BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada dasarnya
pasar modal tidak jauh berbeda dengan pasar-pasar tradisional yang sering kita
kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan kegiatan tawar menawar. Pasar modal
merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana
kegiatan investasi. Pasar modal juga berfungsi mempertemukan pihak yang
memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Jadi dapat disimpulkan pasar
modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya.
Sementara itu
untuk kalangan praktisi, seperti masyarakat umum, pasar modal dapat menjadi
alternatif bagi mereka yang mempunyai kelebihan dana untuk menginvestasikan
sebagian dananya. Surat berharga yang umum diperjual belikan adalah saham.
Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang memiliki tingkat resiko
tinggi namun dapat juga memberikan return yang tinggi. Itu terjadi karena
sifatnya yang peka terhadap berbagai macam rumor maupun isu baik dibidang
politik, ekonomi, hokum dan sosial. Serta perubahan yang terjadi di perusahan
itu sendiri.
Pada dasarnya
hal yang paling mempengaruhi perubahan harga saham adalah kekuata permintaan
dan penawaran. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran harga akan naik
jika pemintaan naik, dan harga akan turun jika terjadi sebaliknya. Jadi volume
transaksi yan terjadi sangat mempengaruhi pergerakan harga saham.
Untuk mengetahui
perubahan tersebut, apakah harga akan naik atau harga akan turun maka
diperlukan suatu analisis yang dapat memprediksinya. Terdapat dua analisa yang
dapat digunakan oleh investor yaitu Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental.
Analisis fundamental adalah analisis yang berhubungan dengan fundamental suatu
perusahaan, posisi keuangan suatu perusahaan. Selain itu analisis fundamental
juga melihat kondisi perekonomian dan politik suatu Negara. Seperti inflasi,
ekonomi makro, ataupun stabilitas nasional. Analisis fundamental memperkirakan
pergerakan dimasa yang akan datang dengan melihat laporan keuangan serta
kondisi perekonomian suatu Negara. Pada analisis fundamental faktor-faktor yang
di lihat adalah laporan keuangan dan kondisi perekonomian suatu negara,
1.2
Tujuan
Makalah ini
bertujuan untuk menganalisis proses analisis fundamental pada pasar uang dan
pasar modal.
1.3
Manfaat
-
Mengetahui proses analisis fundamental
-
Memberikan wawasan yang
berguna bagi para praktisi dan peneliti yang tertarik pada bidang pasar modal dan pasar uang
-
Mengetahui kekurangan dan kelebihan analisis fundamental
-
Mengetahui fungsi dari analisis fundamental
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Fundamental
Analisis
fundamental dapat didefenisikan sebagai suatu analisis untuk menghitung nilai
intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan
(Jogianto, 2003:89). Sedangkan Menurut (Bodie, 2006:217) analisis fundamental
merupakan analisis yang menggunakan informasi seputar profitabilitas sekarang
dan masa depan dari sebuah perusahaan untuk menentukan nilai pasar wajarnya.
2.2 Prinsip-Prinsip Analisis Fundamental
Berikut
adalah prinsip-prinsip analisis fundamental :
a) Reaksi Berantai : Semakin besar dampak
berantai suatu informasi, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap nilai
sebuah index perusahaan.
b) Jarak Informasi : Semakin dekat sebuah
informasi dengan suatu index saham, maka akan semakin besar pengaruh informasi
tersebut. Misalnya, informasi yang berasal dari dalam negeri Indonesia akan
besar pengaruhnya terhadap nilai IHSG dibandingkan informasi dari luar negeri.
c) Sumber Berita : Semakin resmi sumber berita
tersebut, maka akan semakin kuat pengaruhnya terhadap nilai suatu index saham.
d) Jenis Berita : Berita ekonomi lebih kuat
pengaruhnya terhadap index saham suatu negara dibanding berita lainnya, seperti
politik, sosial maupun budaya.
