Sunday, May 8, 2016

Pasar Modal dan Pasar Uang - Analisis Fundamental

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada dasarnya pasar modal tidak jauh berbeda dengan pasar-pasar tradisional yang sering kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan kegiatan tawar menawar. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana kegiatan investasi. Pasar modal juga berfungsi mempertemukan pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Jadi dapat disimpulkan pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Sementara itu untuk kalangan praktisi, seperti masyarakat umum, pasar modal dapat menjadi alternatif bagi mereka yang mempunyai kelebihan dana untuk menginvestasikan sebagian dananya. Surat berharga yang umum diperjual belikan adalah saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang memiliki tingkat resiko tinggi namun dapat juga memberikan return yang tinggi. Itu terjadi karena sifatnya yang peka terhadap berbagai macam rumor maupun isu baik dibidang politik, ekonomi, hokum dan sosial. Serta perubahan yang terjadi di perusahan itu sendiri.

Pada dasarnya hal yang paling mempengaruhi perubahan harga saham adalah kekuata permintaan dan penawaran. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran harga akan naik jika pemintaan naik, dan harga akan turun jika terjadi sebaliknya. Jadi volume transaksi yan terjadi sangat mempengaruhi pergerakan harga saham.

Untuk mengetahui perubahan tersebut, apakah harga akan naik atau harga akan turun maka diperlukan suatu analisis yang dapat memprediksinya. Terdapat dua analisa yang dapat digunakan oleh investor yaitu Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental. Analisis fundamental adalah analisis yang berhubungan dengan fundamental suatu perusahaan, posisi keuangan suatu perusahaan. Selain itu analisis fundamental juga melihat kondisi perekonomian dan politik suatu Negara. Seperti inflasi, ekonomi makro, ataupun stabilitas nasional. Analisis fundamental memperkirakan pergerakan dimasa yang akan datang dengan melihat laporan keuangan serta kondisi perekonomian suatu Negara. Pada analisis fundamental faktor-faktor yang di lihat adalah laporan keuangan dan kondisi perekonomian suatu negara,

1.2  Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis proses analisis fundamental pada pasar uang dan pasar modal.

1.3  Manfaat
-          Mengetahui proses analisis fundamental
-          Memberikan wawasan yang berguna bagi para praktisi dan peneliti yang tertarik pada bidang pasar modal dan pasar uang
-          Mengetahui kekurangan dan kelebihan analisis fundamental
-          Mengetahui fungsi dari analisis fundamental
                                          










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Fundamental
      Analisis fundamental dapat didefenisikan sebagai suatu analisis untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (Jogianto, 2003:89). Sedangkan Menurut (Bodie, 2006:217) analisis fundamental merupakan analisis yang menggunakan informasi seputar profitabilitas sekarang dan masa depan dari sebuah perusahaan untuk menentukan nilai pasar wajarnya.
2.2 Prinsip-Prinsip Analisis Fundamental
Berikut adalah prinsip-prinsip analisis fundamental :
a)   Reaksi Berantai : Semakin besar dampak berantai suatu informasi, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap nilai sebuah index perusahaan.
b)   Jarak Informasi : Semakin dekat sebuah informasi dengan suatu index saham, maka akan semakin besar pengaruh informasi tersebut. Misalnya, informasi yang berasal dari dalam negeri Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap nilai IHSG dibandingkan informasi dari luar negeri.
c)   Sumber Berita : Semakin resmi sumber berita tersebut, maka akan semakin kuat pengaruhnya terhadap nilai suatu index saham.
d)   Jenis Berita : Berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap index saham suatu negara dibanding berita lainnya, seperti politik, sosial maupun budaya.
2.2.1 Sifat Berita Fundamental
1. Berita Permintaan bersifat Bullish
Bullish berasal dari kata ‘bull’ (sapi jantan). sifat tersebut menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan turun namun sebenarnya akan naik (mirip gerakan sapi jantan menanduk musuhnya yaitu menanduk lalu dilemparkan keatas)
Contoh berita bersifat Bullish dari Reuter/media cetak :
-Cuaca buruk/storm/unfavourable
- 3 – 6 conseccutive (berturut-turut) days up/firmer (menguat)
- Triggered Buying, Bottomside/bottomout , Buying Power, dll
2. Berita Penawaran/Supply bersifat BEARISH
Bearish berasal dari kata ‘bear’ (beruang) sifat tersebut menggambarkan gerakan harga pasar terlihat seolah-olah akan naik,namun sebenarnya harga akan turun (mirip gerakan beruang mencengkeram mangsanya yaitu mengangkat lalu dibanting)
Contoh berita bersifat Bearish dari Reuter/media cetak:
-Cuaca baik/favourable, 3-6 consecutive days down/easier (melemah)
- Lack of Demand (Kekurangan Permintaan)
- Triggered Selling, Topside capped (Puncak sudah tercapai), Harvesting
- Selling Power, Ample of stock (Stok melimpah),dll



