EFISIENSI PASAR MODAL
Konsep efisiensi
pasar membahas tentang bagaimana pasar merespons informasi yang mempengaruhi
pergerakan harga sekuritas menuju ke arah keseimbangan baru. Istilah efisiensi
pada dasarnya bisa diartikan secara berbeda sesuai dengan konteks penggunaan
istilah tersebut. misalnya, dari sudut pandang pengalokasian aset, efisiensi
dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana aset-aset yang ada sudah
teralokasikan dengan optimal. demiian pula misalnya dalam konteks aplikasi
teknologi, efisiensi bisa diartikan sebagai pengaplikasian teknologi yang
memerlukan biaya operasi paling murah. Sedangkan, jika dilihat dari sudut pandang
investasi, efisiensi berarti bahwa harga pasar yang terbentuk sudah
mencermubkan semua informasi yang tersedia. Efisiensi dalam konteks investasi
juga bisa diartikan dalam kalimat “ tidak seorang investor pun bisa mengambil
untung dari psar” atau diistilahkan sebagai “no one can beat the market.” Artinya, jika pasar efisien dan semua
informasi bisa diakses secara mudh dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak
di pasar, maka harga yang terbentuk adalah harga keseimbangan, sehingga tidak
seorang investor pun bisa memperoleh keuntungan tak normal dengan memanfaatkan
informasi yang dimilikinya.
- KONSEP
PASAR MODAL EFISIEN
Untuk bidang
keuangan, konsep pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas
yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal
ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik
informasi di masa lalu (misalkan laba
perusahaaan tahun lalu), maupun informasi saat ini (misalkan rencana kenaikan
dividen tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai pendapat/opini
rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (misal,
jika banyak investor di pasar berpendapat bahea harga saham akan naik, maka
akan informasi tersebut nantinya akan tercermin pada perubahan harga saham yang
cenderung naik).
Konsep pasar
efisien menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju
harga keseimbangan yang baru, se sebagai repons atas ibformasi baru yang masuk
ke pasar. Meskipun proses penyesuaian harga tidak harus berjalan dengan
sempurna, tetapi yabg dipentingkan adalah harga yang terbentuk tersebut tidak
bias. Dengan demikian, pada waktu tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi terhadap
informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi bukan
merupakan harga yang mencerminkan nilai intrinsik dari sekuritas tersebut. Jadi
hal yang penting dari mekanisme pasar efisien adalah harga yang terbentuk tidak
bias dengan estimasi harga keseimbangan. Harga keseimbangan akan terbentuk
setelah investor sudah sepenuhnya menilai dampak dari informasi tersebut.
Pada
gambar 7.1. diberikan ilustrasi mengenai konsep pasar yang efisien. Gambar
tersebut menjelaskan tentang proses penyesuaian harga suatu saham perusahaan
ketika terdapat informasi baru harga suatu saham perusahaan tersebut. Pada saat
informasi tersebut diumumkan (t=0) harga saham berada pada posisi Rp1.000,00.
Jika pasar efisien maka informasi tersebut akan dengan cepat tercermin pada
harga saham yang baru. Investor akan dengan cepat menyesuaikan harga saham
sesuai dengan nilai saham yang baru. Misalnya, karena adanya informasi baru
yang masuk ke pasar, dan menyebabkan nilai baru dari saham terserbut adalah
Rp1.200,00, maka dalam pasar yang efisien, harga saham akan naik dengan cepat
ke nilai Rp1.200,00.
GAMBAR 7.1. Proses penyesuaian harga saham terhadap
informasi
Akan
tetapi, jika proses penyesuaian harga pasar saham tersebut tidak berjalan
dengan efisien maka akan ada lag
dalam proses tersebut dan hal ini di tunjukkann oleh garis putus-putus pada
gambar 7.1.. walaupun akhirnya harga saham ajan berada pada Rp1.200,00, tetapi
hal itu akan memakan waktu tertentu. Oleh karena itu, hal penting yang perlu
diperhatikan adalah bahwa lamanya waktu penyesuaian yang dibutuhkan pada proses tersebut tidak dapat diperkirakan
dengan pasti sebelumnya, dan garis putus-putus dalam gambar di atas hanya
sebagai ilustrasi guna menjelaskan konsep pasar yang efisien.
Ada
beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien
berikut ini:
1.
Ada banyak investor yang rasional dan
berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif
berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan
saham. Di samping itu, mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan
mampu mempengaruhi harga dari sekuritas.
2.
Semua pelaku pasar dapat memperoleh
informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah.
3.
Informasi yang terjadi bersifat random.
4.
Investor bereaksi secara cepat terhadap
informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan
nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.
Jika kondisi-kondisi tersebut teroenuhi, maka akan
terbentuk suatu pasar yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian
harga sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini terjadi
secara random), sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan secara
cepat dan secara penuh mencerminkan semua sekuritas tersebut terjadi secara
random maka perubahan harga yang terjadi akan bersifat independen satu dengan
lainnya dan bergerak secara random pula. Artinya, perubahan harga yang terjadi
hari ini tidak tergantung kepada perubahan harga yang terjadi di waktu yang
lalu karena harga baru tersebut berdasarkan pada reaksi investor terhadap
informasi baru yang terjadi secara random.