2.2.1 Sifat
Berita Fundamental
1. Berita Permintaan bersifat Bullish
Bullish berasal dari kata ‘bull’ (sapi jantan). sifat
tersebut menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan turun
namun sebenarnya akan naik (mirip gerakan sapi jantan menanduk musuhnya yaitu
menanduk lalu dilemparkan keatas)
Contoh berita bersifat Bullish dari Reuter/media cetak :
-Cuaca buruk/storm/unfavourable
- 3 – 6 conseccutive (berturut-turut) days up/firmer
(menguat)
- Triggered Buying, Bottomside/bottomout , Buying Power,
dll
2. Berita Penawaran/Supply bersifat BEARISH
Bearish berasal dari kata ‘bear’ (beruang) sifat tersebut
menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan naik,namun
sebenarnya harga akan turun (mirip gerakan beruang mencengkeram mangsanya yaitu
mengangkat lalu dibanting)
Contoh berita bersifat Bearish dari Reuter/media cetak:
-Cuaca baik/favourable, 3-6 consecutive days down/easier
(melemah)
- Lack of Demand (Kekurangan Permintaan)
- Triggered Selling, Topside capped (Puncak sudah
tercapai), Harvesting
- Selling Power, Ample of stock (Stok melimpah),dll
2.3 Proses Analias Fundamental
Segala informasi hingga hal-hal yang tidak rasional harus
dikumpulkan, guna dijadikan alat untuk memprediksi pergerakan suatu index
saham. Pada intinya, informasi tersebut akan mempengaruhi supply dan demand
atas index saham suatu negara.
Proses dari analisa fundamental sendiri adalah
·
mengetahui kinerja
keuangan emiten melalui analisa laporan keuangan dari emiten termasuk analisa
laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode mendatang dengan membandingkan
laporan keuangan tersebut melalui perbandingan internal dan eksternal.
·
Menentukan nilai
intrinsic dari efek emiten melalui sekuritas individu dengan membandingkan
apakah harga saham per suatu emiten mispriced
2.4
Model dalam Analisis Fundamental
·
Model nilai buku,
dalam model ini total asset perusahaan yang dijual pada nilai akuntansi setelah
dikurangi oleh total liability dan preffered value stock dibagi dengan hak
pemegang saham ( outstanding shares of common stock )
·
Model likuiditas,
dalam model ini digunakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang
didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan asumsi pertumbuhan devidennya
konstan
·
Model rasio harga
(Price earning method), pada model ini nilai saham perusahaan dihitung
berdasarkan perkalian antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh
perusahaan dengan rasio harga rata-rata industry/laba
2.5Metode
Analisis Fundamental
Kebanyakan
informasi fundamental memfokuskan pada statistik ekonomi, indusrtri, dan
perusahaan. Ada empat konsep dasar dalam melakukan analisis. Dalam melakukan metode analisis fundamental adalah
dengan terus-menerus mengupdate informasi yang ada. Mengenai media informasi
tersebut tergantung, ketersediaan yang ada di tempat kita. Namun untuk trading
index saham, informasi ini akan selalu tersedia.
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis sebuah perusahaan dilakukan
melalui empat tahap(top-down analysis)
1. melihat
kondisi ekonomi secara umum (economic aspect).
2. melihat
kondisi industri (industry aspects).
3. melihat
kondisi perusahaan (company aspects).
4. melihat
nilai saham perusahaan (stock valuation).
2.5.1. Economic Analysis
(Analisis Ekonomi)
Ekonomi
dipelajari untuk menentukan kondisi secara makro atau keseluruhan, untuk
melihat lingkungan pasar saham pada saat ini tepat atau tidak. Apakah inflasi
perlu diwaspadai? Apakah tingkat bunga cenderung naik atau turun? Berapa
penghasilan rata-rata masyarakat saat ini yang mampu untuk investasi? Berapa
konsumsi masyarakat saat ini? Bagaimana neraca pembayaran negara saat ini,
defisit atau surplus? Apakah money supply saat ini diperbanyak atau dikurangi
(tight money policy)? Pertanyaan-pertanyaan berikut adalah hal-hal yang perlu
diketahui untuk menentukan kondisi ekonomi, apakah tepat untuk berinvestasi di
pasar saham.
Aspek
ekonomi dapat bersifat internasional, regional, dan nasional baik secara makro
maupun mikro. Lingkungan ekonomi internasional, lingkungan ekonomi domestik,
dan lingkungan bisnis. Contoh harga minyak dunia, harga emas dunia, tingkat
bunga dunia, regional dan nasional, inflasi, nilai tukar, kondisi politik,
neraca pembayaran, cadangan devisa, dan bencana alam.
2.5.2. Industry Analysis
(Analisis Industri)
Industri
perusahaan jelas mempengaruhi perusahaan. Analisis industri merupakan
lingkungan industri untuk melihat prospect of industry. Misal, tahun 2006:
·
Jangka panjang:
pertambangan, gas, dan energi, telekomunikasi.
·
Jangka menengah:
infrastruktur dan properti serta pendukungnya.
·
Jangka pendek:
tergantung fluktuasi musiman, seperti pertanian, makanan.
·
Jangka panjang dan
menengah digunakan untuk real gain, jangka pendek digunakan untuk netting.
