MANAJEMEN
ILMIAH
Manajemen ilmiah atau disebut juga manajemen modern merupakan
suatu kepemimpinan atau pengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan cara kerja yang berdasarkan prinsip - prinsip atau pedoman -
pedoman keilmuan.
Adapun
ciri - ciri manajemen ilmiah atau modern adalah sebagai berikut :
- Menggunakan cara kerja keilmuan
dan prinsip - prinsip keilmuan sebagai hasil percobaan dan penyelidikan
yang ilmiah pula.
- Terdapat nasionalisasi yaitu
bekerja berdasarkan perhitungan - perhitungan atau pemikiran yang cermat
dan teliti.
- Terdapat standarisasi yaitu
bekerja berdasarkan ukuran - ukuran ( standar - standar ) tertentu, baik
dalam cara kerja, waktu yang digunakan, maupun hasil produksi yang
diharapkan.
- Terjadi peningkatan
produktivitas sebagai hasil kerja yang efektif dan efisien.
- Cara kerja dan hasil kerjanya
dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan kebutuhan jaman yang makin meningkat.
Tahap -
tahap perkembangan manajemen ilmiah :
- Tahap Survival (1886 - 1930),
tahun 1886 adalah tahun lahirnya ilmu manajemen yang ditandai dengan
gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor. Dalam
tahap survival ini, para ahli memperjuangkan untuk diakuinya manajemen
sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.
- Tahap Konsolidasi atau
Penyempurnaan (1930 - 1945), dalam tahap ini para pelopor manajemen ilmiah
merumuskan metode - metode dan prinsip - prinsip dari ilmu manajemen yang
dapat dipraktekan dalam kegiatan - kegiatan perusahaan.
- Tahap Human Relation (1945 -
1959), dalam tahap ini, selain menggunakan prinsip - prinsip berdasarkan
keilmuan, juga lebih mengutamakan perhatian kepada manusia (para pekerja)
yang berperan serta dalam kegiatan - kegiatan mencapai tujuan usaha.
Hubungan antara pemimpin dan pegawai diupayakan dilaksanakan dalam suasana
hubungan manusia yang lebih baik.
- Tahap Behaviouralisme (1959 - sekarang),
dalam tahap ini perhatian utama para ahli manajemen terutama dipusatkan
terhadap pentingnya peranan manusia kerja dalam usaha mencapai tujuan
perusahaan.
v Pemikiran Frederick W. Taylor
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa
Inggris disebut scientific management, pertama kali dipopulerkan oleh
Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor
mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penerapan metode ilmiah untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.” Dalam
revolusi mental, Taylor mengatakan tentang ‘Perang’ diganti dengan
‘kedamaian’ dan ’saling percaya’ untuk menggantikan ‘ketidakpercayaan’.
Ide tentang penggunaan metode ilmiah
muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di
perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan berbagai
macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama, nyaris tak ada standar
kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang
pekerjaannya. Sehingga Taylor berusaha keras menerapkan metode ilmiah untuk
menemukan sebuah “teknik paling baik” dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Pedoman ini mengubah drastis pola
pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan
mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang
harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk
mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian
perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan
pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
Sementara Tujuan dan Objek Prinsip Manajemen menurut Taylor, yaitu:
Tujuan : - Merancang sistem untuk meningkatkan performa organisasi.
- Menemukan
solusi untuk masalah
ketenagakerjaan.
Objek Prinsip :
Menjamin kemakmuran maksimum bagi pekerja dan
pengusaha.
Prinsip-Prinsip Taylor:
1. Pengembangan
metode-metode ilmiah dalam manajemen, sebagai contoh, metode yang paling baik
untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2.
Secara ilmiah, menyeleksi dan kemudian memberikan
latihan dan pendidikan kepada para pekerja.
3.
Kerja sama secara sungguh-sungguh antara manajemen dan para
pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan.
4.
Pembagian pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata
antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan
yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.