2.3 Proses Analias Fundamental
            Segala informasi hingga hal-hal yang tidak rasional harus dikumpulkan, guna dijadikan alat untuk memprediksi pergerakan suatu index saham. Pada intinya, informasi tersebut akan mempengaruhi supply dan demand atas index saham suatu negara.
Proses dari analisa fundamental sendiri adalah
·         mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisa laporan keuangan dari emiten termasuk analisa laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode mendatang dengan membandingkan laporan keuangan tersebut melalui perbandingan internal dan eksternal.
·         Menentukan nilai intrinsic dari efek emiten melalui sekuritas individu dengan membandingkan apakah harga saham per suatu emiten mispriced

2.4  Model dalam Analisis Fundamental
·         Model nilai buku, dalam model ini total asset perusahaan yang dijual pada nilai akuntansi setelah dikurangi oleh total liability dan preffered value stock dibagi dengan hak pemegang saham ( outstanding shares of common stock )
·         Model likuiditas, dalam model ini digunakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan asumsi pertumbuhan devidennya konstan
·         Model rasio harga (Price earning method), pada model ini nilai saham perusahaan dihitung berdasarkan perkalian antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata industry/laba
2.5Metode Analisis Fundamental
Kebanyakan informasi fundamental memfokuskan pada statistik ekonomi, indusrtri, dan perusahaan. Ada empat konsep dasar dalam melakukan analisis. Dalam melakukan metode analisis fundamental adalah dengan terus-menerus mengupdate informasi yang ada. Mengenai media informasi tersebut tergantung, ketersediaan yang ada di tempat kita. Namun untuk trading index saham, informasi ini akan selalu tersedia. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis sebuah perusahaan dilakukan melalui empat tahap(top-down analysis)
1.         melihat kondisi ekonomi secara umum (economic aspect).
2.         melihat kondisi industri (industry aspects).
3.         melihat kondisi perusahaan (company aspects).
4.         melihat nilai saham perusahaan (stock valuation).



2.5.1. Economic Analysis (Analisis Ekonomi)
Ekonomi dipelajari untuk menentukan kondisi secara makro atau keseluruhan, untuk melihat lingkungan pasar saham pada saat ini tepat atau tidak. Apakah inflasi perlu diwaspadai? Apakah tingkat bunga cenderung naik atau turun? Berapa penghasilan rata-rata masyarakat saat ini yang mampu untuk investasi? Berapa konsumsi masyarakat saat ini? Bagaimana neraca pembayaran negara saat ini, defisit atau surplus? Apakah money supply saat ini diperbanyak atau dikurangi (tight money policy)? Pertanyaan-pertanyaan berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui untuk menentukan kondisi ekonomi, apakah tepat untuk berinvestasi di pasar saham.
Aspek ekonomi dapat bersifat internasional, regional, dan nasional baik secara makro maupun mikro. Lingkungan ekonomi internasional, lingkungan ekonomi domestik, dan lingkungan bisnis. Contoh harga minyak dunia, harga emas dunia, tingkat bunga dunia, regional dan nasional, inflasi, nilai tukar, kondisi politik, neraca pembayaran, cadangan devisa, dan bencana alam.
2.5.2. Industry Analysis (Analisis Industri)
Industri perusahaan jelas mempengaruhi perusahaan. Analisis industri merupakan lingkungan industri untuk melihat prospect of industry. Misal, tahun 2006:
·         Jangka panjang: pertambangan, gas, dan energi, telekomunikasi.
·         Jangka menengah: infrastruktur dan properti serta pendukungnya.
·         Jangka pendek: tergantung fluktuasi musiman, seperti pertanian, makanan.
·         Jangka panjang dan menengah digunakan untuk real gain, jangka pendek digunakan untuk netting.
Mengetahui kondisi industri perusahaan amat penting. Walaupun saham yang bagus tetapi jika berada dalam industri yang sedang mengalami kesulitan, maka return yang diperoleh hanya cukup saja. Ada suatu pepatah yang menyatakan bahwa “a weak stock in a strong industry is preferable to a strong stock in a weak industry”. Jadi, saham yang tidak bagus tetapi dalam industri yang bagus lebih menguntungkan daripada saham bagus dalam industri buruk.