- HIPOTESIS
PASAR EFISIEN
Aspek penting dalam menilai efisiensi pasar adalah
seberapa cepat suatu informasi baru diserap oleh pasar yang tercermin dalam
penyesuaian menuju harga keseimbangan yang baru. Pada pasar efisien, harga
sekuritas akan dengan cepat terevaluasi dengan adanya informasi penting yang
berkaitan dengan sekuritas tersebut. Sedangkan pada pasar yang kurang efisien,
harga sekuritas akan kurang bisa mencerminkan semua informasi yang ada, atau
terdapat lag dalam proses penyesuaian
harga, sehingga akan terbuka celah bagi investor untuk memperoleh keuntungan
dengan memanfaatkan situasi lag tersebut. dalam kenyataannya, sulit sekali
ditemui baik itu pasar yang benar-benar efisien ataupun benar-benar tidak
efisien. Pada umumnya, pasar akan efisien tetapi pada tingkat tertentu saja.
Gambar 7.2. memperlihatkan informasi bagi suatu saham.
Lingkaran pertama (1) merepresentasikan informasi apapun yang relevan bagi
penilaian saham yang dapat dipelajari dengan menganalisis sejarah harga pasar
saham; seluruh informasi yang relevan bagi penilaian saham. Contohnya: apakah
harga saham telah meningkat atau menurun dan apakah ini berimplikasi di masa
mendatang? Lingkaran (1) merupakan bagian dari lingkaran kedua (2) yang
menyatakan informasi yang tersedia pada publik, misalnya publikasi perusahaan
serta informasi mengenai industri dan perekonomian. Selanjutnya lingkaran (2)
merupakan bagian dari lingkaran ketiga (3), yang menyatakan seluruh informasi
yang juga meliputi informasi rahasia orang dalam. Masing-masing ketiga bentuk
efisiensi pasar berikut ini mengasumsikan jenis informasi yang berbeda dalam merefleksikan
harga saham.
GAMBAR 7.2. Himpunan informasi bagi suatu saham
Konsep pasar efisien ini memang menarik untuk dibahas
ataupun diteliti karena merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami
bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar. Untuk memudahkan
penelitian tentang efisiensi pasar, Fama (1970), mengklasifikasikan bentuk
pasar yang efisien ke dalam tiga efficient
market hypothesis (EMH), sebagai berikut:
1. Efisien dalam
bentuk lemah (weak form)
Berarti, semua
informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk
sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga dan
volume perdagangan, serta peristiwa di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan
untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang, karena sudah
tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan
bisa memprediksi nilai pasar saham di masa datang dengan menggunakan data
historis, seperti yang dilakukan dalam analisis teknikal.
2. Efisien dalam
bentuk setengah kuat (semi strong)
Pasar efisien
dalam bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang
telah mencerminkan informasi historis ditambah dengan semua informasi yang
dipublikasikan (seperti earning, dividen, pengumuman stock
split, penerbitan saham baru, kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan,
dan peristiwa-peristiwa terpublikasi lainnya yang berdampak pada aliran kas
perusahaan di masa yang akan datang). Pada pasar efisien bentuk setengah kuat,
return tak normal hanya terjadi di
sekitarpengumuman (publikasi) suatu peristiwa sebagai representasi dari respons
pasar terhadap pengumuman tersebut. suatu pasar dinyatakan efisien dalam bentuk
setengah kuat bila informasi terserap atau direspons dengan cepat oleh pasar
(dalam satu hingga dua spot waktu atau hari di seputar pengumuman). Return tak normal yang terjadi berkepanjangan
(lebih dari tiga spot waktu) mencerminkan sebagian respons pasar terlambat
dalam menyerap atau menginterpretaso informasi, dan dengan demikian dianggap
pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.
3. Efisien dalam
bentuk kuat (strong form)
Pasar efisien
dalam bentuk kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah
mencerminkan informasi historis ditambah dan semua informasi yang
dipublikasikan ditambah dengan informasi yang tidak dipublikasikan. Pada pasar
efisien bentuk kuat, tidak akan ada seorang investor pun yang bisa memperoleh
return tak normal.
Penyempurnaan atas
klasifikasi efisiensi pasar (Fama, 1991):
a.
Efisiensi bentuk lemah disempurnakan
menjadi suatu klasifikasi yang lebih bersifat umum untuk menguji
prediktabilitas return (return
predictability). Informasi mengenai pola return sekuritas, seperti return
ysng tinggi di bulan Januari dan hari Jumat, tidak dapat digunakan untuk
memperoleh return tak normal.
b.
Efisiensi bentuk setengah kuat diubah
menjadi studi peristiwa (event studies)
c.
Efisiensi pasar dalam bentuk kuat
disebut sebagai pengujian informasi privat (private
information).
Pengujian
Return Tak Normal
Pasar efisien mengimplikasikan bahwa
return harapan adalah sepadan dengan resiko sekuritas, yang dalam hal ini
diukur dengan volatilitas return sekuritas. Ketika para investor membeli saham
yang beresiko tinggi, dalam jangka panjang mereka mengharap untuk menerima
return yang lebih tinggi dibandingg saham-saham beresiko lebih rendah atau
obligasi pemerintah. Akan tetapi dalam jangka pendek, sekuritas yang lebih
beresiko mungkin memberiikan return yang lebih rendah dibanding aset-aset
lainnya. Mengapa?Karena volatilitas harga mengandung kenaikan dan penurunan
dalam harga.