Kontribusi utama Taylor adalah penerapan teknik
rasionalisasi untuk kegiatan produksi yang ditujukan untuk pemisahan eksekusi
dari konsepsi dan pemberian legitimasi untuk kenaikan lapisan manajer untuk
menempati tempat di perusahaan industri yang sebelumnya diperuntukkan bagi para
pemilik.
Konstributor
utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami istri Frank
Bunker Gilbreth dan Lillian Gilbreth. Frank adalah seorang pelopor pengembangan
studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami
Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk
menemukan "cara terbaik pengerjaan suatu tugas". Sedangkan Lillian
Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalan kerja seperti seleksi,
penempatan dan latihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu
tujuan akhir, yaitu membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya.
Seperty
Taylor, Henry L. Gantt memiliki
konstribusin yang terbesar yaitu penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai
"bagan Gantt" (Gantt Chart), untuk perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan produksi. Teknik-teknik scheduling modern dikembangkan atas dasar
metoda scheduling produksi dari Gantt.
v Arti Penting
Paham Taylorisme
Tujuan Manajemen Ilmiah adalah untuk memusatkan
pengetahuan tentang proses produktif di tangan strata teknokrat, loyal ke kelas
kapitalis. Teori
manajemen ilmiah memikirkan bagaimana membuat manusia bekerja sesuai dengan
target yang diharapkan perusahaan namun tetap menggunakan teknik yang terbaik
sehingga tidak ada tenaga yang terbuang percuma.
Metode ini cocok untuk menjawab
masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian.
Teori manajemen ilmiah merupakan awal lahirnya teori manajemen modern. Teori
manajemen ini dibuat untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sehingga dapat membuat pekerja lebih produktif sehingga mengurangi
hal-hal yang tidak perlu dilakukan selama bekerja. Teori ini membuat standar
untuk para pekerja sehingga para pekerja dapat menghasilkan hal yang sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Teori ini telah diteliti selama 20
tahun sehingga hasil penelitian cocok digunakan sebagai referensi bagi
perusahaan untuk masa sekarang.
BAB 6.
IDEOLOGI HUBUNGAN MANUSIA
Pikiran
Elton Mayo
Pada
dekade pertama abad kedua puluh, banyak organisasi memiliki Personil
Departemen, yang awalnya hanya melakukan tugas-tugas administrasi seperti
merekrut, kontrol absensi, transfer, pemecatan, promosi, dan sejenisnya.
Pertama dasar elemen I pendekatan ini, dikenal sebagai sekolah hubungan
manusia, adalah fokus pada para pekerja, yang dianggap sebagai individu dalam
kelompok yang proses sosial harus dipelajari secara ilmiah. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kepuasan anggota kelompok. Unsur kedua, sering diabaikan
dalam manajemen dan buku perilaku organisasi, adalah rekomendasi bagi
terciptanya elit manajerial yang memadai dapat memahami dan menangani masalah
yang berkaitan dengan hubungan manusia dalam organisasi.
Elton
Mayo menjadi tokoh utama dari pendekatan baru untuk manajemen. Mayo
megembangkan suatu diagnosis khusus tentang penyebab malaise sosial dan juga
menawarkan pendapatnya tentang arah bahwa lembaga-lembaga harus mengadopsi
untuk menghindari runtuhnya masa depan mereka sendiri. Menurut Mayo, di
masyarakat primitif kode kelompok sosial menentukan posisi individu dan arah
hidup mereka. Mayo percaya bahwa tingkat tinggi kemajuan teknologi masyarakat
pada masanya kontras dengan konsekuensi negatif dari suatu tatanan sosial yang
menghasilkan anomie umum di sektor-sektor besar populasi.
