R



3)      Indikator Berdasarkan Volume


§  Volumes
§  A/D
§  Money Flow Index
§  On Balance Volume


4)       Indikator Berdasarkan Profitunity


§  Alligator
§  Accelator Oscillator
§  Awesome Ascillator
§  Fractals
§  Gator Oscillator
§  Market Facilitation Index



5)       Indikator Lainnya


§  Pivot Point
§  Heiken Ashi
§  Ultimate Oscillator
§  Price Rate of Change
§  Aroon Oscillator
§  Chaikin Oscillator
§  Chaikin Money Flow
§  Price and Volume trend
§  GMMA
§  TRIX
§  Zig Zag



Indikator-Indikator :
a)      Bolinger Bands
Bollinger band adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur volatilitas suatu pasar.Pada dasarnya, indikator ini memberitahu kita apakah pasar sedang tenang atau pasar sedang ramai . Sehingga kita bisa menentukan strategi apa yang akan kita gunakan untuk pasar yang tenang dan strategi apa yang kita gunakan pada pasar yang ramai.
Karena berkaitan dengan keramaian pasar , maka ada hubungannya dengan volume. Penggunaan bollinger band sangat baik jika di sandingkan dengan indikator volume.
444.png
Satu hal yang perlu anda ketahui tentang band Bollinger adalah bahwa harga cenderung untuk kembali ke tengah band.itu karena bollinger band juga berfungsi sebagai support dan resistance dinamis.
Tips menggunakan Bollinger Bands :
  1. Harga selalu berada di antara garis atas dan bawah. Trader dapat trading diantara range harga ini
  2. Biasanya hanya bergereak dan bari bandk yang satu ke band yang lain. Trader bisa menggunakan garis tengah sebagai patokan. Misalkan, harga dari band bawah menembuh garis tengah, trader bisa pasang posisi beli. Bila sebaliknya harga dari band atas menembus garis tengah, trader bisa memasang posisi jual
  3. Bila Bollinger Bands menyempit, pasar sedang sideways, sebaiknya trader menghindari masuk. Tunggu sampai Bollinger Bands melebar lagi
  4. Setelah Bollinger Bands menyempit cukup lama, ada kemungkinan harga akan bergerak drastis
  5. Ketika harga bergerak keluar dari garis atau bawah, ada kemungkinan cukup besar pergerakan harga tersebut akan berlanjut

b)     Relative Strength Index ( RSI)
RSI atau relative strength index adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur kejenuhan pasar. RSI memiliki skala dari 0–100. Menurut pembuatnya, pasar dikatakan jenuh beli (overbought) jika RSI nya bernilai diatas 70. Dan jenuh jual jika bernilai dibawah 30 .
Pada kondisi overbought atau oversold market berpotensi untuk balik arah . Sehinga fungsi RSI bisa dikatakan juga sebagai signal untuk pembalikan arah market. 
Penggunaan RSI tidak bisa berdiri sendiri , tapi menggunakan alat lain yang bisa befungsi sebagai pemberi signal , misalnya candlestick.
rsi 01
Ketika kita trading menggunakan RSI , entry pointnya adalah :
- Buy ketika market oversold dan muncul candle jenis reversal seperti hammer, inverted hammer atau candle piercing.

- Sell ketika market overbought disertai munculnya candle jenis reversal seperti Star, Shooting, Hanging man dan lainnya.
c)      Moving Average (MA)
Indikator Moving Average adalah Indikator yang menampilkan nilai rata-rata data harga dalam periode waktu tertentu, misalnya dalam waktu 5 hari, 20 hari, atau 100 hari. Indikator moving average tergambar dalam bentuk garis, biasanya di gunakan untuk membantu mengidentifikasi TREND yang sedang terjadi dan yang akan terjadi.
Misal data harga sampai 5 hari yang lalu dijumlah, kemudian hasilnya dibagi 5. Hasilnya adalah suatu garis rata-rata yang digambar beserta dengan grafik harga
Variasi Moving Average :
  1. Simple Moving Average (SMA)
  2. Linear Weighted Moving Average (WMA)
  3. Exponential Moving Average (EMA / XMA)

  4. Smoothed Moving Average

Cara penggunaan semua moving average tersebut sama. Perbedaannya ada di tingkat sensitivitas yang diberikan maisng-masing indikator tersebut, karena cara perhitungan yang berbeda. Kalau SMA hanya rata-rata biasa, WMA dan EMA menggunakan sistem pembobotan. Darta dari pembobotan ini dihasilkan nilai rata-rata yang berbeda.