Dalam pasar efisien, harga sekuritas
seharusnya merefleksikan informasi mengenai resiko dan harapan mengenai return
masa datangnya. Return yang sepadan dengan resiko saham disebut return normal.
Seksi ini membahas model-model matematis yang dapat digunakan untuk menghitung
return normal pada sebuah sekuritas. Sedangkan jika pasar adalah tidak efisien,
sekuritas-sekuritas akan menghasilkan return yang lebih besar dibanding
normalnya, yang disebut return tak normal (excess
return). Dengan demikian, pengujian efisiensi pasar pada dasarnya adalah
pengujian return tak normal.
Sebagai contoh, seseorang ingin mengukur
seberapa cepat harga saham Telkom mengandung informasi mengenai laba yang
diumumkan tanggal 30 April. Dia dapat membandingkan return realisasi atau
return aktual dengan return harapan di tiap hari di seputar tanggal pengumuman.
Meskipun return harapan dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik,
tiga model berikut secara luas digunakan untuk menentukan return harapan dalam
rangka menguji efisiensi pasar. Ketiga model ini ditunjukkan oleh Brown dan
Warner pada tahun 1980.
Mean-Adjusted
Returns
Jika pasar adalah efisien dan return
saham bervarasi secara random di sekitar nilai sebenarnya (true value), maka rata-rata return sekuritas yang dihitung dari
periode sebelumnya dapat digunakan sebagai return harapan. Jika return harian
digunakan, maka kurangkan rata-rata return harian dari return harian aktual
untuk memperoleh return tak normal. Formulanya adalah sebagai berikut :
dalam hal ini :
=
return tak normal sekuritas i pada
hari t
= return aktual sekuritas i
pada hari t
= rata-rata return sekuritas i
selama sekian hari sebelum hari t
Contohnya,
rata-rata return saham JKL selama katakanlah 220 hari atau satu tahun terakhir
adalah 0,08%. Return aktual pada suatu hari tertentu yag sedang diamati
(misalnya tanggal 15) adalah 1,2%. Maka return tak normal pada hari itu adalah
1,2% - 0,08% = 0,04%.
Market-Adjusted Returns
Pergerakan
saham-saham individual sering dihubungkan dengan pergerakan bersama dalam
pasar. Untuk itu, satu teknik untuk menghitung return tak normal adalah dengan
menghilangkan pengaruh pasar terhadap return harian sekuritas. Return tak
normal dihitung dengan mengurangkan return pasar pada hari t ( )
dari return saham, seperti ditunjukkan pada persamaan berikut :
Contoh dilanjutkan,
diketahui pada tanggal 15, return pasar adalah 0,05%. Maka return tak normal
saham JKL pada hari itu adalah 1,2% - 0,05% =0,07%.
Market Model Returns
Teknik ini
merupakan cara yang lebih canggih dengan menggambarkan hubungan antara
sekuritas dengan pasar dalam sebuah persamaan regresi linier sederhana antara
return sekuritas dengan return pasar. Regresi ini disebut market model, seperti
yang telah didiskusikan pada bab-bab sebelumnya. Market model digambarkan
dengan persamaan berikut :
Keterangan
:
=
intersep dalam regresi untuk sekuritas i. ini merupakan komponen return yang
tidak tergantung dengan return pasar.
=
koefisien regresi yang meyatakan slope garis regresi. Ini mengukur perubahan
yang diharapkan dalam return sekuritas sehubungan dengan perubahan dalam return
pasar.
=
kekeliruan regresi. Ini mengukur deviasi return yang diobservasi dengan retur
yang diprediksi oleh regrei dan mempunyai nilai harapan sama dengan nol.
Untuk menghitung return
tak normal dengan menggunakan market model, nilai-nilai dan dicari dengan menggunakan data return dari
periode waktu yang tidak mengandung peristiwa yang sedang diteliti.
Contohnya diteruskan,
misalnya peristiwa yang diteliti pada saham JKL terjadi pada 10 Oktober. Dengan
data return harian saham JKL dan return IHSG selama tahun tersebut, maka
persamaan regresi dicari dengan menggunakan return harian dari Januari dampai
dengan September. Misalkan persamaan regresi yang diperoleh adalah =
0,04 + 1,4 (). Selanjutnya return harapan harian [E()] saham JKL mulai awal Oktober dihitung
menggunakan persamaan market model pada return pasar aktual () pada hari t. Return tak normal harian
ditentukan dengan mengurangkan return realisasi dari return harapan pada hari
t. Misalkan pada tanggal 15 Oktober diketahui return aktual saham JKL adalah
1,2% dan return pasar adalah 0,05%, maka tak normal return pada tanggal itu
adalah 1,2 – [0,04 + 1,4 (0,05)] = 1,09%.
Jika pasar adalah
efisien dan peristiwa yang diteliti (misalnya informasi laba) sudah terkandung
pada harga sekuritas, maka return tak normal di sekitar tanggal pengumuman laba
seharusnya berfluktuasi secara random di sekitar nol. Sebaliknya
ketidakefisienan pasar akan ditunjukkan jika return tak normalmenunjukkan sebuah
trend sebelum atau sesudah pengumuman
dibuat untuk publik.
Untuk mengukur besarnya
return tak normal bagi ketiga model yang telah dibahas, return-return tak
normal harian dijumlahkan selama periode peristiwa sehingga menghasilkan return
tak normal kumulatif (cummulative
abnormal return, CAR).