Di
bidang keterampilan sosial, Mayo menganggap bahwa memiliki gudang luas tes
seleksi personil, yang tentu saja ia dianggap berguna dalam margin yang
terbatas, itu bukan alasan yang meyakinkan. Dalam arti tertentu, elemen umum
antara konservatisme Mayo dan pemikiran Marxis ada: gagasan harmoni sosial
dalam masyarakat primitif dan sebuah pencarian untuk pemulihan bagi masyarakat
masa depan, tapi kesamaan berakhir di sana. Ideologi Mayo dapat dipahami
sebagai pertahanan dari sistem kapitalis yang menolak individualisme liberal
dan diinstal gagasan kelompok sosial sebagai unit sosial dasar yang memberikan
akal untuk kehidupan individu, baik di dalam maupun di luar peran mereka
pekerja.
Percobaan
Hawthorne
Dalam
buku-bukunya, Mayo membuat banyak referensi untuk percobaan ini sebagai bukti
kebenaran pandangannya pada pekerjaan dan tatanan sosial. Kesimpulannya
menerima penerimaan yang luar biasa dan digambarkan sebagai pekerjaan teladan
di sebagian besar teks-teks pengantar untuk disiplin manajemen. Alex Carey
benar ketika menyatakan bahwa ada beberapa disiplin ilmu di mana hanya satu
atau serangkaian studi sarjana tunggal telah memiliki sebanyak relevansi dengan
Elton Mayo dalam manajemen. Carey mengembangkan analisis kritis di mana ia
menyimpulkan bahwa temuan dari studi Hawthorne, 'jauh dari mendukung berbagai
komponen "pendekatan hubungan manusia," yang mengejutkan konsisten
dengan agak tua-pandangan dunia tentang nilai insentif moneter, mengemudi
kepemimpinan, dan disiplin '. Di sisi lain, ia berpendapat bahwa, mengingat
kekurangan metodologis (misalnya, kurangnya upaya untuk membangun sampel yang
representatif dari populasi yang lebih besar daripada kelompok yang diteliti,
fakta bahwa kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan kelompok disusun oleh hanya
lima orang, dll), percobaan tidak bisa secara serius dianggap sebagai bukti
untuk setiap jenis generalisasi yang valid. Carey mengakui bahwa analisisnya
tidak menguras 'kesalahan kotor dan ketidakmampuan dalam memahami dan
menggunakan metode ilmiah yang menyerap studi Hawthorne dari awal sampai
akhir', tapi menunjukkan bahwa data yang diperlukan untuk melaksanakan
interpretasi statistik tidak tersedia.
Pengaruh
hubungan sekolah manusia: praktik administrasi dan perkembangan kemudian.
Meskipun
percobaan Hawthorne adalah validitas ilmiah dipertanyakan, pengaruh mereka pada
disiplin manajemen telah luar biasa. Mengenai penerimaan saran hubungan manusia
sekolah dalam praktek administrasi yang nyata, harus menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan seperti General Electric merancang program pelatihan
didasarkan pada beberapa tempat dari mayoism.
Namun
demikian, karya Mayo merupakan faktor kunci yang mempengaruhi perkembangan
kemudian menggali lebih dalam aspek 'faktor manusia' dalam organisasi. Mayo
dikreditkan sebagai inisiator bidang perilaku organisasi, tetapi ada juga
perintis lainnya di daerah ini yang harus disebutkan: Jacob Levy Moreno dan
Kurt Lewin. Mantan menciptakan disiplin sosiometri, yang mempelajari hubungan
tarik-menarik dan tolakan antara individu dan menjadi berguna dalam seleksi
personil. Karya-karya yang terakhir memberi jalan untuk dua arus utama.
Arti
penting dari ideologi hubungan manusia.
Perhatian
ideologi hubungan manusia untuk mengurangi ketegangan sosial segera menyebabkan
banyak penulis untuk menuduh para pendukungnya mencoba untuk menghidupkan
kembali sistem kapitalis. Ini adalah apresiasi yang benar karena baik Mayo
maupun pemikir lain dalam perspektif ini berbicara tentang konflik sosial
sebagai manifestasi dari hubungan dominasi muncul dari tatanan ekonomi.
Sebaliknya, mereka mencoba untuk memecahkan masalah-masalah sosial dalam
kerangka o tatanan yang ada melalui pembentukan kembali kerjasama manusia.
No comments:
Post a Comment