Mengetahui
kondisi industri perusahaan amat penting. Walaupun saham yang bagus tetapi jika
berada dalam industri yang sedang mengalami kesulitan, maka return yang
diperoleh hanya cukup saja. Ada suatu pepatah yang menyatakan bahwa “a weak
stock in a strong industry is preferable to a strong stock in a weak industry”.
Jadi, saham yang tidak bagus tetapi dalam industri yang bagus lebih
menguntungkan daripada saham bagus dalam industri buruk.
2.5.3. Company Analysis
(Analisis Perusahaan)
Analisis
perusahaan digunakan untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan yang
bersangkutan. Untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan dilakukan dengan
mempelajari laporan keuangan: ratio keuangan, dan cash flow.
Rasio-rasio
keuangan dihitung dari laporan keuangan. Ada lima kelompok rasio keuangan,
yaitu profitability (keuntungan), price (harga), liquidity (likuiditas),
leverage (hutang), dan efficiency (efisiensi). Untuk melihat kinerja perusahaan
melalui rasio keuangan, biasanya dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam
industri yang sama untuk menentukan posisi perusahaan apakah "normal" atau “tidak
normal”. Selain di bandingkan dengan perusahaan lain, kinerja keuangan juga
dapat dibandingkan dengan pasar (diwakili dengan indeks).
2.6 Model
Penilaian Saham
Analisis
fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan para
analisis sekuritas (Jogiyanto, 2003:89) yaitu :
1. Pendekatan Present value, mencoba menaksir present value, dengan menggunakan tingkat
bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham.
2. Pendekatan Price earning ratio,
menaksir nilai saham dengan mengalikan laba perlembar saham dengan kelipatan
tertentu.
Setelah
melihat kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan, analis fundamental
memperkirakan saham perusahaan apakah overvalued, undervalued, atau correctly
valued (pas/tepat/wajar). Beberapa model penilaian dapat digunakan untuk
menilai harga suatu saham. Dalam penilaian tersebut termasuk juga menggunakan
model dividen (dividend model) yang memfokuskan pada harga sekarang melalui
besarnya saham yang diekspektasikan, model pendapatan (earnings model) fokus
terhadap ekspektasi pendapatan, dan model aset (asset model) fokus terhadap
nilai aset perusahaan.
Dividen
perusahaan merupakan pencerminan atas current performance (kinerja perusahaan
sekarang) dan future prospect (prospek dimasa depan). Pendapatan merupakan
pencerminan prestasi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Pendapatan
berasal dari dividen (pembagian keuntungan perusahaan) dan capital gain
(kenaikan harga saham dihitung pada saat saham di jual dikurangi saat saham di
beli). Aset memperlihatkan harta yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, makin
tinggi aset makin berkembang perusahaan tersebut. Tidak diragukan bahwa
analisis fundamental memegang peranan penting dalam penentuan harga saham.
Walaupun ekspektasi harga berdasarkan pada faktor-faktor fundamental memberikan
arah jangka panjang.
2.7 Analisis
Kondisi Makro Ekonomi
Faktor
makro merupakan faktor yang berada di luar perusahaan, tetapi mempunyai
pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Perubahan
faktor makro ekonomi tidak akan seketika mempengaruhi kinerja perusahaan,
tetapi secara perlahan dalam jangka panjang. Sebaliknya, harga saham akan
terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor makro ekonomi karena investor
lebih cepat bereaksi.
Faktor
makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan perubahan
kinerja perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di pasar.
Investor fundamentalis akan memberi nilai saham sesuai dengan kinerja
perusahaan saat ini & prospek kinerja perusahaan di masa mendatang.
Reaksi
investor terhadap perubahan variabel makro tidak sama, ada yang memberikan
reaksi psitif ataupun reaksi negatif yang kesemuanya tergantung pada kekuatan
investor paling dominan. Kualitas reaksinya pun berbeda-beda, ada yang lemah,
normal & ada pula yang berlebihan (overreaction).
Reaksi
berlebihan tampak pada perubahan harga saham yang tajam, yaitu naik secara
tajam atau turun secara tajam, kemudian terkoreksi lagi oleh pasar sehingga
tercapai keseimbangan harga yang normal.
Berikut
adalah faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja saham maupun
kinerja perusahaan:
a. Tingkat Bunga Umum Domestik
Kenaikan
tingkat bunga memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten:
1. Meningkatkan
beban bunga kredit & menurunkan laba bersih.
2. Laba
per saham turun yang juga mengakibatkan harga saham turun di pasar.
3. Mendorong
investor menjual saham & kemudian menabung hasil penjualan di dalam
deposito. Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di
pasar.
Sebaliknya
penurunan tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga deposito akan:
1. Menaikkan
harga saham di pasar & laba bersih per saham.