CAR seharusnya sama
dengan nol jika pasar adalah efisien. CAR bernilai positif atau negarif
menunjukkan adanya trend dalam
residual, yang mengimplikasikan ketidakefisienan pasar.Mengapa?Karena informasi
tidak sepenuhnya terkandung pada harga saham di tanggal pengumuman.
PENGUJIAN TERHADAP HIPOTESIS PASAR EFISIEN
Pengujian terhadap
hipotesis pasar efisien pada dasarnya bisa dibagi dalam tiga kelompok pengujian
berdasarkan klasifikasi hipotesis pasar efisien yang akan diuji. Pengujian
hipotesis pasar efisien dalam bentuk lemah bisa diuji dengan melakukan
pengujian prediktabilitas return. Pengujian ini meliputi pengujian pola return
(harian, mingguan, maupun bulanan); engujian prediktabilitas return jangka
pendek maupun jangka panjang; serta pengujian hubungan return dengan
karakteristik perusahaan. Pengujian hipotesis pasar efisien dalam bentuk
setengah kuat bisa dilakukan dengan pengujian event studies, untuk mengamati pengaruh pengumuman suatu informasi
terhadap perubahan harga sekuritas. Sedangkan pengujian hipotesis pasar efisien
dalam bentuk kuat bisa dilakukan dengan pengujian private information.
Pengujian Prediktabilitas Return
Pengujian prediktabilitas return dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan:
1.
Mempelajari
pola returnseasonal.
2.
Menggunakan
data return di masa yang lalu, baik untuk prediktabilitas jangka pendek
maupun jangka panjang.
3.
Mempelajari
hubungan return dengan karakteristik perusahaan.
Pola Return Sekuritas
Sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya
suatu pola dalam return sekuritas. Pola tersebut menunjukkan adanya tingkat
return yang lebih tinggi atau lebih rendah pada saat tertentu baik dalam
periode harian, mingguan, maupun tahunan.
Pola
harian. Salah satu pola return yang
secara intensif diteliti adalah adanya perbedaan return untuk hari-hari
tertentu dalam seminggu. Gibbons dan Hess (1981) menemukan bahwa return pada
hari senin akan lebih rendah dibandingkan dengan hari lain di Bursa Saham New
York. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan data harian selama 17
tahun (1962-1978), dan menemukan adanya return yang negatif pada hari
perdagangan Senin, yaitu sebesar -33,5%. Selanjutnya mereka juga membagi
periode tersebut menjadi dua sub periode, yaitu 1962-1970 dan 1970-1978, dan
hasil yang didapat juga sama, yaaitu terjadinya return yang negatif pada hari perdagangan Senin.
Gibbons dan Hess juga menemukan bahwa return yang positif terjadi pada hari
perdagangan Rabu dan Jumat.
Hasil Studi Gibbons dan Hess ini diringkas
pada Gambar 7.3. jika demikian, apakah seorang investor dapat mengambil
keuntungan dengan mengetahui pola harian ini? Secara statistik, hasil-hasilnya
memang signifikan. Namun secara ekonomis, perbedaan rata-rata return antar hari adalah tidak berarti karena
investor harus membayar biaya komisi dan biaya transaksi lainnya. Namun, studi
ini menyarankan bahwa ketika pada waktunya investor ingin membeli saham, maka
waktu terbaik untuk membeli adalah pada saat pembukaan bursa di hari selasa
untuk memanfaatkan penurunan harga pada hari senin.
Gambar
7.3 Hasil studi Gibbons dan Hess
Harris (1986) melakukan penelitian mengenai pola return dalam satu
hari (intraday Pattern) dan hari
bursa dalam seminggu (day off the week
pattern) dengan menggunakan data 14 bulan dari bulan Desember 1981 sampati
dengan Januari 1983. Harris menemukan juga bahwa pada hari senin terdapat
return yang sangat negatif tetapi pada empat hari lainnya return-nya positif.
Return yang sangat negatif di hari senin tidak terjadi di sepanjang hari itu,
tetapi setengahya terjadi pada saat penutupan pasar di hari jumat dan pembukaan
pasar di hari senin. Penurunan return yang terbesar terjadi pada 45 menit pertama
perdaganan di hari senin. Sesudah itu, return di hari senin akan sama dengan
hari-hari lainnya. Harris juga menemukan bahwa setiap hari terjadi kenaikan
harga pada 30 menit terakhir perdagangan.Sehingga hasil pengumuman tersebut
menyarankan investor untuk menjual saham pada hari jumat dan melakukan
pembelian sesudah 45 menit pertama perdagangan di hari senin. Tetapi perlu
diperhatikan bahwa penelitian ini hanya mengamati data dalam jangka waktu yang
singkat dan pasar mungkin sudah menyesuaikan pola tersebut, sehingga strategi
dengan menggunakan pola tersebut tidak akan berhasil mendapatkan return tak
normal yang diharapkan.
Pola Bulanan. Banyak penelitian jmenemukan bahwa pada bulan Januari terdapat
return yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya dan ini
biasanya terjadi pada saham yang nilainya kecil (small stock). Fama (1991) menemukan bahwa pada periode 1941-1981
return di bulan Januari lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya,
dan perbedaan yang lebih besar terjadi pada saham yang nilai kapitalisasi
pasarnya kecil. Sedangkan untuk periode 1982 sampai dengan Januari 1991, Fama
juga menemukan hal yang sama, tetapi perbedaan return di bulan Januari untuk small stock dan larger stock tidak terlalu besar. Return tak normal di bulan
Januari untuk smal stock umumnya
relatif tinggi pada hari-hari awal bulan.