Moving Average dapat digunakan untuk berbagai hal seperti :
  • Mengidentifikasi trend sekarang
  • Mengetahui pembalikan arah
  • Menentukan leve support resistance




Point penting tentang moving average :
ü  Moving average digunakan untuk meraih target profit panjang.
ü  Signal dari moving average tidak efektif saat market sedang dalam kondisi caos (tidak teratur)
ü  Jika moving average sedang menunjukan trend, jangan membuka posisi yang berlawanan dengan arah trend.

MACD (Moving Average Convergence/Divergence)
sf115929_1.png

MACD adalah singkatan dari Moving Average Convergence / Divergence yang merupakan suatu indikator dari analisis teknisyang diciptakan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an. Indikator ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu MACD histogram, signal line, zero line dan MACD line.

MACD memiliki kegunaan. Antara lain :
  1. Menunujukkan arah tren harga saham
  2. Menentukan kondisi overbought atau oversold
  3. sebagai indikator action yang besifat lagging
Interpretasi MACD
Perpotongan (cross over) antara garis MACD dengan garis sinyal.
·         Picture1.pngSinyal beli : Garis MACD memotong garis sinyal dari bawah ke atas

·         Picture2.jpgSinyal jual : Garis MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah

Selain itu kita dapat menggunakan garis centerline (garis nol) sebagai alat untuk menginterpretasikan arah tren
·         Jika garis MACD memotong garis nol dari bawah ke atas maka muncullah sinyal beli yang cukup kuat, karena kondisi bearish dapet berubah menjadi bullish.
·        
Picture3.png

Jika garis MACD memotong garis nol dari atas ke bawah, maka muncullah sinyal jual yang cukup kuat karena kondisi bullish dapat berubah menjadi bearish.

Jual beli (overbought) dan jenuh jual (oversold)
·         Kondisi jual beli (overbought) : jika garis MACD berada di atas garis sinyalnya dan merupakan jarak yang paling jauh.
·         Kondisi jenuh jual (oversold) : jika garis MACD berada di bawah garis  sinyalnya dan merupakan jarak yang paling jauh.
Picture4.jpg
 












MACD Histogram
Hasil dari MACD histogram ini berfluktuatif di atas dan di bawah nilai nol. Jika menemukan di beberapa platform trading ada indicator moving average of oscillator (OsMA), itu sama saja dengan MACD histogram. Cara penngunaannya sangat mudah. Jika MACD histogram positif, itulah saat untuk membeli. Jika MACD histogram negative maka berarti saat untuk menjual.
Picture7.png

Dalam beberapa kasus data histogram kadang bisa memberikan sinyal lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan MACD line. Patokannya adalah melihat apakah histogram sudah membentuk puncak atau belum. Apabila setelah bar terpanjang terjadi satu atau dua kali penurunan. Itulah saatnya melakukan pembelian atau penjualan.


Stochastic Oscillator (Slow Stochastic)
Adalah indikator daya gerak yang digunakan dalam analisis teknis yang diperkenalkan oleh Gorge Lane pada tahun 1950-an, untuk membandingkan harga penutupan suatukomodititerhadap rentang harga dalam suatu periode tertentu. Kegunaan dari metode ini adalah untukmelakukan indikasi apakah trend telah berubah  atau masih stagnan.
Pada dasarnya indikator ini digunakan untuk mengukur kekuatan relatif dari harga terakhir terhadap rentang harga tertinggi dan harga terendah selama periode rentang waktu yang kita inginkan.
STS = 100 \frac{harga penutupan - harga terendah}{harga tertinggi - harga terendah}

Indikator ini biasanya dihitung dengan rumusan sebagai berikut :

Stochastic di gambarkan dengan dua garis yaitu %K dan %D.
%K = [(C – Ln)/(Hn – Ln)] 100
C  = Harga penutupan saat ini
Ln = Harga terendah dari periode ke-n
Hn = Harga tertinggi dari periode ke-n
%D = (H3 / L3) 100
H3 = jumlah selama 3 hari dari (C – Ln)
L3 = jumlah selama 3 hari dari (Hn – Ln)
Prinsip stochastic:
%K > %D = tren naik (bullish trend)
%K < %D = tren turun (bearish trend)

Interpretasi Stochastic Oscillator
Harga dalam keadaan jenuh beli (overbought) ketika stochastic berada diatas 80% dan jenuh jual (oversold) jika berada dibawah 20%
      Sinyalbeli : garis %K memotong garis %D dari bawah
     