2.5.3. Company Analysis (Analisis Perusahaan)
Analisis perusahaan digunakan untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan dilakukan dengan mempelajari laporan keuangan: ratio keuangan, dan cash flow.
Rasio-rasio keuangan dihitung dari laporan keuangan. Ada lima kelompok rasio keuangan, yaitu profitability (keuntungan), price (harga), liquidity (likuiditas), leverage (hutang), dan efficiency (efisiensi). Untuk melihat kinerja perusahaan melalui rasio keuangan, biasanya dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam industri yang sama untuk menentukan posisi perusahaan  apakah "normal" atau “tidak normal”. Selain di bandingkan dengan perusahaan lain, kinerja keuangan juga dapat dibandingkan dengan pasar (diwakili dengan indeks).
2.6 Model Penilaian Saham
Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2003:89) yaitu :
1.         Pendekatan  Present value, mencoba menaksir  present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham.
2.         Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba perlembar saham dengan kelipatan tertentu.
Setelah melihat kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan, analis fundamental memperkirakan saham perusahaan apakah overvalued, undervalued, atau correctly valued (pas/tepat/wajar). Beberapa model penilaian dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham. Dalam penilaian tersebut termasuk juga menggunakan model dividen (dividend model) yang memfokuskan pada harga sekarang melalui besarnya saham yang diekspektasikan, model pendapatan (earnings model) fokus terhadap ekspektasi pendapatan, dan model aset (asset model) fokus terhadap nilai aset perusahaan.




Dividen perusahaan merupakan pencerminan atas current performance (kinerja perusahaan sekarang) dan future prospect (prospek dimasa depan). Pendapatan merupakan pencerminan prestasi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Pendapatan berasal dari dividen (pembagian keuntungan perusahaan) dan capital gain (kenaikan harga saham dihitung pada saat saham di jual dikurangi saat saham di beli). Aset memperlihatkan harta yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, makin tinggi aset makin berkembang perusahaan tersebut. Tidak diragukan bahwa analisis fundamental memegang peranan penting dalam penentuan harga saham. Walaupun ekspektasi harga berdasarkan pada faktor-faktor fundamental memberikan arah jangka panjang.
2.7 Analisis Kondisi Makro Ekonomi
Faktor makro merupakan faktor yang berada di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perubahan faktor makro ekonomi tidak akan seketika mempengaruhi kinerja perusahaan, tetapi secara perlahan dalam jangka panjang. Sebaliknya, harga saham akan terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor makro ekonomi karena investor lebih cepat bereaksi.
Faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan perubahan kinerja perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di pasar. Investor fundamentalis akan memberi nilai saham sesuai dengan kinerja perusahaan saat ini & prospek kinerja perusahaan di masa mendatang.
Reaksi investor terhadap perubahan variabel makro tidak sama, ada yang memberikan reaksi psitif ataupun reaksi negatif yang kesemuanya tergantung pada kekuatan investor paling dominan. Kualitas reaksinya pun berbeda-beda, ada yang lemah, normal & ada pula yang berlebihan (overreaction).
Reaksi berlebihan tampak pada perubahan harga saham yang tajam, yaitu naik secara tajam atau turun secara tajam, kemudian terkoreksi lagi oleh pasar sehingga tercapai keseimbangan harga yang normal.