Fenomena tersebut sering
disebut dengan January effect, dan penelitiannya juga sudah banyak dilakukan di
luar bursa Amerika. Gultekin dan Gultekin (1983) mempelajari January effect
dengan menggunakan data dari 17 negara termasuk Amerika Serikat. Mereka
menemukan bahwa di semua negara tersebut terjadi return yang relatif lebih
tinggi di bulan Januari. Kato dan Shallheim (1985) juga melakukan penelitian
mengenai january effect dan hubungannya dengan ukuran saham (size) di Bursa Saham Tokyo. Hasil yang
diperoleh adalah tidak adanya hubungan antara return saham dengan ukuran saham.
January
effect ini juga terjadi pada obligasi.
Keim dan Stambaugh (1984), mempelajari pola return di pasar obligasi selama
1926-1978, dan diteukan bahwa rata-rata pada bulan Januari, hanya obligasi yang
kualitasya lebih rendah saja yang dapat memberikan return tak normal.
Keim (1989), mengemukakan bahwa January effect dapat
dijelaskan dengan mikrostruktur. Pencatatan return umumnya menggunakan harga
penutupan setiap bulan atau dengan rata-rata harga penawaran dan permintaan
jika saham tidak aktif diperdagangkan. Keim menemukan bahwa perdagangan
terakhir di bulan Januari umumnya berada pada harga penawaran, sehingga return
di hari-hari awal januari akan tinggi.
Kleim juga menemukan adanya tendensi bahwa saham yang berada pada
harga penawaran pada akhir perdagangan bulan Desember, terlihat lebih jelas
terjadi pada saham-saham yang kecil.Selain itu small stock juga mempunyai perbedaan harga penawaran dan permintaan
(bid and ask spread price) yang besar
dan harga saham yang relatif lebih rendah. Oleh karena itu January effectakan lebih jelas terlihat pada small stock.
Penjelasan lain mengenai penyebab tingginya return di bulan
Januari (khususnya hari-hari awal bulan) adalah tax-selling hypothesis. Pada akhir tahun banyak penasihat investasi
yang menyarankan investor untuk menjual sekuritas yang mengalami kerugian
sebelum akhir tahun, dan pada awal tahun membeli sekuritas yang sama. Tindakan
ini akan menciptakan tax loss untuk
investor. Jika jumlah tax loss
tersebut substansial maka dapat digunakan untuk menutup biaya transaksi yang
terjadi.Tindakan menjual di akhir Desember dan membeli di awal bulan Januari inilah
yang menyebabkan penurunan harga pada akhir Desember dan kenaikan di bulan
Januari. Branch (1997) dan Reinganum (1983), menemukan bahwa pembelian
sekuritas yang menurun secara substantial di bulan Desember akan mendapatkan tak
normal return di bulan Januari. Branch menganalisis trading rule yang meliputi pembelian sekuritas yang mengalami
return rendah di minggu terakhir bulan Desember. Dia menemukan bahwa sekuritas
tersebut pada empat minggu pertama pada tahun berikutnya akan mengalami
kenaikan harga yang lebih cepat dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan,
dengan perbedaan risiko yang sangat kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Reinganum (1981) juga menemukan hal
yang konsisten dengan penelitian Branch. Di samping itu Reignanum juga
menemukan bahwa sekuritas yang dijual untuk tujuan tax-loss (sebagian besar adalah small
stock) umumnya ada pada bid price
di bulan Desember. Sehingga tax-selling
hypothesis dan penjelasan mikrostuktur secara bersamaan dapat menjelaskan
adanya return yang tinggi di bulan Januari.
Beberapa penelitian lain menunjukkan temuan yang tidak konsisten
dengan tax-selling hypothesis. Jones,
Pearce dan Wilson (1987) meneliti tax-selling
hypothesis tersebut menggunakan data tahun
1821-1917, yaitu pada periode waktu sebelum dikenalkannya pajak
pendapatan. Mereka menemukan bahwa January effect tidak berbeda secara
signifikan dengan January effect yang
ditemukan setelah dikenalkannya pajak pendapatan.
Hal yang sama juga ditemukan di bursa Tokyo dan Belgia, dimana January effect yang terjadi tidak harus
mempunyai capital gain tax. Di
Australia yang tidak menerapkan tahun pajak di bulan Desember juga diketemukan
adanya return yang tinggi di bbulan Januari sehingga bertentangan dengan tax-selling hypothesis.
Pada pasar yang efisien, pola seasonal tersebut seharusnya tidak terjadi. Investor
yang melihat adanya return yang tinggi di bulan Januari akan mulai melakukan
pembelian di akhir bulan Desember untuk mendapatkan return tak normal. Perilaku
pembelian investor tersebut akan menyebabkan pola seasonal yang ada menjadi
hilang. Tetapi ternyata return tinggi di bulan Desember tidak dapat sepenughnya
dapat dijelaskan dengan baik, sehingga January
effect merupakan suatu penyimpangan bagi pasar yang efisien.
Memprediksi Return dari Data Return di Waktu
Lalu
Prediksi Jangka Pendek
Dilakukan untuk mengetahui apakah return pada periode sebelumnya (sehari
atau beberapa hari sebelumnya) dapat digunakan untuk memprediksi return hari
ini.