Picture5.png

Sinyal jual : garis %K memotong garis %D dari atas

Kelemahan Analisis Teknikal
            Kelemahan utama Analisis Teknikal disebabkan karena analisis ini hanya memperhitungkan data masa lampau. Dari data masa lampau ini kemudian dilakukan prediksi apakah harga akan naik atau turun. Karena hanya memperhitungkan data masa lampau dan asumsi, banyak hal-hal yang tidak masuk ke perhitungan. Misalnya kemungkinan adanya perubahan kebijakan ekonomi secara mendadak, atau pejabat keuangan yang mendadak mundur. Faktor lain seperti bencana alam, terjadinya bubble economy juga luput dari analisa.
            Faktor lain yang sering mengakibatkan pengunaan Analisis Teknikal tidak optimal sehingga salah memberikan prediksi harga adalah karena : Kesalahan penggunanya sendiri.
            Berikut ini adalah beberapa kesalahan penting. Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh pengguna analisis teknikal :
·         Salah membaca data. Ketidaktelitian bisa menjadi sumber masalah. Misalnya sekilas MACD line dan signal line terlihat suda crossing padahal belum. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan pembesaran gambar.
·         Salah mengintrepretasikan data. Hal ini bisa terjadi karena ketidaktahuan menggunakan indicator yang benar. Apalagi dalam analisis teknikal, seringkali banyak pola-pola diagram yang bisa menyesatkan investor yang kurang berpengalaman.
·         Menggantungkan pada satu indicator saja. Bila hanya ada satu indicator yang positif, tidak menjamin hal tersebut pasti benar. Sebaiknya di dalam menggunakan analisis,kita tidak hanya bersandar dalam satu indicator. Menggunakan lebih dari satu indicator kadang lebih baik.
·         Salah mengambil time horizon. Misalnya trader jangka panjang hanya melihat histori data dalam 3 bulang ke belakang, yang sederhana hanya cocok untuk para trader dengan time horizon lebih singkat.
·         Menggunakan indicator yang tidak cocok dengan gaya tradingnya. Misalnya investor jangka panjang menggunakan stochastic, yang sifatnya leading indicator. Hasilnya malah membuat stress investor tersebut, karena terlalu banyak memberikan sinyal.
·         Tidak sabar menunggu sinyal. Misalnya trader biasanya mengambil keputusan beli apabila MACD line sudah crossing dan berada di atas signal line.
·         Menanggap analisis teknikal adalah alat sakti. Mampu memprediksi 100% atau setidaknya 90% dari arah pergerakan harga. Pada kenyataannya harga sering berubah drastis.
Analisis teknikal bukan alat ajaib yang akan member solusi 100% petunjuk yang benar tentang sinyal beli dan jual. Analisis teknikal juga sering member sinyal yang palsu. Beberapa ahli memperkirakan analisis teknikal hanya bisa member petunjuk 50%-70% sinyal yang benar. Jika benar seperti ini sama saja parahnya dengan bertaruh dengan koin yang akan muncul.



Beberapa tips untuk mengoptimalkan penggunaan analisis teknikal yaitu
·         Sesuaikan penggunaan indicator dengan gaya trading anda.
·         Sebaiknya tidak menggunakan satu macam indicator saja. Yang penting adalah gunakanlah indicator yang sesuai dengan kebutuhan trading anda.
·         Jangan pula menggunakan banyak indicator. Dua sampai tiga indicator saja sudah cukup. Lebih banyak dari itu malah membuat anda pusing.
·         Jangan hanya terpaku pada parameter-parameter standar. Misalnya pada parameter standar MACD adalah 12, 26, 9. Anda bisa mencoba menggunakan nilai yang berbeda.
·         Sesuaikan time frame dengan indicator yang digunakan
·         Secara teori menentukan kapan waktu untuk menjual dan membeli dengan analisis teknikal sangat mudah, namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Kadang sinyal-sinyal analisis teknikal bisa meragukan. Solusinya adalah tetap disiplin trading, tunggu sampai ada konfirmasi yang kuat untuk membuka posisi. Lebih baik terlambat dan untung sedikit daripada rugi banyak.
·         Sebaiknya sediakan waktu khusus bagi anda untuk melakukan analisis teknikal di luar jam trading. Riset dan perencanaan trading harus dilakukan di waktu yang terpisah dengan waktu transaksi.

2 comments:

  1. Gambar candlesticknya kok ngk tampil, Pak ?

    ReplyDelete
  2. Penarikan paling Tercepat di DetikTrade
    Kamu bisa Trading dengan minimal Deposit Rp. 50.000 menggunakan bank lokal

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Kelebihan bertransaksi di DetikTrade
    1. DetikTrade memberikan Bonus Deposit awal 10%** T&C Applied
    2. Minimal Deposit Rp. 50.000,- menggunakan Bank lokal
    3. Teregulasi di FCA UK
    4. Perusahaan berdiri sejak 2017 telah mengalami perubahan platform lengkap dengan fitur2 analis dan teknikal trading
    5. Deposit dapat dilakukan menggunakan BANK LOKAL BCA, BNI, BRI dan Mandiri
    6. Anda juga dapat uang tambahan dari Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

    Segera bergabung dan rasakan pengalaman trading yang light, kunjungi website kami www.detiktrade.com

    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    WA : 087752543745

    ReplyDelete