2. Mendorong
investor mengalihkan investasi dari perbankan ke pasar modal. Investor akan
memborong saham sehingga harga saham terdorong naik akibat meningkatnya permintaan
saham.
b. Tingkat Inflasi
Tingkat
inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada derajat
inflasi. Inflasi berlebihan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan,
& dapat membuat perusahaan bangkrut. Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan
harga saham di pasar, sedangkan inflasi yang rendah membuat pertumbuhan ekonomi
menjadi lamban sehingga harga saham juga bergerak lamban.
Pekerjaan
yang sulit adalah menciptakan tingkat inflasi yang dapat menggerakkan dunia
usaha menjadi semarak, pertumbuhan ekonomi dapat menutupi pengangguran,
perusahaan memperoleh keuntungan yang memadai, & harga saham di pasar
bergerak secara normal.
c. Peraturan Perpajakan
1. Kenaikan pajak penghasilan badan akan
memberatkan perusahaan & mengurangi laba ber sih yang pada tahap berikutnya dapat menurunkan harga
saham.
2. Kenaikan pajak penjualan akan menurunkan
omzet penjualan akibat permintaan yang menurun karena konsumen merasa keberatan
dengan kenaikkan harga barang. Pada akhirnya laba bersih perusahaan menurun.
3. Kenaikan pajak penghasilan perorangan
menyebabkan pendapatan yang dikonsumsi juga berkurang, yang pada tahap
berikutnya mengurangi penjualan perusahaan secara agregat.
Dengan
kata lain, kenaikan pajak dapat menurunkan kinerja perusahaan dan harga saham
di pasar. Namun anggapan bahwa kenaikan pajak akan berdampak negatif tidak
seluruhnya benar, karena semua itu tergantung pada penggunaan dana penerimaan
pajak.
d. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan-kebijakan
khusus yang dikeluarkan pemerintah akan berpengaruh positif atau negatif
terhadap perusahaan tertentu terkait dengan kebijakan tersebut. Contoh: pabrik
semen hanya boleh menjual produk di dalam negeri dalam suatu periode tertentu.
Hal ini akan mengurangi kesempatan memperoleh laba ekstra dari ekspor sehingga
berdampak negatif bagi pabrik semen. Sebaliknya bagi perusahaan properti, harga
semen dalam negeri akan menjadi lebih murah karena persediaan yang berlimpah.
Bagi perusahaan properti, kebijakan ini berdampak positif. Sehingga harga saham
pabrik semen akan turun, tetapi harga saham properti akan naik di pasar.
e. Kurs Valuta Asing
Perubahan
suatu variabel makro ekonomi memiliki dampak yang berbeda terhadap tiap jenis
saham, yaitu ada yang terkena dampak positif, ada yang negatif. Contoh: kenaikan
US dollar yang tajam terhadap rupiah akan berdampak negatif terhadap emiten
yang memiliki utang dalam dollar sementara produk emiten dijual secara lokal.
Sementara emiten yang berorientasi ekspor akan menerima dampak positif dari
kenaikan kurs US dollar tersebut. Ini berarti harga saham emiten yang terkena
dampak negatif akan mengalami penurunan & yang terkena dampak positif akan
mengalami kenaikan. Selanjutnya indeks harga saham gabungan (IHSG) juga akan
terkena dampak positif atau negatif tergantung pada kelompok yang dominan.
f. Tingkat Bunga Pinjaman Luar Negeri
Pada
umumnya, emiten yang mempunyai pinjaman dalam valuta asing akan dibebani bunga
yang berpedoman pada SIBOR (Singapore Interbank Offered rate), atau LIBOR
(London Interbank Offered rate), atau prime rate US di Amerika Serikat. Beban
bunga pinjaman bisa sebesar SIBOR + spread, LIBOR + spread,atau prime rate US + spread. Tingkat spread bisa
mencapai 2% sampai 4% tergantung tingkat resiko peminjam. Perubahan suku bunga
yang dikeluarkan FED (Federal Reserve System) berpengaruh besar terhadap harga
saham.
g. Kondisi Ekonomi Internasional
Bagi
perusahaan yang melakukan perdagangan berskala internasional atau
kegiatanekspor-impor, kondisi ekonomi negara counterpart (negara tujuan ekspor
atau negara asal impor) sangat berpengaruh terhadap kinerja emiten di masa
mendatang. Contoh: ekspor Indonesia nomor satu ke Amerika Serikat,nomor dua ke
Jepang, nomor tiga ke Singapura. Ini berarti kemajuan & kemunduran ekonomi
Amerika Serikat akan berdampak besar terhadap kinerja perusahaan yang
bersangkutan. Untuk mengetahui kemajuan & kemunduran ekonomi Amerika
Serikat secara umum, bisa dilihat dari terbitan indeks pasar, seperti Dow Jones
Index, Standard & Poor’s, Nasdaq Index, & berbagai indeks lainnya.