Beberapa cara pengujian dalam prediksi jangka pendek :
- Uji Korelasi
Uji korelasi adalah pengujian hubungan linear antara return hari ini dengan
return di waktu lalu. Semakin tinggi korelasi antara return masa lalu dengan
return saat ini, artinya semakin tinggi kemampuan return masa lalu tersebut
untuk memprediksi return masa depan.
a = tingkat return harapan
b = hubungan antara return waktu lalu dengan return hari ini
e = angka random (variabilitas return yang tidak berhubungan dengan retun
sebelumnya)
T = 0 = hubungan return hari ini dengan return sehari sebelumnya
T = 1 = hubungan return hari ini dengan dua hari sebelumnya
Persamaan diatas diperoleh dengan mengkorelasikan return hari ini (rt)
dengan return sebelumnya (rt-1-T).
Jika koefisien korelasi yang didapat kemudian dikuadratkan, maka
hasilnya akan menunjukkan besarnya bagian dari return hari ini yang dapat
dijelaskan return yang terjadi sebelumnya.
- Run Test
Koefisien korelasi cenderung dipengaruhi oleh data return yang bersifat
ekstrem (terlalu besar ataupun kecil). Oleh sebab itu, perlu dilakukan
alternatif analisis yang bisa menghilangkan dampak dari data yang ekstrim
tersebut, yaitu dengan memberikan tanda pada perubahan harga. Teknik analisis
ini tidak akan terpengaruh oleh adanya perubahan-perubahan hargs yang ekstrem,
dan disebut sebagai analisis run.
Perubahan harga ditandai dengan (+) bila terjadi kenaikan harga, (-) bila
penurunan harga dan 0 bila tidak terjadi perubahan. Jika perubahan harga
berhubungan positif, maka kecenderungannya a + akan diikuti oleh a + dan a –
juga diikuti a -. Urutan tanda yang sama diantara tanda yang berbeda disebut run. Misal perubahan harga suatu
sekuritas adalah + - - - - + + + 0. Dalam contoh tersebut ada empat run, terdiri dari satu run pertama dengan satu bentuk perubahan
positif (+), satu run kedua yang
terdiri dari empat bentuk perubahan negatif (----), satu run ketiga yang terdiri dari tiga bentuk perubahan positif (+++),
dan satu run keempat berupa satu
bentuk perubahan nol (0).
Bila perubahan harga sekuritas mempunyai hubungan atau korelasi yang
positif dari waktu ke waktu, maka diharapkan akan terjadi sedikit perubahan run. Sedangkan, jika terdapat korelasi
negatif, maka akan banyak perubahan run.
- Filter Test
Pola return yang lebih kompleks juga bisa menghasilkan return tidak normal,
dan pola tersebut tidak dapat diuji hanya dengan menggunakan dua cara diatas.
Cara sederhana untuk menguji keberadaan pola return yang lebih kompleks
tersebut adalah dengan menguji apakah ada strategi perdagangan (trading rule)
berdasarkan informasi harga di masa lalu yang dapat digunakan oleh investor
untuk mendapatkan return tak normal di pasar. Teknik ini sering disebut dengan filter rule.
Teknik filter rule biasanya
dilakukan dengan membandingkan return yang didapat jika melakukan strategi
perdagangan aktif tertentu dengan return yang didapat jika investor melakukan
strategi beli dan simpan. Strategi perdagangan tersebut biasanya dilakukan
dengan cara melakukan pembelian ketika harga mengalami kenaikan sebesar x %
dari batas atas yang sudah ditentukan, dan menjual ketika harganya mengalami
penurunan sebesar y % dari batas bawah yang sudah ditentukan. Strategi ini
menunjukkan kapan investor sebaiknya melakukan pembelian dan kapan menjual
sekuritas tersebut yang disebut timing strategy.
- Relative Strength
Salah satu cara yang banyak dikenal untuk mengkombinasikan informasi harga
sekuritas di masa lalu untuk memilih saham adalah dengan cara yang disebut
kekuatan relatif (relative strength).
Contoh aturan relative strength
yang pernah dikemukakan oleh LevI (1967), yaitu dengan membandingkan harga
suatu saham saat ini () dengan harga rata-rata saham tersebut selama beberapa periode ().
Misalnya, jika harga rata-rata () adalah harga rata-rata saham j
pada waktu t selama 27 minggu, dan () adalah harga saham j pada waktu
t. Maka relative strength saham tersebut adalah sebesar / . Menurut Levy, sekuritas
yang dipilih adalah sekuritas yang mempunyai rasio X% tertinggi, dan saham
tersebut bisa dibeli dengan jumlah uang tertentu.
Prediksi Jangka Panjang
Fama and French (1988), serta Poterba and Summers (1988) telah meneliti
korelasi return dengan jangka waktu pengujian yang relatif lebih lama. Fama and
French melakukan pengujian dengan menggunakan data periode 1926-1985, dan
menemukan bahwa terdapat korelasi sebesar -0,25 untuk jangka waktu tiga tahun
dan korelasi sebesar -0,40 untuk jangka waktu empat tahun. Sedangkan Potterba
and Summers, melakukan pengujian dengan metodologi yang berbeda, dan juga
menemukan hal yang hampir sama. Tetapi hasil ini banyak diragukan karena adanya
kelemahan dalam statistik dan setelah tahun 1940 kondisi korelasi sangat kecil
dan tidak signifikan.