Berikut adalah faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan:
a.         Tingkat Bunga Umum Domestik
Kenaikan tingkat bunga memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten:
1.         Meningkatkan beban bunga kredit & menurunkan laba bersih.
2.         Laba per saham turun yang juga mengakibatkan harga saham turun di pasar.
3.         Mendorong investor menjual saham & kemudian menabung hasil penjualan di dalam deposito. Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar.
Sebaliknya penurunan tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga deposito akan:
1.         Menaikkan harga saham di pasar & laba bersih per saham.
2.         Mendorong investor mengalihkan investasi dari perbankan ke pasar modal. Investor akan memborong saham sehingga harga saham terdorong naik akibat meningkatnya permintaan saham.
b.         Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada derajat inflasi. Inflasi berlebihan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, & dapat membuat perusahaan bangkrut. Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sedangkan inflasi yang rendah membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lamban sehingga harga saham juga bergerak lamban.
Pekerjaan yang sulit adalah menciptakan tingkat inflasi yang dapat menggerakkan dunia usaha menjadi semarak, pertumbuhan ekonomi dapat menutupi pengangguran, perusahaan memperoleh keuntungan yang memadai, & harga saham di pasar bergerak secara normal.




c.         Peraturan Perpajakan
1.   Kenaikan pajak penghasilan badan akan memberatkan perusahaan & mengurangi laba ber              sih yang pada tahap berikutnya dapat menurunkan harga saham.
2.   Kenaikan pajak penjualan akan menurunkan omzet penjualan akibat permintaan yang menurun karena konsumen merasa keberatan dengan kenaikkan harga barang. Pada akhirnya laba bersih perusahaan menurun.
3.   Kenaikan pajak penghasilan perorangan menyebabkan pendapatan yang dikonsumsi juga berkurang, yang pada tahap berikutnya mengurangi penjualan perusahaan secara agregat.

Dengan kata lain, kenaikan pajak dapat menurunkan kinerja perusahaan dan harga saham di pasar. Namun anggapan bahwa kenaikan pajak akan berdampak negatif tidak seluruhnya benar, karena semua itu tergantung pada penggunaan dana penerimaan pajak.
d.   Kebijakan Pemerintah
Kebijakan-kebijakan khusus yang dikeluarkan pemerintah akan berpengaruh positif atau negatif terhadap perusahaan tertentu terkait dengan kebijakan tersebut. Contoh: pabrik semen hanya boleh menjual produk di dalam negeri dalam suatu periode tertentu. Hal ini akan mengurangi kesempatan memperoleh laba ekstra dari ekspor sehingga berdampak negatif bagi pabrik semen. Sebaliknya bagi perusahaan properti, harga semen dalam negeri akan menjadi lebih murah karena persediaan yang berlimpah. Bagi perusahaan properti, kebijakan ini berdampak positif. Sehingga harga saham pabrik semen akan turun, tetapi harga saham properti akan naik di pasar.






e.         Kurs Valuta Asing
Perubahan suatu variabel makro ekonomi memiliki dampak yang berbeda terhadap tiap jenis saham, yaitu ada yang terkena dampak positif, ada yang negatif. Contoh: kenaikan US dollar yang tajam terhadap rupiah akan berdampak negatif terhadap emiten yang memiliki utang dalam dollar sementara produk emiten dijual secara lokal. Sementara emiten yang berorientasi ekspor akan menerima dampak positif dari kenaikan kurs US dollar tersebut. Ini berarti harga saham emiten yang terkena dampak negatif akan mengalami penurunan & yang terkena dampak positif akan mengalami kenaikan. Selanjutnya indeks harga saham gabungan (IHSG) juga akan terkena dampak positif atau negatif tergantung pada kelompok yang dominan.
f.          Tingkat Bunga Pinjaman Luar Negeri
Pada umumnya, emiten yang mempunyai pinjaman dalam valuta asing akan dibebani bunga yang berpedoman pada SIBOR (Singapore Interbank Offered rate), atau LIBOR (London Interbank Offered rate), atau prime rate US di Amerika Serikat. Beban bunga pinjaman bisa sebesar SIBOR + spread, LIBOR + spread,atau  prime rate US + spread. Tingkat spread bisa mencapai 2% sampai 4% tergantung tingkat resiko peminjam. Perubahan suku bunga yang dikeluarkan FED (Federal Reserve System) berpengaruh besar terhadap harga saham.
g.         Kondisi Ekonomi Internasional
Bagi perusahaan yang melakukan perdagangan berskala internasional atau kegiatanekspor-impor, kondisi ekonomi negara counterpart (negara tujuan ekspor atau negara asal impor) sangat berpengaruh terhadap kinerja emiten di masa mendatang. Contoh: ekspor Indonesia nomor satu ke Amerika Serikat,nomor dua ke Jepang, nomor tiga ke Singapura. Ini berarti kemajuan & kemunduran ekonomi Amerika Serikat akan berdampak besar terhadap kinerja perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengetahui kemajuan & kemunduran ekonomi Amerika Serikat secara umum, bisa dilihat dari terbitan indeks pasar, seperti Dow Jones Index, Standard & Poor’s, Nasdaq Index, & berbagai indeks lainnya.