Selain
faktor makro ekonomi, ada juga faktor makro non-ekonomi yang dapat mempengaruhi
kinerja kerja perusahaan yang berdampak secara tidak langsung & lebih sukar
diprediksi. Contohnya: peristiwa politik dalam negeri, politik di luar negeri,
peperangan, demonstrasi massa, kasus lingkungan hidup, & perubahan
perlakuan hukum. Faktor makro non-ekonomi lebih sukar dianalisis karena datanya
bersifat kualitatif. Sehingga untuk menganalisis peristiwa kualitatif sering
digunakan proxy atau event study.
2.8Menghitung
rasio
Menghitung
kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu :
keuntungan (profitability) , harga (price ), likuiditas (liquidity), daya
ungkit (leverage), dan efisiensi.
Rasio
laba terhadap saham beredar (EPS)
EPS=
Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar
Rasio
adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai
ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya
untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil
perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun
penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.
Rasio
pertumbuhan EPS
Diperoleh
dengan memperbandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS)pada tahun
berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk
menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan
rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga
saham suatu perusahaan di bursa saham.
Rasio
harga saham terhadap laba perlembar saham
P/E Ratio = Harga saham / EPS
Biasa
juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi harga saham
dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk membandingkan
suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok
industri sejenis.
Rasio
harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)
PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan
tahunan EPS
Semakin
rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah dibawah
harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio pertumbuhan EPS
yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5%
dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah 37.3/21.5=1.73.
Rasio
harga saham terhadap penjualan (P/S ratio)
P/S Ratio = Harga saham / penjualan
per lembar saham
Rasio
ini biasanya digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang masih baru atau
belum mendapatkan keuntungan dimana rasio ini. Semakin rendah P/S ratio suatu
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang
sejenis menunjukkan semakin bagus perusahaan tersebut.
Rasio
harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio)
PB/V Ratio = Harga saham / (total
harta - total hutang)
Semakin
rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada dibawah
harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan
kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki
harta sebesar Rp. 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai
buku perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500
juta maka berarti setiap saham mewakili Rp. 600 nilai buku, dengan harga
perlembar saham sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut
adalah 1.200/600 = 2.
2.8 Kekurangan dan Kelebihan Analisis Fundamental
2.8.1
Kelemahan analisis fundamental
1. Memakan banyak
waktu
2. Sulit berfungsi
pada pasar modal tidak efisien karena asumsi dasarnya adalah pasar efisien
3. Asumsi pasar
efisien sulit diterapkan karena informasi dapat sempurna berdasarkan atas
kualitas dan waktu, tetapi tidak mungkin sama dalam persepsi. Fully effisien
tidak mungkin terjadi, hanya economically effisien (weak-for, semi-strong form,
dan strong-form).
4. Tidak dapat
menggambarkan psikologi pasar dan investor saat itu
5. Tidak fleksibel
untuk menentukan periode waktu yang diinginkan
2.8.2 Keunggulan
analisis fundamental
1. Analisis
fundamental amat berguna dalam menentukan arah jangka panjang
2. Lebih
mencerminkan keadaan yang sebenarnya
3. Bisa
menjelaskan lebih tepat mengenai alasan mengapa harga naik atau turun
4. Mampu
memberikan dasar yang logis dalam pengambilan keputusan investasi
BAB III
KESIMPULAN
Dalam melakukan transaksi mata uang tidak
terlepas dari kepiawaian kita dalam menganalisa sebuah pergerakan index dari
saham tersebut. Analisa ini penting dilakukan untuk menentukan arah pergerakan
dari index saham tersebut. Ada dua metode analisa yaitu, Analisis
Fundamental dan Analisis Teknikal. Analisa
Fundamental adalah analisis terhadap fundamental suatu negara pemilik index
saham, untuk index hangseng misalnya, akan dianalisis kondisi ekonomi, sosial
dan politik Hongkong.Analisa Fundamental
adalah analisis yang didasarkan pada situasi dan kondisi ekonomi, politik dan
keamanan secara global dan juga tiap-tiap negara yang mengeluarkan Index Saham.
Analisis fundamental membutuhkan kelihaian seni tersendiri untuk
memperhitungkan penting tidaknya suatu informasi menjadi faktor yang akan
berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar suatu mata uang.
No comments:
Post a Comment