Hubungan Return dan Karakteristik Perusahaan
Telah banyak penelitian yang menemukan adanya hubungan antara karakterstik
perusahaan dengan return tak normal yang bisa diperoleh investor. Beberapa
karakteristik tersebut antara lain ukuran (size),
nilai pasar dibagi dengan nilai buku (market
to book value), serta dividen dibagi dengan harga saham (earning price).
Hubungan antara karakteristik perusahaan dengan return tak normal ini
dinyatakan sebagai sebuah anomali dalam pasar yang efisien, karena dalam pasar
yang efisien, secara teoritis tidak ada yang seorang pun investor yang bisa
memperoleh return tak normal dengan menggunakan informasi karakteristik
perusahaan.
Size Effect. Banz
(1981) menunjukkan bukti empiris paling awal mengenai adanya size effect, yaitu
adanya kecendurungan saham-saham perusahaan kecil yang mempunyai return lebih
tinggi dibanding saham-saham perusahaan besar.
Nilai pasar dibagi dengan nilai buku (market
to book). Fama dan French
(1991), Lakonishok, Shleifer dan Vishny (1993), serta Cahn, Hamao dan
Lakonishok (1991) melakukan penelitian tentang hubungan nilai market to book dengan return saham.
Mereka menemukan ada perbedaan return antara saham yang mempunyai market to book value yang tinggi
dibanding saham yang mempunyai market to
book value rendah. Saham-saham yang mempunyai market to book value yang tinggi akan cenderung mempunyai tingkat
return yang lebih besar dibandingkan saham-saham yang mempunyai market to book value rendah.
Earning Price. Basu
(1977) melakukan penelitian mengenai hubungan antara rasio earning/price (E/P), dengan tingkat return tak normal yang
diperoleh dengan menggunakan CAPM. Reinganum (1981) menemukan bukti empiris
bahwa dampak E/P ini sangat berhubungan dengan size effect, bahkan Fama dan French (1991) menemukan bahwa jika
dilakukan pengendalian terhadap faktor ukuran perusahaan dan market to book, maka dampak E/P ini akan
hilang.
Rasio harga terhadap laba
(price earning (P/E) ratio), atau menggunakan rasio E/P, merupakan satu
indikator nilai yang digunakan banyak investor. Basu meneliti kinerja portofolio
yang dibentuk berdasarkan rasio harga terhadap laba (price earning (P/E) ratio)
selama periode April 1957 sampai dengan Maret 1971. Pada awal tiap bulan, dia
meranking saham-saham berdasarkan rasio P/Enya. Sebanyak 20% saham dengan rasio
P/E tertinggi dikelompokkan pada grup A, 20% berikutnya pada grup B, dan
seterusnya sampai grup E dengan rasio P/E terendah. Portofolio dibentuk kembali
dengan cara sejenis pada awal tiap tahun. Selanjutnya kinerja tiap portofolio
dievaluasi selama periode waktu penelitian.
Prediksi return jangka panjang dengan
menggunakan karakteristik perusahaan dan pasar. Return obligasi dan saham dalam jangka panjang
cenderung dapat diprediksi dengan menggunakan data yang berhubungan dengan
tingkat return pasar dan struktur tingkat suku bunga. Proporsi return jangka
panjang yang dapat dijelaskan data-data tersebut terlihat relatif tinggi. Fama
dan French (1988) menemukan bahwa 25% return selama dua sampai empat tahun
dapat dijelaskna dengan menggunakan data karakteristik pasar.
1. Studi Peristiwa ( Event Study
)
Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman
informasi terhadap harga sekuritas. Penelitian event studies umumnya
berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat
tercermin pada harga saham.
1.1.
Metodologi
Studi Peristiwa
1.1.1.
Mengumpulkan
sampel.
Berupa perusahan-perusahaan yang mempunyai pengumuman yang mengejutkan pasar (event). Peubahan harga dapat terjadi jika ada event
yang mengejutkan pasar, misalnya, adanya pengumuman perusahaan yang akan
melakukan merger, stock splits, penerbitan saham baru atau pengumuman
mengenai earning perusahaan. Tetapi, hal penting yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan earning sebagai event adalah kita perlu
menentukan bahwa informasi earning tersebut harus bersifat mengejutkan
pasar.Pengumuman earning yang mengejutkan terjadi bila earning
tersbut besarnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
1.1.2.
Mengidentifikasi hari pengumuman atau event.
1.1.3.
Menentukan
periode analisis.
Periode
analisis dibagi menjadi dua yaitu:
1.
periode estimasi untuk menghitung return yang diharapkan E(Ri)
2.
periode pengamatan (jendela) untuk menghitung return aktual dan return
tak normal.
Periode
estimasi biasanya berkisar 30 hingga 100 hari sebelum periode pengamatan.
Periode pengamatan biasanya dihitung dalam hari. Jika penelitian menggunakan
periode pengamatan 21 hari sekitar pengumuman, maka 10 hari sebelum pengumuman
ditandai dengan hari ke -10,-9,-8,...,-1. Hari ke-0 mencerminkan hari
pengumuman peristiwa. Sedangkan hari setelah pengumuman akan ditandai dengan
hari ke +1, +2, +3,..., +10.
1.1.4.
Menghitung return
aktual masing-masing sampel setiap hari selama periode pengamatan.
1.1.5.
Menghitung return
tak normal.