Selain faktor makro ekonomi, ada juga faktor makro non-ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja kerja perusahaan yang berdampak secara tidak langsung & lebih sukar diprediksi. Contohnya: peristiwa politik dalam negeri, politik di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa, kasus lingkungan hidup, & perubahan perlakuan hukum. Faktor makro non-ekonomi lebih sukar dianalisis karena datanya bersifat kualitatif. Sehingga untuk menganalisis peristiwa kualitatif sering digunakan proxy atau event study.
2.8Menghitung rasio
Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu : keuntungan (profitability) , harga (price ), likuiditas (liquidity), daya ungkit (leverage), dan efisiensi.
Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)
EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar
Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.
Rasio pertumbuhan EPS
Diperoleh dengan memperbandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS)pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.
Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham
            P/E Ratio = Harga saham / EPS
Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi harga saham dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis.

Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)
            PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS
Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah dibawah harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah 37.3/21.5=1.73.
Rasio harga saham terhadap penjualan (P/S ratio)
            P/S Ratio = Harga saham / penjualan per lembar saham
Rasio ini biasanya digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang masih baru atau belum mendapatkan keuntungan dimana rasio ini. Semakin rendah P/S ratio suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang sejenis menunjukkan semakin bagus perusahaan tersebut.
Rasio harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio)
            PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)
Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada dibawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp. 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp. 600 nilai buku, dengan harga perlembar saham sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2.







2.8 Kekurangan dan Kelebihan Analisis Fundamental
2.8.1 Kelemahan analisis fundamental
1.   Memakan banyak waktu
2.   Sulit berfungsi pada pasar modal tidak efisien karena asumsi dasarnya adalah pasar efisien
3.   Asumsi pasar efisien sulit diterapkan karena informasi dapat sempurna berdasarkan atas kualitas dan waktu, tetapi tidak mungkin sama dalam persepsi. Fully effisien tidak mungkin terjadi, hanya economically effisien (weak-for, semi-strong form, dan strong-form).
4.   Tidak dapat menggambarkan psikologi pasar dan investor saat itu
5.   Tidak fleksibel untuk menentukan periode waktu yang diinginkan
2.8.2 Keunggulan analisis fundamental
1.   Analisis fundamental amat berguna dalam menentukan arah jangka panjang
2.   Lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya
3.   Bisa menjelaskan lebih tepat mengenai alasan mengapa harga naik atau turun
4.   Mampu memberikan dasar yang logis dalam pengambilan keputusan investasi












BAB III
KESIMPULAN
Dalam melakukan transaksi mata uang tidak terlepas dari kepiawaian kita dalam menganalisa sebuah pergerakan index dari saham tersebut. Analisa ini penting dilakukan untuk menentukan arah pergerakan dari index saham tersebut. Ada dua metode analisa yaitu, Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal. Analisa Fundamental adalah analisis terhadap fundamental suatu negara pemilik index saham, untuk index hangseng misalnya, akan dianalisis kondisi ekonomi, sosial dan politik Hongkong.Analisa Fundamental adalah analisis yang didasarkan pada situasi dan kondisi ekonomi, politik dan keamanan secara global dan juga tiap-tiap negara yang mengeluarkan Index Saham. Analisis fundamental membutuhkan kelihaian seni tersendiri untuk memperhitungkan penting tidaknya suatu informasi menjadi faktor yang akan berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar suatu mata uang.


No comments:

Post a Comment