Dihitung dengan mengurangi return
aktual yang sebenarnya terjadi dengan return yang diharapkan. Beberapa
penelitian menggunakan model equilibrium market untuk menghitung return
harapan, sedangkan beberapa penelitian lainnya biasanya menggunakan indeks
pasar:
Return Abnormal = ARit = Rit –
E(Rit)
1.1.6.
Menghitung
rata-rata return tak normal semua sampel setiap hari.
Dari data
yang diperoleh, kita dapat menggambarkan adanya pengaruh event tehadap
perubahan harga selama periode pengamatan yang ditentukan.
1.1.7.
Terkadang
return tak normal harian tersebut digabungkan untuk menghitung return tak
normal kumulatif selama periode tertentu.
Misalnya
dihitung return tak normal kumulatif selama 15 hari sebelum pengumuman,
kemudian dibandingkan dengan return tak normal kumulatif 15 hari sesudah
pengumuman.
1.1.8.
Menghitung
return aktual masing-masing sampel setiap hari selama periode pengamatan.
Data yang
diperoleh kemudian diolah menjadi informasi dan disimpulkan untuk mengetahui
dampak pengumuman terhadap perubahan harga yang terjadi.
2. Pengujian Private Information
Pengujian private
information meliputi pengujian apakah pihak insider perusahaan dan
kelompok investor tertentu yang dianggap mempunyai akses informasi lebih baik,
dapat memperoleh return tak normal dibandingkan dengan return
pasar umumnya.
Pihak-pihak yang disebut insider adalah
direktur, manajer, karyawan atau pemegang saham yang dianggap bisa mendapatkan
informasi yang sesungguhnya mengenai perusahaan yang tidak dapat dilakukan oleh
pihak lainnya.Pihak insider ini bisa memperoleh informasi sebelum informasi
tersebut dipublikasikan. Dengan demikian, mereka akan dapat memanfaatkan
kemudahan akses informasi tersbut untuk memperoleh return tak normal.
Pihak insider umumnya diharuskan melaporkan
kegiatan perdagangannya kepada suatu komisi yang bertindak sebagai pengawas
bursa.
3. Implikasi Pasar Modal Efisien
Belum semua kaum praktisi pasar modal bisa menerima
konsep mengenai pasar yang efisien ini.Sebagian investor percaya bahwa pasar
inefisien, sehingga mereka bisa memanfaatkan inefisiensi pasar tersebut untuk
mendapatkan return tak normal.Meskipun demikian, di sisi lain, banyak kalangan
akademisi yang percaya bahwa pasar efisien pada tingkat tertentu itu ada.
Investor yang percaya bahwa pasar dalam kondisi
yang tidak efisien akan menerapkan strategi perdagangan aktif. Investor
tersebut secara aktif melakukan perdagangan di pasar agar bisa mendapatkan
return yang lebih besar dibandingkan dengan return pasar. Untuk itu mereka akan
melakukan analisis-analisis baik analisis teknis maupun analisis fundamental.
Investor yang percaya mengenai adanya pola tertentu dalam pergerakan harga yang
dapat digunakan untuk memperoleh return akan melakukan analisis teknikal untuk
menentukan nilai intrinsik dari suatu sekuritas. Mereka akan berusaha mencari
saham-saham yang tidak mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya, kemudian
akan melakukan penjualan atau pembelian saham tersebut untuk memperoleh return
tak normal yang melebihi return pasar. Sedangkan bagi investor yang percaya
pasar dalam kondisi efisien akan cenderung menerapkan strategi perdagangan
pasif, dengan membentuk portofolio yang bisa mereplikasi indeks pasar. Investor
seperti ini percaya bahwa tidak ada satu investor pun yang dapat memperoleh
return yang lebih besar dari return pasar.
Implikasi hipotesis pasar efisien terhadap investor
yang berinvestasi di pasar modal bisa juga dilihat dari implikasinya terhadap
investor yang menerapkan analisis teknikal maupun analisis fundamental dalam
penilaian dan pemilihan saham.Bagi investor yang menerapkan analisis teknikal,
mereka pada dasarnya percaya bahwa pergerakan harga saham di masa datang bisa
diprediksi dari data pergerakan harga saham di masa lampau. Dengan demikian,
investor yang menerapkan analisis teknikal akan bergantung pada informasi masa
lalu (historis) tentang data harga dan volume perdagangan saham, untuk
memperkirakan harga saham di masa datang. Dalam situasi seperti ini, jika
hipotesis pasar efisien dalam bentuk lemah benar, maka tindakan investor yang
melakukan analisis teknikal sudah tidak akan memberi nilai tambah lagi bagi
investor, karena harga pasar saham yang terjadi sudah mencerminkan semua
informasi pergerakan harga dan volume saham historis.
Sedangkan implikasi hipotesis pasar efisien
terhadap investor yang melakukan analisis fundamental adalah sebagai berikut.
Analisis fundamental merupakan analisis saham yang dilakukan dengan
mengestimasi nilai intrinsik saham berdasar informasi fundamental yang telah
dipublikasikan perusahaan (seperti
laporan keuangan, perubahan dividen dan lainnya) untuk menentukan keputusan
menjual atau membeli saham. Dalam situasi seperti ini, jika hipotesis pasar
efisien dalam bentuk setengah kuat adalah benar, dimana semua informasi
fundamental yang dipublikasikan perusahaan sudah tercermin dalam harga pasar,
maka tindakan investor yang melakukan analisis fundamental untuk memperoleh tak
normal return juga sudah tidak bermanfaat lagi.
No comments:
Post a Comment